One

6.2K 447 117
                                    

1995

Sirius memandangi langit - langit kamarnya dengan bosan. Ia menghela napas. Lagi - lagi ia susah tidur. Perutnya berbunyi, padahal ia sudah menghabiskan sendiri lasagna buatan Molly saat makan malam.

Akhirnya Sirius menyibak selimutnya lalu turun dari ranjangnya. Lampu dapur masih menyala, membuatnya bertanya - tanya siapa yang ada didapur tengah malam begini.

Sirius mendengar suara seorang wanita dari dalam dapur. Tongkat sihirnya sudah siap ditangannya. Ia menghitung. Satu

Dua

Tiga

"Ha!"

Prang!

"Aaa aduh aduh panas panas."

Seorang gadis yang diketahui Sirius bernama Jeslyn Robertson, putri tunggal dari Auror William Robertson lompat - lompat karena kakinya tersiram air panas. "Aduh maaf, kau baik - baik saja?"tanya Sirius, ia merasa bersalah mengira Jeslyn adalah Pelahap Maut yang menyusup.

"Kau menganggetkanku."kata Jeslyn. Kaki kanannya memerah akibat siraman air panas.

"Aku minta maaf. Sini, aku bantu."Sirius menarik salah satu kursi meja makan. Ia menuntun Jeslyn duduk di kursi.

Sirius menaikkan kaki kanan Jeslyn diatas pahanya, lalu mengoleskan salep yang diambilnya dari kotak obat. "Apa yang kau lakukan malam - malam begini?"

Jeslyn meringis ketika salep dingin itu menyentuh kulit kakinya yang melepuh. "Aku lapar."jawab gadis berambut brunette itu. "Maaf mengagetkanmu."sesal Sirius. Luka dikaki Jeslyn cukup parah karena air panas yang mengenai kaki Jeslyn adalah air mendidih.

"It's okay."

"Kau mau makan apa? Akan aku buatkan, sebagai permintaan maaf."Sirius menutup salepnya. Jeslyn menurunkan kakinya dari pangkuan Sirius.

"Mi instant cup. Aku punya dua kalau kau mau juga. Tinggal diseduh air panas."Jeslyn menunjuk dua cup Mi Instant yang sudah terbuka di atas meja dapur.

Sebenarnya ia ingin memakan semuanya, namun akhirnya mengurungkan niatnya karena tak yakin ia mampu menghabiskannya karena Jeslyn tidak tahu jika isinya cukup banyak.

"Makanmu banyak juga untuk ukuran seorang gadis."kata Sirius membuat pipi Jeslyn memerah.

"Sudah kebiasaan."kata Jeslyn dengan pelan.

Sirius terkekeh. Ia mengisi panci dengan air dari keran lalu merebusnya. "Terlalu banyak makan mi instant tidak baik untuk kesehatan. Apalagi tiap malam."

"Yeah, Dad juga selalu bilang begitu."kata Jeslyn. "Kalau sudah kebiasaan susah, aku makan mi instant sejak kecil."

Sirius mengetahui jika William Robertson adalah orangtua tunggal. Tidak ada yang memasak makan malam sehingga Jeslyn harus menunggu William pulang kerja.

Aroma lezat mi instant memenuhi dapur saat Sirius menuangkan air panas. Perut Sirius semakin meronta minta diisi. "Oh aku jadi lapar."

Jeslyn terkikik. "Itu rasa favoritku."

Sirius duduk disamping Jeslyn. Gadis itu mengaduk mi-nya terlebih dahulu sebelum memakannya. "Bagaimana?"tanya Jeslyn.

"Perfect. Ah, muggle memang hebat."

Sudut bibir Jeslyn terangkat beberapa centi. Jeslyn mulai memakan mi-nya. Mi instant rasa sup ayam pedas memanjakan lidahnya. Sirius tidak menyadari bahwa ia memperhatikan gerak gerik gadis yang duduk disampingnya itu.

Rambut panjang Jeslyn dikepang satu. Sedikit berantakan, beberapa helai rambut mencuat keluar. Anak rambutnya hampir masuk kedalam cup mi instant. Tangan Sirius tergarak untuk menyelipkan helaian rambut itu kebelakang telinga Jeslyn.

Sirius Black's Love Story ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang