2. Si Cece

508 87 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Yena mengerjap tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang, si Ayah emang niat banget pindah rumah. Mentang-mentang sekarang keluarganya nambah orang, beli rumahnya yang mewah langsung tiga tingkat. Beda banget sama rumah yang di Bandung yang cuma dua tingkat tapi terlihat sumpeknya.

"Gimana? Bakal betah kan?" ceplos si Ayah tiba-tiba sambil melewati Yena dan masuk ke dalam rumah, Yena yang masih melongo cuma ngangguk-ngangguk aja.

Ini bukan betah lagi si Yena, gak bakal ikhlas tenaganya diabisin buat keluar rumah.

Yena baru aja mau melangkah untuk masuk ke rumah, tapi tiba-tiba seseorang menubruknya dari belakang membuat Yena hampir aja terjatuh. Cewek bebek itu berdecak lalu menoleh, seorang cewek berambut pendek pirang lagi bawa dua dus sampai pandangannya terhalangi.

Pantes aja sampai nabrak Yena.

Cewek bebek itu menghela nafasnya menyusul si cewek berambut pendek itu lalu mengambil satu dusnya yang diatas, pergerakan Yena itu jelas membuat si cewek berambut pendek itu menoleh kaget pada Yena.

"Siapa lo? Maling??" kata si cewek berambut pendek itu agak menjauhkan tubuhnya dari Yena tapi tetap jalan masuk ke halaman rumah beriringan dengan Yena.

Yena berdecih, "Ngapain gue malingin rumah gue sendiri?" ketus Yena membuat si cewek berambut pendek itu memasang ekspresi kagetnya.

"Lo anaknya Om Jae?" tanya si rambut pendek agak kaget.

Yena juga memasang wajah kagetnya menyadari sesuatu, "Oh jadi lo anaknya Tante Doya?"

Yena dengan si cewek berambut pendek itu mengangguk-ngangguk mengerti, kemudian saling diam dan masuk ke dalam rumah.

Lagi-lagi Yena memandang takjup rumah barunya, luas banget. Tapi cewek bebek itu berusaha menguasai ekspresinya agar terlihat cool depan saudara barunya itu.

"Mau disimpen dimana?" tanya Yena membuat cewek berambut pendek itu menoleh lagi, lalu menunjuk sofa dengan dagunya. "Sono aja ya?"

Si cewek berambut pendek itu mengangguk setuju lalu mereka berdua menuju sofa dan menyimpan kedua dusnya di lantai, setelah itu Yena dengan si cewek berambut pendek itu duduk di sofa.

"Lo kelas berapa?" tanya Yena tiba-tiba membuat si cewek berambut pendek itu menoleh.

"Baru kelas sepuluh, lo?" jawab si cewek itu lalu bertanya pada Yena.

"Sebelas," jawab Yena singkat, si cewek berambut pendek itu melebarkan matanya.

"Hm.. Kak?" gumam si cewek berambut pendek itu mencoba memanggil Yena.

"Yena aja nggak papa," ucap Yena tersenyum ramah membuat si cewek berambut pendek itu ikut tersenyum.

Udah dibilang kan? Yena itu ramah gais.

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang