Saat ini Devan mengelilingi hutan untuk mencari Alexa. Sudah setengah jam lebih Devan berlari kesana kemari tak membuahkan hasil, tetap saja istrinya belum ketemu. Ia menjadi panik jika Lexa benar benar tak ditemukan. Ia sedikit mendengar bahkan mengenali suara seseorang meminta tolong. Dengan tergesa gesa, Devan segera berlari menuju asal suara itu.
"CACA" teriak Devan saat menemukan Alexa tergeletak di tanah, ia langsung mengganti posisi Lexa berada di pangkuannya
Devan menepuk nepuk pipi Alexa agar gadis itu segera sadar dari pingsannya. Tak lama setelah itu mata Lexa mengerjab dan yang pertama kali dilihatnya adalah Devan suaminya.
Seketika Lexa langsung memeluk Devan dengan erat. "hiks....aku takut, jangan tinggalin aku sendirian" isak Lexa dengan bahu bergetar. Devan yang mendengar isakan Lexa berusaha menenangkannya dengan mengusap usap punggungnya agar tenang, meskipun ia juga sakit saat mendengar Lexa menangis.
"hey aku udah ada disini, gak perlu takut lagi. Aku juga gak mungkin ninggalin kamu sendirian disini. Maafin aku ya, aku teledor. Belum bisa jagain kamu sampai benar benar aman" ucap Devan menyesal karena ia belum bisa sepenuhnya menjaga istrinya. Ia berjanji jika pelakunya yang membuat istrinya seperti ini sudah ditemukan, ia akan membuat perhitungan padanya, maupun itu cewe sekaligus.
"enggak hiks..ini bukan salah kamu. Aku yang emang mungkin salah arah saat menyusul kelian" kilah Lexa sesenggukan, ia tak mau membuat Devan merasa bersalah padahal Devan tak salah sama sekali.
Devan menghapus air mata istrinya dengan perasaan. "ayok kita kembali ke tenda" ajaknya, Devan tak mau bila terjadi sesuatu yang lebih lagi pada istrinya. Cukup kali ini saja ia teledor.
"tapi aku gak tau jalan pulangnya, kalau nanti tersesat lagi gimana?" tanya Lexa cemberut dan juga matanya berkaca kaca, ia membayangkan jika tersesat dihutan ini selamanya.
Sedangkan Devan hanya terkikik melihat Lexa seperti itu. "tenang, jangan nangis lagi. Aku tau kok jalan keluarnya. Ayo berdiri, kita akan jalan kearah tenda" jawabnya langsung berdiri tegak. Devan mengulurkan tangannya untuk membantu Lexa berdiri. Tapi saat Lexa meraih tangan Devan dan berusaha berdiri, kakinya malah tergelincir.
"aww" ringis Lexa. Sumpah demi apapun kakinya sangat sakit, kalian mungkin menganggapnya alay. Tapi itulah kenyataannya.
Sang suami segera berjongkok menghadap sang istri untuk melihat kaki tersebut, eaa. "kok bisa tergelincir sih. Mungkin tadi waktu pingsan posisi kamu gak tepat" ucap Devan menebak.
"aku gak tau shh.." desah Lexa karna sakitnya tak hilang.
"yauda aku gendong aja sampai sana" titah Devan. Ia tak mungkin membiarkan Lexa berjalan dengan keadaan seperti itu.
"tapi kan ke tenda lumayan jauh, emangnya kamu kuat gendong aku?" tanya Lexa.
"kamu ngeraguin kekuatan aku hm?" tanya Devan balik sambil menatap mata Lexa.
Lexa yang ditatap seperti itu pun gelagapan. "e enggak" cicit Lexa menciut.
"yaudah yuk naik kepunggung aku" ucap Devan. Lexa langsung menuruti ucapan sang suami.
Setelah selesai berdebat kecil, akhirnya mereka berjalan keluar hutan ini bersama. Dan untungnya Devan membawa senter agar tak begitu gelap saat berjalan .
🌻🌻🌻
"OMG ALEXA UDAH KETEMU" teriak Lia heboh, sampai sampai semua mata melihat kearahnya.
"dasar gak punya urat malu" sindir Ratna yang kebetulan berada disebelahnya.
Lia dan Keysha menghiraukan sindiran Ratna, dan langsung menyusul Lexa diikuti Gilang serta Kevin.
"akhirnya lo balik juga Le, kok bisa tersesat sih? gimana kejadiannya? trus lo ga diapa apain sama hewan buas kan? mana yang sakit? ayo jawab jangan diem aja" tanya Keysha menggebu gebu dengan wajah khawatir, begitupun dengan Lia.
"heh kutil badak, kalo tanya tuh satu satu biar gak bingung dodol" sungut Devan, ia tak terima istrinya menjawab semua pertanyaan Keysha saat sedang dalam kondisi seperti ini.
"udah gapapa Dev" ucap Lexa lembut.
"pertama, gue juga gak tau kenapa bisa tersesat padahal udah ngikutin petunjuk arahnya. Kedua, untung saja hutan di sana gak ada hewan buas dan ketiga, gue gak papa kok" jawab Lexa menjawab semua pertanyaan Keysha. Dan entah sejak kapan, semua siswa mengerubuni Lexa untuk mendengarkan penjelasannya.
"bentar bentar Le. Kalo dipikir pake logika, lo gak bakal tersesat karena kan udah ngikutin petunjuk arah dengan benar. Kecuali.....ada yang sengaja mengganti petunjuk arah tersebut agar lo bisa tersesat" ucap Gilang berlogika.
'wah benar juga tuh yang dibilang Gilang'
'emang gak ada akhlak tuh orang yang ngubah petunjuk'
'pasti salah satu diantara kalian yang ngelakuin'
'yang penting bukan gue'
'bukan gue'
'bukan gue'
Seperti itulah bisik bisik para siswa siswi yang mengerubuni nya.
"UDAH STOOOP" ucap Devan lantang saat mendengar bisik bisik tersebut. Dalam sekejap semuanya hening.
"kalau sampai gue nemuin pelakunya, gue bakal kasih dia perhitungan. Dan gue gak peduli itu cewe sekalipun. Kalaupun kalian tau pelakunya tapi pura pura gak tau, saat itu juga kalian juga berurusan sama gue" lanjutnya. Hanya ada satu orang yang menyadari bahwa sekarang ada gadis berwajah pucat saat mendengar ucapan Devan barusan.
"udah Dev, udah" ucap Lexa menenangkan Devan. Ini pertama kalinya Devan semarah ini, sebenarnya ia juga takut saat melihat wajah suaminya menaham amarah seperti
itu.Tiba tiba ada seorang gadis yang berada dibelakang mengangkat tangan dengan gemetar, "ppp-permisi" ucapnya. Seketika semua orang menoleh padanya.
"emm anu...tadi a-aku liat siapa yang me-melakukannya" lanjut cewe tadi. Ia adalah Hana, gadis pendiam kutu buku yang tak ingin berurusan sama Devano. Maka dari itu ia akan memberi tau agar tak mendapat masalah jika Devano tau ia pura pura tak tau. (maaf kalo mbelit).
"siapa yang ngelakuin?" ucap Devan berusaha mengontrol emosi tadi.
"anu..Rat-Ratna. Iya Ratna. Aku tadi liat dia membaik petunjuk arah" ucap Hana berusaha agar tak gugup. Wajah Ratna memucat saat ia ketahuan yang melakukan semua ini.
'deg' seketika jantung Lexa berdegup kencang. 'apa ini yang dimaksud olehnya?' batin Lexa.
"RATNA LO AKAN GUE KASIH PERHITUNGAN" ucap Devan dengan lantang mengerikan. Wajah Ratna yang tadinya sudah pucat, kini malah semakin pucat.
"ja-jangan asal nuduh ya lo" bela Ratna pada dirinya sendiri. Jujur saja, ia sangat takut melihat Devan seperti itu.
'huuuuuuuu' sorakan para murid tak percaya padanya.
"udah gak usah banyak alesan lo" ucap Devan langsung membawa Lexa pergi dari situ dan menuju ke tendanya.
"Ratna, saya sebagai guru kamu sangat malu ketika mengetahui bahwa kamu lah yang melakukan semua ini. Kita lanjutkan permasalahan ini disekolah dan diselesaikan dengan baik baik. Sekarang kalian semua masuk ke tenda masing masing" ucap pak Joko. Dan akhirnya semuanya kembali ke tenda masing masing, karna hari mulai petang.
🌻🌻🌻
-terkadang melepas lebih baik daripada bertahan dengan rasa sakit-
See you....
![](https://img.wattpad.com/cover/209748089-288-k239632.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage Senior (hiatus)
Romance(𝙛𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙗𝙖𝙘𝙖) (PART AKAN DIREVISI JIKA SUDAH TAMAT) "DASAR KETOS SONGONG.... GUE SUMPAHIN LO GAK LAKU DAN DAPET JODOH BIAR TAU RASA" "kalo gue gak laku dan gak padet jodoh, lo aja jadi jodoh gue" "idih ogah" °°°...