32. Ratu Terancam

411 90 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Hai, Woojin." sapa Yena melambai pada Woojin yang kebetulan mau ke rumah Jihoon, cowok gingsul itu ternganga melihat kehadiran Yena yang cukup malam  berada di rumah Jihoon, mana girang banget kayaknya.

Buru-buru Woojin menghampiri Yena dan menarik tangannya keluar pagar rumah Jihoon, cewek bebek itu yang gak tau-menahu diam aja sambil agak bingung.

"Elu ngapain kesini bego? Mau ngajak tawuran Maminya Jihoon?" ucap Woojin agak panik sambil sesekali ngintip ke rumah Jihoon, siapa tau Mami Park keluar rumah kan bahaya.

Yena mendelik, seburuk itu ya, Yena? Sampai mau silahturahmi sama Mami mertua aja dituduh yang enggak-enggak.

"He, cicak goreng! Enak banget kalo ngomong, aku kan mau minta restu, besok kan pernikahan aku sama Mas Jihoon." jawab Yena asal sambil senyum-senyum bahagia, Woojin gak kuat liatnya langsung meragakan sok-sok muntah karena jijik denger Yena terlalu kepedean.

"Idih, halu lo kejauhan! Gak jodoh lu sama Jihoon, mampus!" ucap Woojin yang langsung dipukul kepalanya sama Yena, cowok gingsul itu hanya meringis sakit.

"Amin gitu, doain yang bener!" ketus Yena emosi.

Woojin berdecak, lalu tiba-tiba ingat sesuatu dan menatap Yena dengan ragu.

"Ada kabar buruk, Yen." ucap Woojin dengan wajah yang serius, Yena mengernyit dan diam menunggu kelanjutan ucapan Woojin. "Ini soal Zikran." lanjut Woojin benar-benar serius.

"Apaan?" tanya Yena jadi ikutan serius.

Baru aja Woojin ingin memberitahukan informasi penting soal Zikran, ujung matanya menangkap Jihoon yang keluar dari rumah dengan kaus hitamnya.

Cowok gingsul itu berdecak sebal, "Sekarang mau kemana?" tanya Woojin.

"Balik lah," jawab Yena singkat.

"Sampe rumah siap-siap, gue jemput lo ke rumah, kita ke sirkuit. Nanti gue bawa mobil, pokoknya lo jangan bawa motor." ucap Woojin agak berbisik karena melihat Jihoon yang berjalan mendekati mereka.

"Oke."

"Dipanggil Abang?" tanya Jihoon pada Woojin saat cowok itu sampai bergabung bersama Woojin dan Yena.

"Iya, gua ke dalem ya." pamit Woojin lalu berjalan masuk ke rumah Jihoon dengan santai.

Setelah memastikan Woojin benar-benar masuk ke rumah, mata Jihoon menajam menatap Yena.

"Woojin bilang apa sama lo?" tanya Jihoon datar, Yena mengangkat bahunya polos.

"Nanya aja, kok bisa gue disini? Dimarahin Mami lo gak? Gitu-gitu lah, emangnya kenapa?" ucap Yena sedikit berbohong.

"Ya siapa tau lo ada main belakang sama temen gue," tuduh Jihoon lalu jalan ke mobil hitam punya Masnya, disusul Yena di belakang dengan malas.

"Iya sih, pengennya gitu, Woojin ganteng bikin gemes. Apalagi gingsulnya, minta di sentuh sama lidah." canda Yena yang menggoda Jihoon.

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang