Aku menatap jari-jariku yang kumainkan. Aku tidak tau pasti apa yang terjadi, tetapi tiba-tiba Jaemin mengajakku ke rumah sakit. Katanya, mamanya tidak sehat. Bukan hanya aku, Prudence, dan geng dreamies juga sedang duduk bersamaku.
“Ini kenapa sih? Kemarin tiba-tiba Jaemin ngajak kita buat makan malam terus ternyata dia udah punya tunangan. Terus sekarang Tante Ha Neul sakit,” Jeno memegangi kepalanya.
“Sabar,” tangan Prudence merapikan rambut Jeno yang berantakan.
“Jaemin kok nggak keluar-keluar ya,” Jisung menatapi pintu ruangan dokter yang tadi dimasuki Jaemin dan papanya, Paman Seo Jun.
Aku menghembuskan nafas lalu beranjak berdiri, tenggorokanku kering.
“Beli minum bentar,” aku meninggalkan mereka. Untung saja mereka tidak menitip apapun, masih terlalu shock untuk meminum sesuatu mungkin.
Cklang. Suara kaleng minuman winter melon tea yang baru saja kubeli itu membuatku sedikit tersentak.
Tanpa basa-basi, kubuka kaleng minuman itu lalu meneguknya.
“Ann?”
Aku melirik ke sumber suara. Kedua mataku membelalak, lalu sialnya aku tersedak.
“Aduh, maaf,” Tante Ha Neul tersenyum lemas.
“Tidak apa-apa tante,” sahutku kaku.
“Lucu juga kamu, pantas Jaemin suka,” wanita itu tertawa, sekali lagi, dengan lemas.
“Tante kenapa?” Aku mendekatinya dengan ragu.
“Sini,” Tante Ha Neul menjulurkan tangannya.
Kujulurkan tanganku, menyentuh tangan halusnya yang dingin. Lalu aku berjongkok di depan kursi rodanya.
“Cantik,” tangannya membelai lembut rambutku.
Bening-bening air mata terkumpul di kelopak mataku, memandangi kedua mata Tante Ha Neul yang bersinar. Jujur saja, walaupun baru dua menit aku berbicara dengan Tante Ha Neul, aku sudah bisa mengakui bahwa aku mengaguminya.
Kedua matanya yang bersinar, suaranya lembut, senyumannya yang sama persis seperti senyuman anak lelakinya.
“Tante doain kamu sama Jaemin happy ending, ya?” Tangannya kini mengusap air mataku yang baru saja jatuh.
“Tante.. kenapa?”
Tidak ada jawaban, hanya senyuman.
“Jaemin itu orangnya sok kuat, padahal lembek,” suara tawanya terdengar lagi.
“Iya,” aku ikut tertawa.
“Makanya dia butuh kamu, jadi tante minta kamu jadi anak yang kuat ya?”
“Siap tante, tapi nggak sekuat superman maaf,” biarlah aku menjadi orang yang receh. Tetapi buktinya Tante Ha Neul menertawai kalimatku.
“Tante juga kuat kan?” Lanjutku.
Tangan Tante Ha Neul yang tadinya mengusap pipiku kini turun menuju tanganku.
“Udah nggak sekuat dulu,” jawabnya sambil mengelus telapak tanganku.
Jangan nangis, Lee Ann. Bukannya Tante Ha Neul sudah mendapat transplantasi ginjal dari mamanya Fioret? Pasti semua akan baik-baik saja.
“Tante mau minta kamu panggil ‘Mama’, tapi rasanya nanti kamu malah ketawain.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Motto || Na Jaemin ✓
RomanceBerawal dari melihat lelaki itu menangis, lalu berakhir mengetahui rahasia dibalik semua itu. "Besok, pulang sekolah, Turtoise Mall, nemenin orang pacaran, sama aku. Mau?" "Mau." Aku sama sekali tidak menyangka jawaban darinya itu, tetapi aku tidak...