Mendengar ucapan Taeyong barusan membuat Irene berdecak, dia mlengos pergi tapi Taeyong ngga ngejar sama sekali malah asyik ngobrol berdua sama Chungha,
" Yaa!!! Isekya!! Micheoso??? Jugulle?? Taeyong Paboya...!!!! " maki Irene pakai bahasa Korea tapi kan Taeyong orang jawa mana tau dia,
Gadis labil itu balik lagi nyusul pacarnya dan langsung seret Taeyong pergi, tapi tiba tiba aja Taeyong lepas tangan Irene kasar, membuat gadis itu melongo,
" Apaan sih? " tanya Taeyong,
" Kamu yang apaan! Ngapain ngobrol sama ni lonte lama banget! " sahut Irene,
" Jaga omongan kamu! Jangan kasar! " kesal Taeyong,
" Hey aku ini pacar kamu, tapi ngga kamu utamain ya, oke fine.. " kesal Irene,
" Aku sudah lama perhatiin ini, tolong kurangi kata kasar dan umpatan, Bae kamu itu cewek. Ngga pantes didengernya, apalagi kamu cewekku. Aku risih tau. " ucap Taeyong,
" Yaudah kalo lo ngga suka. " sahut Irene,
" Awal awal aku bisa terima, tapi makin kesini kamu ngga ada perubahan. Kamu memang cantik, tapi mulut kamu jelek. " pungkas Taeyong lalu memutar tubuhnya dan jalan menjauh,
" Aku hitung sampai 3 kalau kamu ngga mau balik kesini, kita putus. Satu.. dua... ti... "
Tapi Taeyong tak peduli, dia malah melenggang jalan beriringan dengan Chungha,
" Oke kalau itu yang lo mau! Brengsek! " ucap Irene lalu menghampiri mereka berdua,
Chungha memekik saat tangan Irene menjambak rambutnya menariknya dengan kasar dan kekuatan penuh, lalu berteriak,
" Heh pelakor! Lu mau rebut pacar gue kan? Iya kan! Ngaku ngga lo bangsat! "
" Irene!! " sentak Taeyong berusaha melepaskan tangan Irene,
Tapi percuma aja karna gadis ini udah kaya orang kesurupan tak peduli banyak orang dijalanan yang liatin mereka berantem,
" Gue bukan pelakor! Pacar lo aja yang belom bisa move on dari gue. " ledek Chungha, Irene pun tampol mulut gadis itu sekali,
Chungha juga gak tinggal diem, dia balas tarik rambut Irene, sampai kepalanya mengadah keatas, Irene bales lagi, kali ini dia cakar pipi Chungha dengan kekuatan penuh, melampiaskan semua kekesalannya.
Chungha ga bales, dia tau Irene agak psycho, dia menarik badannya menjauh walau rambutnya rontok dan perih, yang penting udah lepas dari tangan Irene, gadis itu bertingkah manja ke Taeyong seolah meminta perlindungan,
Habis sudah kesabaran pada diri Irene, disebelahnya ada tukang cendol dawet, dia samber gelasnya dan lempar ke Chungha, untung meleset, kalau ngga bisa bocor kepala Chungha,
Taeyong pun berteriak dengan lantang, " IRENE OLIVIAAA!!! " tatapan matanya saat menyebut nama Irene penuh kebencian, tatapan lembut yang biasa Irene dapatkan berubah,
Hanya menjadi tatapan mengerikan yang akan memakannya. Air mata Irene mengalir saat itu juga. Ia kesal, marah, sedih jadi satu, dia tendang gerobaknya sampai penyok, lalu menangis kencang.
" Gelas sama gerobak saya siapa yang mau ganti rugi? " tanya si penjual cendol itu,