27. Mami dan Papi

441 87 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Larut banget pulangnya."

Jihoon menghela nafasnya, kakinya terus melangkah menuju tangga tak memperdulikan teguran Maminya barusan.

"Siapa namanya?" tanya Mami bersuara lagi, Jihoon kini menghentikan langkahnya, mau gak mau berbalik pada Maminya yang ada di sofa menatap tajam padanya. "Perempuan itu udah keliatan gak benernya, Jihoon. Mami lihat dari postingan instagram kamu, rambutnya aja di warna-warnain. Lama-lama kamu ikutin gaya dia juga terus peringkat sekolah kamu malah turun, masih untung Mami sabar banget kamu cuma peringkat ke dua umum di sekolah, kejar dan rebut posisi Kim Minju, bukannya pacaran!" omel Mami Park terdengar sekali sedang marah.

"Mami jangan salahin cewek aku, aku terus belajar, aku masih usaha." ucap Jihoon dengan nada lelahnya.

"Mami capek tau gak! Dari dulu, Abang kamu sama kayak gini, Mas kamu juga kayak gini, sekarang kamu juga ngikutin jejak mereka. Mami mau kamu jadi kesempatan terakhir buat gantiin Mami di kantor nanti, jangan kayak kakak-kakak kamu yang malah jadi dokter sekarang. Perempuan bisa dicari nanti saat sudah waktunya kamu mau menikah, sekarang fokus belajar aja dan turutin keinginan Mami, susah?" omel Mami lagi kembali menyinggung masalah pekerjaannya dan ingin Jihoon mengikuti jejaknya.

"Aku juga capek, Mi. Aku bukan robot Mami yang harus diperalat terus, aku juga pengen ngerasain yang namanya pacaran. Lagian jadi CEO juga gak harus rank umum kesatu sekolah, apa salahnya aku rank kedua? Itu cukup tinggi buat aku." ucap Jihoon mulai agak kesal, Mami Park tertawa remeh.

"Lihat sendiri hasilnya, baru awal-awal pacaran aja kamu udah bisa lawan Mami, gimana ke depannya? Perempuan itu udah hasut kamu sampai mana aja?" kata Mami membuat Jihoon menatapnya tak percaya.

"Aku bilang, jangan salahin cewek aku. Dia sama sekali gak hasut aku, dia cuma bantu aku buat istirahat, Mi." kesal Jihoon.

"Kamu belain perempuan beranta-

"Dia bukan cewek berantakan, Mami!" ketus Jihoon memotong ucapan Maminya dengan wajah frustasinya, Mami Park tertawa remeh lagi.

"Berani potong ucapan Mami? Kamu udah kelewatan banget Jihoon!" kata Mami tak kalah ketus.

"Aku gak suka cewek aku dikatain cewek berantakan, Mami gak boleh lihat dia dari penampilannya, itu sama aja Mami ngerendahin dia." ketus Jihoon lagi mengomel.

"Sekarang kamu ngajarin Mami?" ucap Mami tak percaya.

"Mami.... Plis.." lirih Jihoon dengan hatinya yang sudah panas menahan emosinya, gak mungkin kan Jihoon harus lepas kendali pada Maminya?

"Siapa namanya?" tanya Mami datar, Jihoon mengacak rambutnya dengan kesal dan menatap Maminya marah.

"Gak, Mami gak boleh ketemu sama cewek aku!" katanya masih ketus.

"Siapa namanya, Jihoon? Cepet sebut, atau Mami tanya ke Woojin!" ucap Mami memaksa.

Jihoon terkekeh sinis, "Kali ini Woojin gak akan bilang sama Mami, cari tau aja sendiri." katanya lalu lanjut berjalan menuju tangga.

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang