Udara Malam yang dingin begitu menusuk masuk menembus m daging dan tulang bagi mereka yang keras kepala dengan tetap memakai baju tipis.
"Gendut! Kemari kau!" Teriak seorang anak smp ditengah lorong yang agak luas tetapi minim dengan pencahayaan.
Anak yang sekiranya berusia sama dengannya maju dengan kaki yang gematar dengan tangan saling mengenggam didepan perut buncitnya, "Ka-kau mau apa?"
Dia sangat menyesal melewati tempat yang ia kira sudah aman untuk ia lalui.
"Siapa nama mu? Jeon Jungkook?" Anak lelaki itu tertawa keras tepat didepan wajah Jungkook.
"Nama saja yang bagus, tapi lihat lah badan mu persis seperti tempat penampungan air dirumahku" Mereka semua tertawa mendengar itu. Terkecuali Jungkook.
Dia marah, marah pada dirinya sendiri yang bahkan tidak dapat melawan disaat amarah nya sudah diubun-ubun.
Rasa marahnya tersingkirkan dengan rasa malu dan ketakutan akan dipukuli atau bahkan pakaiannya dilucuti.
"Baiklah-baiklah, kali ini aku akan membiarkan mu pergi tapi ingat jangan lupa bawakan kami bekal yang dibuat ibumu, oke!?" Anak lelaki itu kembali tertawa sambil menepuk-nepuk dada Jungkook yang masih setia menunduk.
"Kami memiliki urusan yang lebih penting dari pada mengurusi bocah curut sepertimu" Cerca salah satu anak lelaki lainnya sambil mendorong kuat Jungkook agar menjauh dari gerombolan mereka.
---
Pagi menjelang, baru kali ini Jungkook terlambat kesekolah. Padahal sekarang ini ia sudah menginjak kelas tiga SMP.
Kejadian tadi malam lah yang membuat ia susah tidur, dan ia baru dapat tidur ketika jam menunjukkan pukul 2 pagi.
Dan disinilah Jungkook sekarang, didepan sekolah dengan gerbang yang sudah tertutup lima menit yang lalu.
Napasnya terengah, keringat membasahi keningnya mengucur turun kedagu. Merunduk memegang lutut berusaha mengembalikan napasnya menjadi normal.
Itulah yang Jungkook lihat pada seorang gadis yang juga sama seperti Jungkook, terlambat.
"Heh, He..hei apahh kauu punyahh airr?" Gadis itu berbicara pada Jungkook yang sedari tadi menatap gadis itu.
"Ehh? O..ohh iyaa ada" Jungkook mengeluarkan botol air minumnya yang sebenarnya memang ada disisi kanan luar tas nya.
Jungkook mengamati lamat-lamat tampilan gadis itu, meneguk air dibotolnya yang tadi sudah ia minum sebelumnya. Seketika Jungkook memegang singkat bibirnya ciuman tidak langsung? Batin nya terkekeh.
Keringat masih menetes didagu gadis itu, tanpa Jungkook sadari ia telah mengangkat kedua sisi bibirnya. Tersenyum melihat wajah kelelahan gadis yang sedang meneguk airnya itu.
"Terima kasih" Ucapnya mengembalikan botol minum Jungkook.
Gadis itu mendudukkan dirinya disisi jalan yang biasa siswa/siswi lalui ketika pulang atau datang kesekolah.
"Kenapa berdiri saja? Kakimu tidak lelah?" Tanya gadis itu, mampu membuat Jungkook dirundung rasa gugup.
"Ti..tidak apa-apa" Jawab Jungkook singkat.
Gadis itu mengangguk-ngangguk "Yasudah"
Lama mereka diam, Jungkook yang memang menunggu jam pertama usai agar dia dapat masukpun akhirnya duduk disamping gadis itu.
"Akhirnya duduk juga" Senyum gadis itu pada Jungkook.
Terdengar deheman darinya, "Apa Kau Ingin bolos? Bukankah tuhan memberikan kita kesempatan untuk bolos kali ini?" Gadis itu menyeringai jahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine - 넌 내 꺼야
Hayran KurguHidupnya cukup bahagia, sebelum akhirnya dia bertemu dengan seseorang bernama Jeon Jungkook. Seorang Pria Yang Datang Dari Masa Lalu, Seorang Pria Yang Mampu Membuat Perasaannya Berantakan.