Jaemin yang dipanggil ke ruang kepala sekolah, tetapi kenapa aku yang panik dan gugup di kelas?
Semua murid berhamburan keluar kelas tepat setelah bel pulang dibunyikan.
"Ann!"
Langkahku terhenti mendengar Mark yang memanggil namaku.
"Apa?" Tanyaku dari depan pintu. Tidak ada niatan untuk menghampiri lelaki itu.
"Papanya Jaemin dateng ke sekolah?"
"Hah? Oh ya?" Jisung menatap Mark dan diriku secara bergantian.
"Iya, papanya dateng," itu bukan aku. Haechan yang tiba-tiba muncul di balik pintu itulah yang menjawab.
Hampir saja keningku terbentuk dengan pintu, untung saja aku langsung melangkah mundur.
"Rasanya Jaemin ada masalah serius," timpal Renjun dari belakang Haechan.
Merasa sudah tidak dibutuhkan lagi, aku berpamitan dengan mereka lalu pergi melangkah keluar kelas.
"Kak Ann!"
Astaga, siapa kali ini?
"Oh, Eloise. Kenapa?"
"Kemarin aku udah chat Kak Doyoung kalau aku lagi belajar masak, ini cookies buatanku. Titip buat Kak Doyoung ya kak?" Eloise memberiku dua kantong plastik berisi kue yang baunya sangat menggiurkan itu.
"Tau aja kamu kalau Kak Doyoung makannya banyak," aku tertawa kecil.
"Yah, tau gitu aku kasih tiga. Itu satu buat kakak."
Aku menatap Eloise tidak percaya. Baik sekali gadis di depanku ini? Mungkin kalau aku yang berhasil memasak cookies dengan bau seperti ini, sudah kulahap semua sampai tidak ada sisa.
"Thanks," aku tersenyum simpul.
"Sama-sama kak! Aku pulang dulu ya!" Setelah berkata seperti itu, Eloise mengangkat telepon yang sepertinya dari maminya sambil melangkah pergi.
Kupandangi dua kantong plastik pemberian Eloise ini, membuatku ingin cepat-cepat pulang dan memakannya.
"Lee Ann."
Ya ampun, siapa lagi?!
Aku menoleh dengan malas dan tebak siapa yang di hadapanku sekarang. Papa Jaemin dan anaknya.
"Kamu Lee Ann teman anak saya?" Tanya paman itu sambil menunduk, menatapku yang memang jauh lebih pendek darinya.
"Iya paman," jawabku sesopan mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Motto || Na Jaemin ✓
RomantikBerawal dari melihat lelaki itu menangis, lalu berakhir mengetahui rahasia dibalik semua itu. "Besok, pulang sekolah, Turtoise Mall, nemenin orang pacaran, sama aku. Mau?" "Mau." Aku sama sekali tidak menyangka jawaban darinya itu, tetapi aku tidak...