Happy reading❤
___
Bangtans sedang berada di atas panggung. Ya, sedang melaksanakan konser. Ketujuh pria itu tengah menari dan menyanyi setelah urusan pakaiannya yang sempat bermasalah. Bagian bahu kemeja Seokjin mendadak sobek, dan kesalahannya terjadi karena salah seorang staf yang salah memberikannya ukuran baju. Sudah tahu bahu Seokjin lebar.
Sedangkan Hyuna juga sudah merekam kegiatan mereka yang tengah bersiap tadi. Saat Bangtans tengah berhias hingga menuju naik ke atas panggung. Hyuna tak sendiri. Ada satu staf pria yang menemani.
Dikala Bangtans dan beberapa penggemar tengah menyoraki mereka, Hyuna malah berdiam sambil menyandarkan punggung di tembok. Melipat kedua tangan di dada sembari menatap staf pria itu. Matanya menatap tajam bagai pisau ingin membelah dua semangka. Tadi, si staf menatapnya aneh, sulit diartikan oleh Hyuna yang otaknya kadang bekerja kadang tidak. Jika ingin bertanya bertanya saja! Apa susahnya, sih? Hyuna kan bukan cenayang--batinnya. Demi buah apel yang jatuh Hyuna tidak suka cara staf itu menatapnya. Ada perasaan yang mengganjal di benaknya. Apalagi Hyuna mendadak peka dengan sekitar akhir ini.
Menghela napas kelewat berat, Hyuna membuka mulut--hendak berbasa-basi dengan staf pria itu sebelum memalai inti pembicaraan--Hyuna merasakam getar pada saku celananya.
Dengan geram yang tertahan segera merogoh saku, mendecih lalu menempelkan plasma pintar itu di telinga. Rungunya mendengar suara di seberang sana, "Kau di mana?"
"Di hutan," Hyuna menghela napas--berusaha sabar, "Tentu saja di backstage! Apa kau tidak punya kesibukan lain selain menelponku?" cercanya.
Mendengar suara kekehan Min Hyuk di seberang sana, belum sempat Hyuna menegur pria itu kembali berujar, "Aku hanya memastikan agar kau tidak lari. Kau tahu kau itu benar-benar merepotkan. Sadar akan hal itu?"
"Tentu, dan aku suka dengan diriku yang merepotkan. Apalagi merepotkan orang yang tidak kusuka," Hyuna menyengir. Mana mungkin Hyuna lari saat dia membutuhkan Min Hyuk saat ini. Membutuhkan dalam maksud lain.
"Tidak sadar kalau dirimu itu licik?"
Licik, ya? Apa aku memang seperti itu? Tetapi sepertinya tidak. Bahkan, jika dilihat lebih jelas, Hyuna yang selalu menjadi korban. Gelar licik tidak pantas diberikan padanya. Mungkin hanga untuk beberapa saat otak Hyuna bekerja dan menjadi cerdas sesaat hingga orang melihatnya sebagai sesuatu yang licik. Mungkin alergi ikannya baru memberi dampak negatif sekarang.
"Aku tidak--"
Ucapannya terhenti saat melihat Bangtans turun dengan letih dan baju yang basah. Hyuna mengakhiri panggilan sepihak. Melihat dari jarak yang tidak terlalu jauh. Basah karena keringat hingga menerawang. Hyuna menegak salivanya. Ini pemandangan pertamanya melihat betapa kerasnya usaha Bangtans di atas sana. Bukan berarti Hyuna tidak tahu seberapa kerasnya usaha Bangtans, hanya saja ini kali pertamanya melihat mereka begitu lelah secara langsung. Bahkan konser belum selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
B.U (Be You )✓
FanfictionHan Hyuna diharuskan mencari pekerjaan setelah kuliah. Demi sang ibu yang merupakan keluarganya seorang, juga untuk melunaskan hutang ayahnya. Sayangnya, Hyuna menghadapi perasaan baru saat bekerja di agensi yang menaungi Jungkook. Membuatnya bingun...