19. Missing you

563 60 82
                                    

2012

Mark Pov
_____________

Tulisan miring= mimpi Mark waktu awal mula mau pacaran sm jack
________________________

Malam itu-saat hujan mengguyur jalanan kota Seoul-aku berlari-lari kecil memasuki pelataran sebuah kafe di ujung jalan.

Kelelahan dan menggigil. Sendirian, tanpa payung, dan aku bersumpah tak akan pernah mempercayai ramalan cuaca lagi.

Kafenya tak terlalu ramai. Aku bergegas cepat melewati pintu masuk, mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan sesaat sebelum memutuskan untuk mengambil tempat di dekat jendela. Menarik lembaran tissue dari kotak di atas meja kemudian mengusap butir-butir air dari tepi wajah dan pakaianku.

Aku hanya memesan cokelat hangat, sekadar mengusir dingin. Menyesap sedikit, kemudian menghabiskan 15 menit berikutnya hanya untuk menatap layar ponselku. Membiarkan layarnya meredup untuk kemudian kembali kunyalakan. Kembali mengusap fotoku dan Jackson yang saling merangkul di layar.

Tentang Jackson, aku tak tahu semuanya bisa jadi serumit ini. Maksudku, kami bersaudara. Meski tanpa pertalian darah, kami tetap dua orang yang telah menghabiskan waktu bersama sejak kecil. Tumbuh bersama. Bermain bersama. Dan secara hukum aku sah sebagai kakak laki-lakinya.

Aku terus memikirkannya. Bagaimana aku harusnya hanya perlu menjalankan bagianku sebagai kakak laki-laki yang baik.

~Karena hubungan persaudaraan tak seharusnya melibatkan terlalu banyak perasaan.

.

Puncaknya adalah tiga hari lalu. Di halaman belakang rumah, saat Jackson untuk yang pertamakalinya berani memperjelas dengan lisan.

"Mark, aku mencintaimu." katanya waktu itu.

Aku ingat lekuk bibirnya yang tersenyum lebar dan raut wajahnya yang menggebu-gebu. Kata-katanya yang impulsif dan bersemangat.

"Entahlah, Mark. Aku berulangkali memikirkannya. Awalnya kupikir mungkin karena kita bersaudara, Karena kau satu-satunya orang yang akan selalu ada di sisiku." Jackson menggapai tanganku untuk dia tangkup di antara telapak tangannya. Dan saat pandangan kami bertemu, aku kembali tenggelam dalam sorot matanya yang lembut."Semuanya membingungkan, aku tahu, Mark. Bahkan hingga sekarang, sampai perasaan ini telah menggerogotiku sebanyak ini, mungkin aku memang masih bingung. Aku tak tahu, Mark. Aku tak tahu kenapa aku begini. Aku tak tahu kenapa dadaku bergemuruh sekencang ini hanya karena mendengar suaramu. Aku tak tahu kenapa yang kupikirkan saat melihatmu adalah keinginan menggebu untuk menciummu, menyentuh pipimu, menggusak rambutmu. Ingin kau dalam pelukanku. Marah saat kau tersenyum untuk orang lain. Ketakutan saat kau dekat dengan orang lain...." Jackson berhenti sesaat. "Karena itu......Mark Tuan, jadilah kekasihku, dan aku berjanji akan membuatmu menjadi orang paling bahagia di dunia..."

.
.
.

Dan dengan kejinya, aku menolak.

Aku ingat bagaimana Jackson terdiam sangat lama dengan rahang mengatup rapat dan pegangannya di tanganku yang melepas perlahan. Mengerjap beberapa saat lalu menggumankan 'okay' dengan sangat pelan-sarat akan luka.

.

Semuanya berakhir dengan Jackson yang mengacuhkanku-sudah hampir tiga hari. Kami memang masih akan bertukar sapa dan saling menyahut, tapi aku tak bodoh untuk tak menyadari kalau Jackson memang terang-terangan menghindariku.

.

Setelah rentetan pertimbangan di kepalaku, kuputuskan untuk tetap memberanikan diri menghubungi Jackson. Mengernyit asing saat Jackson tak mengangkat sambunganku di dering pertama-seperti yang selalu dia lakukan selama ini. Aku perlu menunggu beberapa saat sebelum suaranya yang sedikit serak terdengar di seberang.

LET'S NOT FALL IN LOVE | MARKSON JJP GOT7  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang