•22•

2.5K 389 154
                                    

Thanks guys untuk 6k readers dan juga 2k vote🎉

Happy Reading ^_^

***

Seorang pria berjalan ke arah ruangan yang penuh guci-guci. Pria itu berjalan ke arah guci yang selalu ia kunjungi. Ia menaruh bunga di depan foto gadis yang tersenyum ke arahnya.

“Annyeong... Hara -ya, bagaimana kabarmu? Aku harap kau baik-baik disana. Sudah 3 tahun kau meninggalkanku...”

Pria itu tersenyum miris dengan masih menatap foto gadis yang cintai. “Aku belum sempat menyatakan perasaanku padamu... Aku juga ingin mempunyai gadis yang selalu tersenyum dan juga penyayang. Itu kau, Hara -ya. Yang ku maksud adalah dirimu. Tapi karena kau dibutakan oleh pria yang tak punya hati itu, dirimu tak paham lagi dengan perasaanku” Lanjutnya.

Pria itu menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Ia tidak mau menangis didepan abu gadis yang dicintainya.

“Renjun -ah

Panggil seseorang. Renjun merasa terpanggil, ia menoleh ke belakang siapa yang memanggilnya?

Saat tahu siapa yang memanggil, dirinya berdecak tak suka. “Ck... Ngapain kau ada disini?”

Pria yang tadi memanggil Renjun mendekati Renjun dan menepuk bahunya. Renjun tak suka di tepuk, ia menepis tangan pria itu.

“Jangan pegang-pegang! Kau yang udah bikin Hara mati! Kau membuat dirinya menderita selama ini, Na Jaemin” Marah Renjun.

“Cukup Renjun -ah, aku nggak mau kita bertengkar didepan Hara” Ucap Jaemin. Ia nggak mau gadis yang mencintainya tau hubungannya dengan Renjun tak begitu baik.

“Ck... Bilang aja kau pengecut” Renjun menatap foto Hara sebentar lalu ia pergi meninggalkan tempat penyimpanan abu. Jaemin hanya menatap tubuh Renjun dengan tatapan sendu.

Persahabatannya dengan Renjun hancur. Ia tak tahu harus bagaimana lagi, sudah beribu cara ia lakukan untuk membuat persahabatannya kembali.

•••

“Eomma~ Appa~”

Teriak seorang gadis yang tengah berlari dengan membawa satu keranjang buah-buahan.

Wanita paruh baya dan juga pria paruh baya hanya tersenyum melihat kelakuan putri mereka itu.

“Eomma, Appa akhirnya aku mendapat satu keranjang buah ini” Ujarnya saat ia sudah didepan orang tuanya.

Wanita paruh baya mengelus kepala putrinya. “Apa kau tidak lelah mengangkat buah ini, (Y/n) -ah

“Tidak ada kata lelah di kamusku Eomma. Aku senang kok membantu Eomma dan Appa” Ucap (Y/n) dengan bahagia.

“Gamsahamnida kamu sudah mau menjadi bagian dari keluarga Han” Ucap pria paruh baya dengan mengelus pipi chubby putri angkatnya itu.

“Appa jangan berterima kasih, seharusnya aku yang berterima kasih karena mau menjadi keluarga (Y/n). Eomma Hwang tidak menyanyangi ku sejak Appa Hwang meninggalkan aku untuk selama-lamanya. Aku bersyukur karena dipertemukan oleh Appa dan Eomma Han, karena kalian aku merasakan kasih sayang berlimpah” Jelasnya dengan air mata yang mengalir di pipi chubby nya.

Nyonya Han yang melihat air mata sangat putri, ia mengusapnya dengan segera. “Kami akan selalu menyayangimu seperti anak kami sendiri. Sekarang kau anak kami, anak Tuan dan Nyonya Han. Walaupun kamu anak angkat kami, kami akan tetap menganggap kamu seperti putri kami sendiri”

(Y/n) langsung memeluk wanita paruh baya itu. Bukan karena penjelasan Nyonya Han tapi entah mengapa ia merasakan sosok Eomma yang selama ini ia rindukan.

Entah mengapa Nyonya Han merasakan kalau anaknya yang ia hilang ada didekatnya. Tapi ia tak bisa memastikan kalau (Y/n) anak kandungnya.

Tuan Han hanya memperhatikan wanita yang ia sayangi memeluk (Y/n) seperti memeluk putri merasa sendiri. Tuan Han merasa ada ikatan batin antara dirinya dan (Y/n) saat bertemu di stasiun busan.

Ia pikir gadis yang temui itu putrinya tapi ternyata tidak karena gadis itu menyandang marga  Hwang bukan Han

▫▫▫

5 bulan kemudian

Hari ini, entah kenapa begitu lama? Pria yang tengah menatap bangunan-bangunan itu berharap agar waktu bisa begitu cepat.

Knock! Knock! Knock!

Ceklek!

Suara pintu terbuka menampilkan pria berhoodie orange dan tak lupa topi berwarna putih yang menutupi wajahnya.

“Apa kau sudah menghubungi (Y/n), Haechan” Tanya pria berhoodie orange. Pria yang tadi menatap bangunan-bangunan mengalihkan pandangan ke arah pria berhoodie orange.

“Aku tak bisa menghubunginya Renjun -ah. Nomornya sudah tidak aktif lagi. Hah... Aku harus mencarinya kemana lagi, detektif handal pun juga tak bisa mencarinya. Sudah 5 bulan, ia pergi meninggalkanku” Ujar Haechan dengan rasa putus asanya.

Renjun mendekati Haechan, dan menepuk bahu Haechan. “Aku tahu perasaanmu tapi kau tidak memaksa dia untuk cepat kembali. Ia pasti akan segera kembali dan menjawab perasaanmu”

“Aku tak mau jawabannya, aku hanya mau dirinya berada disisiku” Sendunya. Ia putus asa karena tidak menemukan dimana keberadaan gadis itu.

Mian aku tidak bisa memberitahumu sekarang karena (Y/n) begitu bahagia tinggal disana. Aku sudah berjanji padanya untuk tidak memberitahumu’ batin Renjun


Tbc.

Wohoooo..
Mian sedikit 😭
Pikiran aku lagi buntu nihh

Btw, ada yang mau mampir di cerita pengganti Love Me Now?

Kalau suka silakan kalau ngga ya sudah aku ngga memaksa kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau suka silakan kalau ngga ya sudah aku ngga memaksa kalian.
Bantu aku dengan cara kasih vote dan comment ya

See you 😚

Lopyu 💕

𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑴𝒆 𝑵𝒐𝒘 | 𝑯𝒂𝒆𝒄𝒉𝒂𝒏 × 𝒀𝒐𝒖 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang