4. The Queen

465 93 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Guru pelajaran udah keluar dari kelas, otomatis sekolah juga telah usai. Waktunya jadi Yena yang culun udah selesai, cewek bebek itu buru-buru beresin alat tulisnya untuk menemui Chaewon. Mau murka.

Tapi pas Yena mau berdiri tiba-tiba meja dia di gebrak gitu aja membuat Yena dan cowok sebangkunya--yang masih belum Yena kenal-- itu kaget bersamaan, Yena mendelik pada orang yang menggebrak mejanya. Lagi, Yena lihat sekitar kelasnya lagi pada ngeliatin ke arah bangku Yena karena gebrakan tersebut.

Yang ngegebrak meja Yena masih orang yang sama waktu di pelajaran pertama menyiram Yena pake sirop, cewek gila memang.

Yena berdiri menatap cewek itu dengan tajam membuat satu kelas kaget dibuat Yena, cewek culun yang mereka tau jadi tiba-tiba gelap auranya, sama kayak kulitnya wkwk.

Cewek yang didepan Yena tertawa kecil "Berani ya lo ngeliatin gue kaya gitu?" sinis si cewek itu.

Tanpa di duga semua murid kelas, Yena tiba-tiba tertawa kecil seolah meremehkan si cewek yang di depannya.

"Kalo gak ada yang penting, mending lo minggir dikit, gue mau lewat." ketus Yena membuat siapapun tak menyangka si cewek buluq ini melawan.

"Songong ya lo, anak baru? Tau gak sih? Lo tuh udah malu-maluin kelas kita karena dipermalukan di kantin sama gengannya Kak Yein!" sentak cewek itu yang malah ditanggapi ketawa Yena lagi.

"Loh? Yang dipermalukan kan gue? Kenapa jadi kelas yang malu? Lagian, kenapa sih sama si-- siapa tadi namanya? Yain? Yeni? Yuli?" Yena melangkah mendekat pada si cewek itu, bibirnya yang tersenyum sebelumnya kini langsung datar, "Gue gak takut sama dia." ucap Yena pelan terdengar tajam.

Satu kelas jadi merasa tegang, Yena nggak tau aja sekarang lagi berhadapan sama si Sian, si ketua geng pembullyan cewek dari kelas sebelas. Tapi kan mereka juga secara gak langsung nggak tau siapa si Yena sebenarnya, si Ratu brem-brem yang gak kalah kejam kalo membully orang.

"Oh my god, lihat siapa yang bicara?" ledek Sian dengan wajah yang agak menunduk menatap Yena yang agak lebih pendek dari Sian, "Kentang kayak lo gak usah sok berani kalo ujungnya juga disiram dikit langsung lari, sadar diri dong!" sentak Sian lagi tepat depan wajah Yena membuat cewek bebek itu memejamkan matanya.

Yena menghela nafasnya lalu kembali membuka mata dan menatap tajam Sian "Kentang?" sarkas Yena kini melangkah lagi mendekat pada Sian, Sian yang terkejut dengan Yena yang tiba-tiba mendekat reflek mundur. Gila memang, aura Yena langsung tiba-tiba nyeremin banget.

"Gue gak ngusik lo ya dari awal gue masuk kelas ini, dan gue gak suka di usik. Lo siram gue tadi tiba-tiba, terus sekarang labrak gue dengan alasan konyol. Lo pikir gue bakal terima? Apa lo pikir gue bakal diem aja?" sinis Yena dengan senyum tipisnya yang mengisyaratkan ancaman di mata Sian sekarang, "Wait for tomorrow, Honey." ucap cewek bebek itu dengan nada manisnya juga senyum terbaiknya.

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang