[3] Ancaman Berujung Pujian

76 17 9
                                    

Hai tuan putri, maukah kau menjadi pendamping hidupku?“ ucap Pangeran Tommy.

Hai pangeranku, jika memang itu membuatmu bahagia, maka akan ku lakukan!“ ucap Putri tersebut.

Benarkah? Apakah kau benar-benar mencintaiku?“

Tentu saja pangeran ku!“ balas Putri itu.

Putri berlari dan Pangeran mengejarnya layaknya pasangan kekasih.

Tuan putri, biarkan aku melihat paras wajah indahmu!“

Tapi kenapa?“ tanya tuan Putri bingung sembari melanjutkan langkah kakinya.

Karena aku ingin tahu,“ jawab sang Pangeran.

Tuan Putri membalikan tubuhnya dan menatap wajah sang Pangeran. Ternyata tuan putri tersebut adalah ... Remima.

Tommy langsung terkejut. Dia pikir putri tersebut sangat cantik, baik hati, pintar, perilakunya bagus. Dan ternyata jauh dari ekspektasi.

“Hah lo! Ngapain di sini!“

Tommy terbangun dari tidurnya, dan ternyata itu hanya mimpi. Tapi mengapa harus gadis menyebalkan itu? Bukankah ada yang lebih baik dari dia? Kenapa harus dia! Apa aku terlalu memikirkannya? Ah, sudahlah mungkin itu hanyalah bunga tidur. Jangan sampai menjadi kenyataan.

Tommy tak terlalu memikirkan mimpi konyolnya itu. Dia bangun langsung mandi dan sarapan. Selesai sarapan ia memanaskan mesin mobil sportnya. Karena cuaca sedang hujan, sehingga Tommy lebih memilih membawa mobil saja. Karena alasan lebih aman, dan menghindari basah.

Di mobil Tommy mendengarkan podcast nya yang berisi lagu-lagu mancanegara, seperti lagu barat, KPOP, Jpop dan lain sebagainya. Terkadang dia mendengarkan musik tersebut untuk menghilangkan dan melupakan yang terjadi sebelumnya. Semudah itukah dia melupakan?

Sesampai Tommy di sekolah, dia memakirkan mobilnya dengan rapi dan langsung menuju ke kantor untuk memberi intruksi kepada seluruh siswa untuk melaksanakan piket kelas. Dia melihat di mading, dan benar dugaannya. Remima si cewek sialan sudah memajang foto tadi malam. Tommy tersenyum kecil melihat fotonya tersebut. Dia hanya diam dan mendengarkan semua yang dikatakan temannya.

Tommy memerhatikan dengan seksama fotonya tersebut, para siswi yang baru datang langsung menuju ke mading tersebut karena terlihat ramai. Dan ternyata....

“Ah, kak Tommy gagah banget sih, jadi pengen jadi pacarnya... “ teriak salah satu siswi

“Kalo gue sih gamau jadi pacarnya, langsung istrinya aja.... “ ucap siswa itu tanpa malu.

“Walaupun kak Tommy galak dan disiplin tinggi, dia mau juga ya nemenin temennya di balapan motor kayak gitu,, Aaa! Jadi sayang,” argumen seorang siswi yang pada saat itu berada di dekat Tommy pada saat balapan. Namun Tommy tidak mengetahui akan hal itu.

“Aaa! Idaman banget deh, lain kali ikut balapannya dong kak jan cuman nonton aja hihihi,” tawar seorang siswi.

Lalu Remima datang dan mendengarkan semua ucapan siswa tersebut. Dia merasa kesal, bagaimana tidak? Dia ingin Mencemarkan nama baik Tommy di depan semua murid di SMA RAZARDA, tapi ini apa? Justru bukan mendapat cemooh, malah pujian yang Tommy dapatkan. Hal tersebut membuat Remima kesal dan mengamuk.

Remima meninggalkan mading tempat temannya berkerumun. Dia langsung menuju ke kelasnya.
Sedangkan Tommy masih berdiri di dekat mading tersebut.

“Kalau dilihat-lihat gue ganteng juga ya,” ucap Tommy pada diri sendiri.

“Oh jelas dong, kan Tommy bukan yang lain hahaha!” jawab Tommy pada diri sendiri.

Tommy meninggalkan mading tersebut dan menuju ke kantor guru untuk membunyikan bel karena sebentar lagi kegiatan belajar mengajar akan segera dimulai.

Setelah Tommy mengumumkan bahwa jam pelajaran telah dimulai, dia langsung menuju ke kelasnya. Dia duduk bersama Alvian. Dan Andy di belakangnya bersama Fendi. Guru masuk, dan pelajaran pun dimulai.

Namun, guru tersebut tidak sendirian, dia bersama seorang perempuan, sepertinya siswi baru.
Tommy tidak terlalu memikirkan anak baru itu. Dia fokus membaca buku kimianya.

“Selamat pagi anak-anak, seperti biasa ibu akan memberi kalian kuis untuk menambah nilai kalian, sebelum itu ibu membawa siswa baru pindahan dari Bandung. Perkenalkan dirimu.”

“Nama saya Ferruzia Citruseia, saya dari Bandung, salam kenal semua!“

“hah Ferrum? Citrus? Besi jeruk?“ ceplos Tommy refleks.

“Hahahaha.... Bener banget lo Tom,” kata Alvian.

Njir, Tommy bisa ngelawak ya?“ ucap gadis di pojokan bernama Ela.

“Hahahaha.... Ngakak sumpah!” sahut Deny.

“Tommy kok bisa refleks ngomong gitu kenapa? Oh lagi baca buku kimia hahaha, wajar saja!”

Mungkin Tommy memang disiplin dan diam, tapi entah kenapa tiba-tiba dia refleks mengucapkan yang tidak penting seperti ini, ada apa dengan dirinya, apakah dia tertular sifat bar-barnya Remima? Ah sudahlah Tommy tidak mau memikirkannya.

“Tommy!!! Ngomong apa kamu barusan? L“ tanya Bu Erik.

“Maaf Bu, Saya refleks!“ jawab Tommy.

“Ya sudah Ibu maafkan, Ferrum, silahkan duduk bersama Lea di pojok depan.” Intruksi Bu Erik terhadap Ferrum.

“Bu kapan nih dimulai kuisnya, aku udah lumutan nih nungguin kuis dari ibu!” protes Andy.

“Kamu tuh ya kok tumben minta kuis, biasanya kamu paling takut sama kuis ibu! Atau jangan-jangan... “ Bu Erik menggantung kalimatnya.

“Jangan-jangan apa Bu?“

“Jangan jangan lo suka sama tu cewek baru ahahhahaha!! “ ceplos Alvian.

Mungkin bagi sebagian orang cukup aneh. Tommy pendiam, Alvian nyenyes, dan Andy playboy. Tapi mereka bisa bersahabat tanpa memandang sifat yang dimiliki masing-masing dari mereka. Tapi bagi mereka bertiga, itu adalah salah satu cara bersatu walau berbeda server, eh bukan, maksudnya berbeda tingkah lakunya.

“Oke Ibu akan dikte soalnya, pasang telinga kalian bener-bener, kalau sampai lepas Ibu tidak mau tanggung jawab!“

“Ya, kali telinga kami bisa lepas Bu, kan udah nempel dari lahir! “ ceplos Alvian.

“Alvian! Kamu diam atau Ibu keluarkan dari kelas!“ ancam Bu Erik.
“Eh iya Bu iya, maaf hehehe,“ balas Alvian.

“Kita mulai ya!"

•••

Uwo, bagaimana?

Jangan lupa berikan Vote dan Komentarnya, ya! Terima Kasih!

Tommy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang