Prolog

21 2 0
                                    

Langit biru tampak begitu cerah diatas gedung pencakar langit yang terdapat di Ibu Kota Seoul, Orang-orang tampak berlalu lalang dengan kesibukan masing-masing. Dari banyaknya kerumunan  dua orang pria berumur kisaran duapuluh tahun tampak dengan serius memainkan game online di kafe pinggir jalan.

“Kook-ah, aku sudah menyatakan cintaku padanya” sahut salah satu pria sambil terus memainkan gamenya.

Pria yang akrab dipanggil Jungkook itu hanya menoleh sekilas, merasa jengah dengan semua curhatan sahabatnya yang semakin lama semakin menjadi budak cinta. “Kau selalu saja membicarakan gadis itu, tapi kau tidak perah mau mengatakan siapa namanya” Ucap Jungkook Dongkol.

Hening, hanya suara keramaian hingar bingar seoul yang terdengar, “Omong-omong, apa dia menerimamu?” Tanya Jungkook pada pria dihadapannya sambil menahan tawa.

“Huh, tidak mungkin aku mengatakan padamu jika aku ditolak BODOH!” sungut pria itu merasa di remehkan.

“Baiklah-baiklah, kapan kau akan mengenalkan nya pada ku?”

“Nanti, ketika aku membawanya pergi berkencan. Aku akan mengenalkan nya secara langsung padamu”

“Taehyung-ah, Jika gadis yang kau pacari itu tidak lebih cantik dari gadisku, aku tidak akan pernah merestuimu” Sahut Jungkook pada sahabatnya yang sama sekali tidak teralihkan dari gamenya.

Taehyung hanya mengangguk meng-iya-kan ucapan Jungkook dengan mimic wajah yang mengejek.

Bagaimana mungkin gadismu lebih cantik dari Park Wina ku Batin Taehyung sekilas menatap Jungkook.

---

Hari berlalu begitu cepat bagi taehyung, Taehyung yang sedang kasmaran merasa waktu begitu cepat bergulir dari hari kehari. Dan tepatnya pada hari ini, Hari ke-10 mereka dimana taehyung berjanji akan memperkenalkan kekasihnya pada Jeon Jungkook sahabat serta karibnya.

“Apa kau merasa gugup?” Tanya taehyung khawatir pada Gadis yang sekarang berdiri disampingnya dengan ujung tangan yang terasa dingin.

Gadis itu menggeleng lemah, “Aku hanya kedinginan” Jawab gadis itu sambil menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya dan meletakkannya pada kedua sisi pipinya.

Taehyung yang melihat dan mendengar penuturan gadis itu lantas dengan cepat membuka mantel panjang miliknya, menarik gadis itu dalam dekapannya mencoba menyalurkan rasa hangat yang terdapat pada suhu badan Taehyung.

“Wina-ya, kau tidak perlu merasa gugup, dia bukan orang tuaku. Dia hanya sahabatku, dan dia hanya ingin aku mengenalkannya padamu”

“Awas saja jika kau berani menatapnya sama dengan cara kau menatapku” Tuding Taehyung setelah meloloskan sebuah kecupan hangat pada bibir gadis yang bernama wina itu.

“Aku kan sudah bilang, aku tidak gugup!” Tegas Wina agak kaget setelah mendapat kecupan yang mampu membuat seluruh sel kulitnya terasa seperti tersengat listrik dan Detak jantungnya yang secara tiba-tiba meningkat.

“Baiklah aku mengerti”  Ucap Taehyung mengalah.

Lama mereka dalam posisi berpelukan, dengan tatapan mata mereka yang tidak pernah terlepas. Sampai pada akhirnya taehyung mendekatkan wajah mereka berdua higga sebuah pagutan lembut mengalir dari bibir mereka.

Ciuman yang Nampak menuntut dari Taehyung, Wina yang sudah menutup matanya sedari tadi menikmati semua yang diberikan Taehyung dalam Pagutan itu. Taehyung tersenyum teduh dibalik Pagutan mereka.

Sampai pada Taehyung yang menyadari Wina mulai kehabisan oksigen, Taehyung menjauhkan sedikit wajah mereka dengan dahi yang masih bersatu. Taehyung kembali menarik tengkuk kekasihnya dengan posesif dan mengecup bibirnya bertubi –tubi sampai mengeluarkan bunyi decakan dari bibir Taehyung.

Taehyung memeluk Wina penuh perasaan “Aku Mohon, jangan berpaling dariku”

---

“Ya!! Kau dimana? Aku sangat lelah menunggu m-“ Ucapan Jungkook terputus setelah melihat taehyung yang sduah menuju ketempat duduknya.

“Kau ini, kenapa selalu menelpon? Kekasih ku saja tidak pernah menelpon sebenyak kau menelponku barusan” Ketus Taehyung sambil mendudukkan bokongnya dikursi tepat dihadapan Jungkook.

“Baiklah Kim Taehyung-shi, sepertinya aku tidak melihat seorang gadis pun” Singgung Jungkook menatap sekitar taehyung yang tidak terdapat siapa pun.

“Ketoilet, ingin memperbaiki riasan katanya” Ucap Taehyung Acuh sambil membuka daftar menu yang terdapat dicafe itu, mencari makanan apa yang sekiranya cocok dimulut kekasihnya itu.

Jungkook mengangguk menanggapi. Mata mereka bertemu, mata gadis yang selama ini Jungkook cintai dan kagumi dalam diam. Gadis itu tampak menoleh kesana-kemari seperti mencari seseorang.

Jungkook dengan cepat memukul lengan sahabatnya itu berusaha member tahu apa yang ia lihat, taehyung yang menyadarinya menoleh menatap orang yang Jungkook tatap.

“Oh, Taehyung-ah” Tutur gadis itu setelah mendapat kan orang yang sedari tadi ia cari. Ternyata dia temannya Taehyung,apakah dia mengenalku? Kenapa tatapan nya begitu aneh Batin Wina risih.

Taehyung mengecup singkat bibir mungil kekasihnya itu, Jungkook masih mematung tidak mempercayai apa yang ia liat didepan matanya sendiri. Bagaimana mungkin? Batin Jungkook.

Gadis yang selama ini ia cintai, ternyata adalah kekasih sahabatnya sendiri. Baru saja ia berencana ingin mengungkapkan isi hatinya pada gadis yang membuat masa remajanya menjadi tenang setelah bertemu dengan Taehyung dan Kekasihnya.

Tapi, apa ini? Selama ini mereka saling bercurhat tentang gadis sama? Sungguh gila.

Jungkook tersadar dari lamunannya setelah mendengar ketukan keras yang dibuat oleh Taehyung pada meja. “Kau kenapa? Kenalkan Dia—“ Sebelum Taehyung menyelesaikan ucapannya, Jungkook sudah berdiri membuat Taehyung dan Wina serentak mendongak keatas menatap mata Jungkook yang terlihat memerah.

“Aku pergi dulu, aku sudah ngantuk..maafkan aku nona kita bertemu dilain waktu saja” Ucap jungkook tanpa menatap mata kedua pasangan itu.
Baru saja Jungkook ingin melangkah melewati Taehyung, Taehyung menahannya “Apa yang kau lakukan, Huh?” geram taehyung sambil mencengkram kuat kerah hoodie yang Jungkook pakai. Jungkook memutar bola matanya jengah.

“Ak-ku ngan-tukk, Kau dengar?” Balas Jungkook penuh penekanan dan melepas paksa cengkraman Taehyung dari hoodie nya.

“Sekali lagi maafkan aku nona” Lanjut   Jungkook pada Wina tanpa menatapnya, lagi.

Samar samar Jungkook mendengar “Maafkan sahabatku, mood nya kadang kala sering berubah” Jungkook meyakini itu adalah suara sahabatnya Taehyung.

---

Langit malam seoul yang tampak bersahabat walau tidak ada bintang yang terlihat, sangat cocok dengan suasana hati Jungkook yang sekarang sudah bercampur aduk antara marah, sedih dan kecewa.

Dia bukan marah pada Taehyung, melainkan marah terhadap dirinya sendiri yang sudah kalah mendapatkan hati Wina.

Gadis itu telah menjadi milik Taehyung, Jungkook meneguk habis bir kaleng yang ketiga dalam sekali teguk mencoba mabuk. Ia berharap dengan mabuk akan menghilangkan semua masalah yang sedang ia alami sekarang ini.

Membayangkan saat gadis itu berciuman dengan taehyung tepat didepan matanya membuat dada jungkook semakin sesak.

Mengingat bagaimana bibir mereka berpagut menjadi satu walau hanya sebuah kecupan singkat, Jungkook tidak membayangkan bagaimana mereke berciuman panas selama ini tanpa Jungkook ketahui.

Memikirkan semua itu membuat mata Jungkook panas.

Jungkook kembali membuka kaleng bir dan meneguknya habis, jungkook memejam merasakan bagaimana remuk hati nya sekarang ini. Air matanya menetes dalam keadaan mata Jungkook yang terpejam  membasahi pinggiran pipinya.

Sakit paling parah, ketika kau meneteskan air mata walau matamu sedang tertutup.

You're Mine - 넌 내 꺼야Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang