🍁
Dari dalam bilik tunggu pengantin wanita sana bisa melihat lalu lalang tamu pernikahan yang terus berdatangan matanya tak pernah lepas dari arah pintu.
Di sana, dari depan pintu tawa bahagia ibunya bisa terdengar
banyak tamu yang menghampirinya untuk mengucapkan selamat atau memberikan pelukan hangat.
Selang berapa lama seorang wanita berambut pendek dengan dress putih selutut memasuki pintu, sejenak ia berhenti melangkah dan menyeka air matanya.Sana tersenyum dan terkekeh geli melihat tingkah sahabatnya
"wah, kamu bisa cantik juga ternyata". sana melemparkan pujian dengan nada menggoda
jarang-jarang ia bisa melihat jongyeon berpenampilan seperti ini, riasan dan makeup tebal-sangat langka.Jongyeon menghampiri sana dan duduk disampingnya "serius aku cantik?". balas jongyeon dengan sesegukan menahan air mata, sana memberikannya tisu.
"tentu saja oramg-orang mungkin berpikiran kau lebih cantik dari pengantin wanitanya". Goda sana dengan kekehan kecilnya.
"cukup omong kosongnya atau aku akan menggosokan tisu bekas ini kemulutmu". Ancam jongyeon yang di balas kekehan geli sana.
"kau tak gugup? Sedikitpun?"
"sedikit". jawab sana dengan menggulum bibirnya
jujur saja sedari tadi ia sangat gugup dan tak tenang pertanyaan yang sama terus teruluang di atas kepalanya"apakah langkah ini sudah benar? Pernikahan ini?".
Semakin lama dipikirnya semakin buntu saja isi otaknya
entahlah dalam lubuk hatinya ia sedikit meragu akan pernikahan ini.
Pernihakan yang nantinya akan menjadi awal dari kehidupan baru yang bisa merubah kehidupannya dari sudut pandang apapun dan berlaku selamanya.Dan rasa ragu itu baru menghantui pikirannya sejak seminggu terakhir menjelang pernikahan
padahal saat itu ia begitu gamblang menerima lamaran jin
Tapi mengapa baru sekarang ragunya? Kenapa dari awal tidak terpikirkan semuanya? Atau jangan-jangan inilah yang disebut dengan sindrom pra-nikah? Yaampun drama sekali!"aku masih tak menyangka.. hikss ...kau ...hikss akan menikah secepat ini". jongyeon kembali menangis dan seketika membuyarkan gelutan di pikiran sana.
"hei.. tenanglah, ini hari pernikahanku mengapa kau yang menangis terus? Kalau kelamaan nangis sampai kesurupan bagaimana? Kau ingin merusak acaraku?''.
"jangan mengundangku untuk menjitakmu, aku sedang serius". Jeda jongyeon dengan raut berubah serius berbeda dari sebelumnya.
"dengar, ini mungkin pilihan yang sulit untukmu. Aku mengenalmu cukup lama dan aku tahu betul seperti apa kamu. Kamu bukan tipe orang yang mudah terpengaruhi oleh orang lain untuk memutuskan sesuatu, saranku buka hatimu dan jalanilah kehidupan baru-kamu berhak bahagia".
Sana tersenyum tipis menyembunyikan perasaan harunya ia tak pernah membayangkan perkataan jeongyon yang biasanya ceplas ceplos bisa membuatnya cukup tersentuh, dengan mata yang berair ia mengangguk mantap
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of My life [On Going]
Novela Juvenil"apa jadinya jika seorang dokter bedah fobia terhadap darah ?" yuk !! ikutin ceritanya #Rank 3 sajin (couple) 16/3/2022 #rank 1 sajin (couple) 10/6/2022