[17] Berpikir

12 9 0
                                    

Kini Tommy sudah sampai di depan rumahnya. Remima masih tertidur pulas. Tak tega rasanya jika dia membangunkan Remima saat wajahnya sedang lucu  seperti anak kecil nggak di kasih permen. Aaa Tommy ingin mengambil poto. Ekspresinya sangatlah lucu. Tommy gemas.

Tok.. Tok... Tok

“ Bang, assalamu’alaikum “ ucap Tommy sopan.

“ Waalaikumsalam Tommy “ jawab bang Rama.

“ Ini gimana bang? “

“ Bawa ke kamarnya aja tom, jangan aneh-aneh tom! “ bang Rama tersenyum nakal.

“ Santai bang, Tommy masih polos”

“Nih bang martabaknya, Tommy tarok si beruang ini ke kandangnya dulu, “ Tommy ingin tertawa rasanya memanggil Remima beruang. Untung saja dia sedang tidur. Kalau bangun bisa habis Tommy di amuk oleh Remima.

“Yaudah gih. “

Tommy meletakkan Remima di kasur empuknya. Sebelum itu, dia mengambil poto imut Remima. Dia punya ide untuk esok.
Karena sudah malam, Tommy berniat untuk pamit.

“ Bang Tommy pulang ya? “

“ Yah tom sini aja mabar”

“ Ga bisa bang ntar di cariin mama”

“ Yaudah gih pulang, hati-hati! “

“ Oke bang assalamu’alaikum”

“ waalaikumsalam “

Tommy melakukan motornya dengan kecepatan rata-rata 60km/jam. Sedikit ngebut memang. Namun terulang lagi kejadian tak terduga.

Tommy di hadang oleh mobil sport berwarna hitam di depannya.
Orang itu keluar dari mobil dan langsung melabrak Tommy.

“ Habis darimana lo? “ teriak Alex.

“ Bukan urusan lo! “ balas Tommy balik.

“ lo tambah menjadi-jadi ya sekarang! “ Alex tak kuasa menahan amarahnya.

“ apa mau lo?!! “

“ putusin Remima! “

“ ...... “

“ Gausah basa basi lo! “

Bughhh,,,,

Satu pukulan kuat mendarat mulus di pipi Tommy. Langsung mengeluarkan darah dari dalam mulutnya. Tommy tak tinggal diam. Dia membalasnya. Mereka berkelahi dengan hebat. Tommy jatuh, Alex menarik kerahnya dan memukulnya, kemudian menendangnya. Tommy tak mau kalah, dia menggila, dia menyeranh Alex bertubi-tubi. Dan Alex terjatuh lemah.

“ pergi, sebelum gue panggil polisi! “

“ Bangsa*t lo! “

Alex melajukan mobilnya, menghindari ancaman Tommy. Dia tak ingin berurusan lagi dengan polisi.

Tommy kembali berusaha kembali ke motornya. Dalam keadaan luka yang tak terlalu parah, tentu saja dia masih mampu menjalankan motornya.
Tommy sampai di rumah hampir larut malam. Sekitar pukul 12 malam. Itu sudah tengah malam.

Tommy memilih menggunakan jalan lintas untuk menuju kamarnya. Setelah ia memakirkan motornya dengan rapi, dan tentu saja secara diam-diam. Dia menuju ke kamarnya. Dan berhasil. Dia berhasil mengendap-endal tanpa ketahuan. Memang berjiwa intelijen haha.

Tommy membersihkan dirinya terlebih dahulu dengan mandi. Kemudian seusainya dia mengobati luka tadi. Jika ketahuan ibunya bisa kena amplas dia.

Tommy berbaring dan mulai mengingat kejadian hari ini.
Flasback on.

"Mau bantu lo jalan lah, kasian gue liatnya."

Alvian tiba-tiba berjongkok di depan Remima. "Lo nemu duit Yan?" tanya Remima.

Alvian berdecak kesal. Ternyata cewe seperti Remima lola, ga peka, ga bisa diajak romantis intinya mah ga sesuai gelar dibalik namanya. "Cepet naik! Gue mau ke kelas mau nyontek jangan kebanyakan bengong."

"Jadi lo dateng pagi gara-gara belum ngerjain PR?"

"Iya. Cepet nai ke punggung gue biar lo ga lambat," tekan Alvian di akhir kata.

"Rem cepet! Kaki gue kesemutan nih," ucap Alvian kesal.

"Sabar, gue naik hati-hati."

Flasback off

“ mereka terlihat cocok, tapi aku pacarnya. Lagian kenapa aku cemburu sama temen sendiri. Hah sudah upakan.. “

Tommy mengambil sehelai kertas bindernya dan mulai menulis sebuah puisi. Mungkin sedikit mengandung unsur dongenh, karena Tommy memang menyukai dongeng.

Malam ini
Putri cantik jelita menampakkan wajah tenangnya
Dia seolah tak ada beban
Bahkan aku tak tau seberapa banyak beban yang dia rasakan
Aku selalu ingin menjadi armornya
Aku ingin terus di dekatnya
Namun mengapa ...
Ketika ku merasakan nyaman di dekatnya
Selalu ada penjahat cinta
Padahal tak salah jika ku memilikinya
Namun penjahat cinta seolah tak mengizinkanku
Apakah salah jika aku memilikinya?

.... Tommy Bareto.

Tommy menyelesaikan puisinya. Itu sudah cukup membuat ia lega akan masalah hari ini.
Walau Alex masih berkeliaran namun Tommy akan tetap berusaha melindungi Remima.
Alex bisa muncul dimana saja. Tommy mulai menghayal lagi, andaikan saja Remima itu Ratih. Pasti dia akan lebih terlihat menyenangkan . Namun ia sadar, Remima tetaplah Remima, bukan Ratih yang sudah tiada. Terkadang Tommy berpikir apa bisa 2 orang bertemu pada satu orang dalam wujud yang sama namun hanya waktu yang berbeda. Ia tak tau rencana Tuhan. Tapi dia yakin, Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik.

Tommy belajar sebentar untuk sekolah esok hari. Dia sudah tidak lama lagi menjadi anak SMA alias waktunya tinggal sebentar lagi. Dia juga tak ingin masa SMA tak ada kisah sedikitpun. Terus Emely? Dia hanya teman yang mengaku menjadi sahabat Tommy. Karena mereka tetanggaan. Rasanya tidak  enak saja jika Tommy memperlakukannya seperti teman-teman lainnya. Apa itu membuat Remima salah paham?

“ Atau mungkin Remima salah paham sama gue karena tu cewek “
Tommy menyusun rencana untuk esok hari.

TBC

Jangan lupa vote dan komentarnya, ya!

Tommy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang