5

72 6 0
                                    

Laura yang mendengarkan suara seperti pecahan piring dari arah dapur,membuatnya kini panik dan pergi ke dapur tersebut untuk melihat apa yang terjadi disana.Apalagi ibunya yang mungkin tengah menyuci piring.

"Ibu".ujar Laura dan Revil kompak dengan nada khawatir.

"bu,ibu nggak apa-apa kan?"tanya Laura sambil melihat ibunya yang memegang serpihan akibat pecahan piring dilantai.

"Eh Laura,kamu kenapa kesini nak.Ada pecahan piring dimana-mana,nanti kau terluka.Biar ibu saja yang menangani ini,kamu main diluar saja dengan Revil".ujar Rose sambil melanjutkan mengambil pecahan tersebut dan mengumpulkannya ditangan.

"Tidak bu, biar aku bantu.Sebentar aku ambil sapu untuk mengurangi pecahannya".ujar Laura yang pergi kearah toilet mungkin saja disana ada sapu lantai.

"Hmm sapunya dimana ya?Masa orang kaya sama sekali tidak mempunyai sapu rumahan".monolog Laura sembari celingak celinguk mencari sapu yang kini berada di toilet dekat dapur.

"Haa ini dia,dapat juga akhirnya.Wah sapunya ucul,ada gambar panda,beruang ama grizzly.Sapunya kayak film kartun kesukaan aku.Oh ya aku lupa,ibu".ujar Laura sambil melangkahkan kakinya keluar dari arah toilet dan pergi kearah tempat ibunya berada tadi.

"Sebentar bu, aku sapu".

"Hati-hati nak, nantinya kakimu kena pecahan piring".ujar Rose

"Tenang aja bu,Laura tidak akan terluka jika ibu dan Revil nantinya baik-baik saja.Laura terluka jika ibu jauh dari kami".ujar Laura sambil melanjutkan kembali kegiatan menyapu lantai sekaligus membantu ibunya dan Rose hanya bisa tersenyum karena putrinya ini benar-benar membuatnya lega dan tidak ada terjadi apapun.Seharusnya Laura harus mendapatkan kebahagiaan seperti anak lainnya yang kesekolah diantar oleh kedua orangtuanya,bukan dengan cara menjadi anak pembantu sepertinya.

"APA-APAAN INI HAH?Apa kalian berbuat sesuatu dibelakang saya.Kenapa ada benda yang jatuh sehingga bunyinya nyaring hingga ke lantai atas?".Teriak Helena dengan melipat kedua tangannya didada.

"Maafkan saya nyonya,tadi saat saya menyuci piring,piringnya jatuh ke lantai.Karena saya tidak hati-hati menyuci nya".

"YA AMPUN...Dengar siapa namamu ck, ha Rose.Dengar,sehari ini saja kau sudah menjatuhkan piring mahal saya.Besok apalagi hah?Semuanya rumah ini kamu hancurin lagi hah?Dasar anak sama ibu sama aja ngk becus".Ujar Helena dengan lantangnya karena piringnya miliknya sudah pecah ulah pembantu suruhan suaminya itu.

"Tante,apakah tante mempunyai sedikit perasaan saja terhadap kami?.Kenapa tante berbicara buruk tentang kami?Kami memang salah bukan berati tidak bisa menjaga rumah sebesar ini.Kami mungkin hanya pembantu tapi kami mempunyai hati.Apakah setiap saat tante mengasah hati tante untuk bersimpati pada orang yang kurang mampu?Tante berbeda sekali dengan bang Arion dan suami tante itu".ucap Laura dengan matanya yang sedikit berkaca-kaca akibat perkataan Helena yang sedikit menusuk dihatinya untuk ibunya itu.

Rose hanya bisa terdiam,Laura lah yang membuat majikannya itu memutar bola matanya sambil mendengar perkataan dari putrinya.

"Ck,Laura Laura.Kamu masih kecil,jadi jangan menasihatiku dengan bicaramu yang sangat manis itu.Percuma sayang,aku tidak akan mengiyakannya. Dengar Rose,kau telah merusak piringku jadi,gajimu untuk bulan ini ku potong 25% okey.Awalnya saya telah menyiapkan gajimu dengan lumayan ya bisa dibilang banyak.Tapi,karena peristiwa ini mau gimana lagi,gajimu dikurang".ujar Helena dengan nada meledek.

"Baiklah nyonya,saya hanya pembantu dan kurang berhati-hati atas kejadian tadi.Terserah nyonya untuk memotong gaji saya sebanyak itu.Saya hanya ingin minta maaf pada nyonya, dan saya harap nyonya memaafkan saya dengan ikhlas.Bukan dengan cara uang".lirih Rose dengn nadanya bicaranya lemah pada Helena,karena ia sangat bersalah dan benar apa kata majikannya itu.Baru saja ia bekerja,sudah merusak sesuatu  dirumah orang yang megah ini.

FRIENDSHIP N LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang