9| Detakanku part 1

223 33 3
                                    

Sejak pagi hujan lebat terus mengguyur kota seoul kabut dingin semakin tebal, sana merapatkan selimut hangat yang dibalutnya sedari tadi dari balik pintu kaca balkon sana terus memandang lurus kearah luar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak pagi hujan lebat terus mengguyur kota seoul kabut dingin semakin tebal, sana merapatkan selimut hangat yang dibalutnya sedari tadi
dari balik pintu kaca balkon sana terus memandang lurus kearah luar

Sana kembali menghela nafasnya
ia benar-benar kehabisan akal untuk melakukan sesuatu sebagai pengalihan dari keterpurukannya dari beberes rumah hingga melakukan kegiatan lainnya sudah ia lakukan

namun saat diam seperti ini pikirannya kembali kemana-mana menangisi kematian sang ibu

Ia tak pernah mengira jika percakapan dengan sang ibu di telpon tempo hari merupakan percakapan terakhir antara keduanya. saat perasaan itu kembali datang dengan cepat ia menepisnya tak ingin kembali berlarut lebih lama lagi

Saat hendak pergi dering ponsel mampu menghentikan langkahnya sejenak. Sana memutar bola matanya saat melihat nama pemanggil yang tertera di lockscreen benda persegi panjang itu.

Itu adalah salah satu kru yang bertugas di lokasi syutingnya sudah dua hari ia terus diteror panggilan masuk untuk diminta kembali syuting
padahal secara resmi ia sudah mendatangi sang PDnim dari acara reality kesehatan itu meminta perpanjang masa cutinya

namun sepertinya hal itu tak disetujui secara gamblang mereka terus memintanya tetap melakukan syuting beberapa hari kedepan sebelum mendapatkan cuti lagi

tapi bukankah itu sama saja?

Sana hanya ingin diberikan kebebasan waktu sebentar saja baginya untuk menenangkan diri dari rasa duka kehilangan mendiang sang ibu.

Secara fisik ia juga masih memerlukan istirahat yang cukup karena akhir-akhir ini entah pengaruh pikiran berlebihan atau semacamnya sana terus merasa kelelahan dan mudah mengantuk badannya terasa lemas secara tiba-tiba padahal sebelumnya ia tak pernah merasakan hal semacam ini.

"iya..hallo" ia menjawab setelah mendengar sapaan dari seberang sana

"-_-"

"iya.. aku paham, besok aku akan menemui PDnim sekali lagi dan membicarakan hal ini. Jadi tolong berhenti menghubungiku, terimakasih".

Setelah mengatakan itu sana memutuskan panggilan telpon secara sepihak ia memijit pelipisnya pelan.

_______

Yerin yang baru saja menaruh file di meja kerjanya begitu terkejut dengan berkas-berkas yang ada di atas meja jin

"astaga apa ini? Aku tahu kamu baru saja kembali dari masa cutimu tapi bukankah ini sedikit berlebihan?"

Jin tetap fokus pada pekerjaannya tanpa berminat menjawab
suga yang berada di seberang meja pun membantu jawab. "jangan mengganggunya Dr.yerin sedari tadi Dr.kim begitu tekun dengan tugasnya"

"tapi tetap saja mengapa mengerjakannya sebanyak ini?" yerin masih bertanya terheran-heran

"Entahlah aku juga heran ia bahkan mengerjakan tugas yeongbok"
ujar suga seraya menunjuk sang junior yang kini tidur dengan menyandar di kursi. Yerin yang kesal melempar gumpalan kertas pada yeongbok

The Meaning of My life [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang