11. Teguran

446 92 26
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"YENA!!" teriak Rothy berlarian menghampiri Yena yang sedang mengobrol dengan dua cowok di pinggir jalan tempat start-finish, lampu ungu kerlap-kerlip motor hitam Yena membuat Rothy dan Changbin mengetahui dimana cewek bebek itu berada.

"Lo yakin? Cewek kayak lo bisa gitu ngalahin kita? Berani taruhan apa lo?" pertanyaan remeh dari seorang cowok kurus berambut biru terang yang tak yakin melihat Yena dari ujung kepala sampai kaki abis gitu ke atas lagi, kalo gak salah kata Yuri namanya Jinyoung. Dan yang satunya lagi yang gak kurus-kurus banget berambut hitam biasa, Dino.

"Gak, dia nggak bisa ngalahin lo!" bukan Yena yang jawab, tapi Changbin yang kini datang di tengah-tengah Yena menghadap Jinyoung sama Dino. Yena tertawa kecil sambil mendelik dengan tingkah Changbin yang datang tiba-tiba.

"Nggak usah ngacau ya lo!" kesal Yena mendorong Changbin ke pinggir sampai hampir menabrak Rothy yang baru datang, "Gue bisa ngalahin siapapun, lo berdua terlalu kecil buat gue!" ketus Yena menatap tajam Jinyoung dengan Dino bergantian.

Dino tertawa remeh, "Taruhan apa?"

"Gue gak minta apa-apa sama lo berdua," ucap Yena membuat Jinyoung dan Dino menaikan sebelah alisnya, "Tapi gue bakal kasih dir-

"Gak! Apa sih, Yena?!" sentak Rothy menarik tangan Yena agar mundur tapi yang ada Yena menepis tangan cewek berwajah bulat itu.

Cewek bebek itu berdecak, "Gue kasih diri gue buat lo berdua malam ini, serah mau di apain!" ketus Yena membuat Jinyoung dan Dino melebarkan matanya, gila cuma gara-gara motor matic doang Yena sampai rela ngorbanin tubuhnya sendiri.

Jinyoung dan Dino saling melempar pandang, mereka antara mau nggak mau nerima taruhan Yena. Masalahnya kalo ditolak, tawaran Yena tuh menggiurkan.

"Oke," ucap Dino memutuskan lalu berjalan pergi ke motornya disusul Jinyoung, Yena juga pergi menghampiri Juhe yang udah nungguin dari tadi.

Tapi dengan cepat Changbin segera menarik tangan Yena membuat cewek itu mau nggak mau berbalik pada Changbin, mereka saling melempar tatapan tajam mereka.

"Gak, Yena! Bisa gak sih nurut?!" sinis Changbin mengencangkan cengkraman tangannya menahan Yena agar gak pergi ke garis start.

"Kalo lo disuruh milih satu diantara harus mempertahankan Mommy lo atau tubuh lo, mana yang akan lebih lo jagain?" tanya Yena dengan lirih, matanya memerah dan mulai berkaca-kaca membuat Changbin tersentak, cowok itu diam tak menjawab. "Asal lo tau, Bin. Jeha bukan hanya sembarang motor buat gue, dia adalah barang satu-satunya yang Bunda beliin terakhir kali buat gue. Kalo Jeha terluka, Bunda juga akan terluka, dan gue benci sama orang yang udah buat Bunda terluka." lirih Yena sambil mulai menangis.

"Tapi bukan gini caranya, Yena." ucap Changbin dengan suara yang mulai merendah, dia jadi gak tega ngeliat Yena nangis gini.

Yena tersenyum tipis, "Tunggu disini, berdoa semoga gue menang, oke?" katanya mengusap tangan Changbin dengan tangan satunya, "Gue janji, pertama yang gue peluk elo." lanjutnya sambil melepaskan tangannya dari cengkraman Changbin lalu menepuk-nepuk kecil kepala Changbin dua kali dan setelah itu berlari ke motornya.

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang