2012
Mark POV
___________________
Aku tak pernah merasa sehidup ini.
Masa mudaku dirampas pernikahan konyol. Kehidupanku hanya seputar Jackson dan pekerjaan.
Lalu sekarang, di sinilah aku, merutuki diri sekaligus berbangga dengan tas tangan berisi segepok uang 60 juta won yang kuhasilkan kurang dari 3 jam.
Menjadi kurir narkoba dadakan. Menelusuri gang kumuh dengan mobil rongsokan milik Dohyun sementara dia masih meringkuk hampir mati di kamar murahnya. Aku tak tahu bisa jadi senekat ini.
Rasanya lumayan. Menyenangkan. Menegangkan. Berdebar.
Satu yang kusadari adalah area ini mungkin salah satu tempat paling berbahaya di kota Seoul. Sudah jam 4 subuh dan jalanan masih diisi gerombolan pemuda ribut dengan rokok yang menyala—berbicara tentang meniduri para jalang.
Aku memarkir mobilku di ujung jalan, di depan bangunan terbengkalai yang sunyi. Seorang pria mabuk berjalan terhuyung-huyung melewati mobilku. Kutarik lembaran-lembaran tissue dari dashboard, wajahku sudah banjir keringat dan bukannya lelah, aku malah bersemangat. Uangku masih terbungkus rapi dalam tas yang kududukkan di jok samping.
Kurogoh saku, mengeluarkan ponsel. Puluhan panggilan, puluhan pesan—yang semuanya dari Jackson.
Jack <3
sayang, kau belum pulang :(
sudah jam dua, cepat pulang, sayang. aku ingin tidur sambil memelukmu.
mark, kau pulang, kan? apa ini soal kemarin? kau masih marah karena aku memukul pacar Cindy? Sorry :( aku tahu tak semuanya bisa selesai dengan sex. kau benar, aku selalu kabur, anggap enteng, habis bertengkar hanya bisa menawarkan penyelesaian dengan sex. soal kemarin, kita bicarakan lagi, ya, dengan kepala dingin, tanpa sex. cepat pulang, babe. luv u.
MARK KAU DIMANA??!! aku ke tempat kerjamu, kata mereka kau sudah pulang sejak tadi. aku bersumpah akan menghabisi sam jika kau sedang bersamanya.
Kutekan tombol dial, dan suara panik Jackson langsung menghantamku.
"MARK!! Kau kira ini lucu. Katakan di mana kau! Aku sedang menuju apartment Sam, dan jika kau di sana—""NO. JACK. PULANG." potongku. "Sekarang. Pulang. Aku tidak di tempat Sam. I'm on the way home, okay? Tunggu di rumah saja."
"KAU DIMA—"
Kuputuskan sambungannya.
Kembali menyetir, aku merasa sekujur tubuhku membara. Tempat ini seperti titik terkutuk yang merupakan surga para bajingan dan aku tiba-tiba menjadi bajingan itu. Rasanya aneh—aneh yang menyenangkan.
Kuhentikan mobilku di depan tempat tinggal berlumut milik Dohyun. Membuka pintunya dan mendapati dia masih meringkuk di kasurnya yang usang. Keningnya penuh peluh namun demamnya sudah turun.
"60% untukku." kataku terburu-buru. Kuletakkan uang bagiannya—40 juta won yang sudah kupisah. Aku harus cepat. Jackson menunggu.
Perlahan Dohyun membuka mata, mengulurkan tangannya yang lemah dan meraih lembaran uang haramnya. Kuakui, ini deal terbaik yang pernah kulakukan.
Aku pulang setelah mengambilkan Dohyun air putih hangat yang hanya kuletakkan di samping kasurnya. Benar-benar tak punya waktu membantunya meneguk.
------
Setelah itu, kupikir aku hanya perlu melewati gang sempit kemudian naik taxi sambil mendekap tas tanganku sepanjang jalan.
Jadi, saat segerombolan pria tiba-tiba sudah berdiri bersisian di jalan keluar dari gang tempat tinggal Dohyun, aku benar-benar tak punya rencana. Para pria itu serampangan, setiap mereka menyelipkan rokok yang menyala di sela jari, tertawa sesekali dan satu-satunya yang kusyukuri adalah mereka belum menyadari keberadaanku—beserta uang berhargaku.
Perlahan aku melangkah mundur, mungkin ada jalan lain atau mungkin lebih baik aku kembali ke tempat Dohyun. Para berandalan itu bisa saja merampas uangku.
Aku sudah hampir berbalik, saat kemudian mataku menangkap sosoknya di antara gerombolan. Yoo. Tak salah lagi. Yoo salah satu dari mereka. Yoo tinggal di sini?
Aku menatapnya beberapa saat, memastikan dia benar-benar Yoo dan pandangan kami bertemu tak lama kemudian. Dia melihatku. Atau lebih tepatnya mereka semua melihatku.
Seorang pria yang sejak tadi berdiri di berdiri di samping Yoo menyeringai. Wajahnya samar-samar, hanya tertimpa cahaya redup dari lampu kecil yang hanya menunggu waktu untuk padam.
"Oh, hai, selamat malam." Dia berjalan medekat. "Mau lewat, manis? Tunggu, sepertinya aku belum pernah melihatmu. Kau bukan orang sini?" Dia menatapku seolah aku hidangan pencuci mulut. Terus mendekat, dan saat dia sudah tepat di hadapanku, aku bisa melihat wajahnya yang lebih mengintimidasi dari yang kuharapkan. Rambut-rambut runcing di wajah, juga luka gores sepanjang pelipis. Dia beraroma seperti tembakau.
Pandangannya menurun pada tas tanganku yang kupegang seadanya, tak ingin terlihat mencurigakan.
"Sini kubawakan." katanya lagi, mulai menarik tas tanganku. Hanya tarikan pelan. Kutahan sebisa mungkin. "Aku hanya membantu, manis." Dia mulai mencengkram, dan aku berubah agresif.
Kutendang kakinya, membuatnya meringis beberapa saat sebelum seringaiannya kembali dan dia langsung mendorongku. Membuat punggungku membentur tembok dan pegangan pada tasku terlepas.
Bangsat.
Cepat-cepat kuraih kembali tasku. Zippernya sedikit terbuka sehingga ujung lembaran uangku mencuat keluar. Sialan. Mereka tak boleh melihat ini. Tak boleh atau riwayatku tamat.
Saat aku kembali berdiri, Yoo sudah menghampiri kami, tangannya tersampir di punggung pria tadi. "Sudahlah, Ben. Kau kelewat usil. Dia ini teman kerjaku." katanya.
"Oh, teman kerjamu? Kerjamu yang mana, Yoo? Kenapa tak pernah bilang punya teman semanis ini?" Pria itu terkekeh, tangannya menjulur untuk menyentuh daguku, tekstur kasar yang penuh bahaya. "Dia menggemaskan. Wajahnya tipeku. Oh, tak usah takut, manis. Kau kan tak kuapa-apakan. Aku cuma main-main, kok."
"Kubilang cukup, Ben." kata Yoo lagi. "Dia sudah menikah. Singkirkan tanganmu sebelum suami posesifnya datang membunuhmu."
___________TBC
Gatau deh masih ada yg ingat cerita ini apa enggak. Aku sibuk bgt belakangan ini, lagi menggembara, ga ada waktu pegang laptop. Sebenarnya aku malas bgt kalo ngetik langsung dr hp. Tp yaudah deh, ngetik dr hp ajalah ini. Ga nyangka pas habis ngetik tau2 udh 2000an kata dan itu pun belum selesai 🙄🙄🙄. Dr pada puyeng kan baca satu chapter pjg bgt, aku jg jd puyeng liatnya, jd kupilah deh gak tau ini jd dua atau tiga bagian.
Okay deh mian lama updatenya. Yg baca aku dr lama pasti tau aku suka ngilang2 ya kan hehehe
Mian byk typo
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S NOT FALL IN LOVE | MARKSON JJP GOT7
Hayran KurguSeseorang pernah mengataiku 'manipulatif'. ~Mark Tuan __ Park Jinyoung. Aku tak pernah memilih untuk mencintainya. Itu terjadi begitu saja. ~Im Jaebum Markson JJP