hidden

138 17 6
                                    

Seluruh anggota blackvelvet yang hadir disana langsung merasa terdobrak, tertendang, terjungkal, terguling guling melihat kejadian ini, biar mereka teman yang tak berahlaq tapi mereka semua bisa merasakan yang Irene rasakan saat ini,

" Ngga mungkin.. ini ngga mungkin.. " rancau Irene,

" Sabar Ren, pada melototin lo semua ni orang². " bisik Seulgi,

" Tampar gue Seul. Tampar.. ini mimpi kan.." perintah Irene,

Plakk

Seulgi menampar Irene dengan keras, Irene pun langsung menangis tersedu²,

" Sakit anjir, gue kira mimpi hiksss... " kata Irene dengan mata berkaca²,

" Ada apa dek? " tanya Tante Yeji,

" Aku ngga mau, aku ngga setuju, pokoknya aku ngga terima pertunangan ini, batalin titik. " seru Irene,

" Tapi semua tamu udah dateng, kamu ngga malu? Bukannya kemarin kamu setuju? " tanya Yeji,

" Iya tapi itu pas aku ngga tau kalau ternyata anak Om Jongki itu pacar aku. " jawab Irene,

Semua tamu langsung kaget terkejut terheran heran, begitu juga Emak Irene dan Om Jongki,

Namun Taeyong mengajak Irene untuk keluar dari rumahnya dan membawa gadis itu pergi supaya tidak membuat keributan disana.

***

Kini Taeyong dan Irene duduk disebuah cafe seblak, sambil ngaduk² seblak air mata Irene ngga berhenti netes,

" Bae, kok ngga dimakan? Katanya mau seblak? " tanya Taeyong,

" Bu.. maksud Mamaku sama Papa kamu tadi itu apa? Mereka tunangan? Kamu ngga kasi tau Papa kamu kalau kita pacaran bu? Kenapa? Kamu udah bosen sama aku? " tanya Irene dengan wajah yang udah bengep bagai dicium tawon,

Taeyong menghela nafasnya panjang, kemudian mengusap pipi Irene yang basah dengan kedua tangannya,

Ia menatap Irene sendu, mata mereka bertemu, terlihat kekalutan pada keduanya, lama kelamaan mata Taeyong pun ikut memerah,

Bibirnya bergetar lalu menunduk dan meenelungkupkan wajahnya diatas meja, ia tak kuasa menatap Irene, gadis itu paham kalau Taeyong juga merasakan apa yang dia rasa, tapi berusaha untuk tegar,

Bibirnya bergetar lalu menunduk dan meenelungkupkan wajahnya diatas meja, ia tak kuasa menatap Irene, gadis itu paham kalau Taeyong juga merasakan apa yang dia rasa, tapi berusaha untuk tegar,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Bu.. aku harus gimana? Kita harus gimana? Kamu mau aku gimana? Jawab bu, jangan diem aja! " seru Irene,

" Bae aku juga ngga tau bakal begini, maaf. " sahutnya,

" Aku ngga butuh kata maaf, yang aku butuh kejelasan nasib hubungan kita, ayo kita batalin pertunangan mereka, mumpung belom nikah. " usul Irene,

" Bae.. ngga bisa gitu. "

" Kenapa? Emang salah kalau kita pacaran? Kita kan pacaran udah lama. "

" Ngga bae, Mama kamu dan Papa aku ternyata udah deket lama sebelum kita kenal. Papa sengaja pindah depan rumah kamu supaya bisa ketemu Mama kamu tiap hari. Tapi Papa malah ditugasin diluar negeri, dan Mama kamu diajak. Karna mereka pengen persiapkan ini semua, pertunangan dan pernikahan mereka berdua. " jelas Taeyong,

JAMET ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang