❄❄❄ HAPPY READING ❄❄❄
.
.
.
Dari belakang, Anthy menatap punggung tegap yang menariknya pelan itu. Tak pernah terbayangkan akan merasakan hal seperti ini sebelumnya, juga tak pernah ada di otaknya bahwa dirinya yang biasa-biasa saja ini akan bertemu lelaki yang hampir bisa dibilang luar biasa dan mendekati definisi sempurna kebanyakkan wanita tidak terkecuali dirinya.
.
.___________
.
."Seperti motor perempuan ...." beo Anthy pelan saat memakai pelindung kepalanya.
"Memang ini motor perempuan!" jawab Seokjin yang mendengar celotehan Anthy walau terdengar lirih dan pelan.
"Eh ... kau mendengarnya?" tanya Anthy takut Seokjin tersinggung.
"Kenapa tidak?" tanya Seokjin mengernyit bingung menatap Anthy.
Anthy menggeleng tak ingin hal itu bertambah panjang dan dirinya yang justru akan pusing menjelaskannya.
"Ayo berangkat" ajaknya mengalihkan pembicaraan.
Seokjin mengangguk lalu naik ke atas motor setelah itu Anthy di jok belakang.
"Kemana arahnya?" tanya Seokjin lagi saat akan menghidupkan mesin motor.
"Kau tinggal belok kanan lalu lurus saja!" jawab Anthy di sebelah telinga Seokjin yang tertutupv
pelindung kepala.Seokjin mengangguk lalu mulai melajukan motornya membelah jalanan menuju Cafe yang di maksud dengan kecepatan rata-rata.
Anthy menoleh ke kanan dan kiri, menikmati udara sejuk musim semi setelah musim dingin bebarapa minggu lalu dan hari ini adalah weekend pertama musim semi. Biasanya saat musim semi seperti ini Antny akan duduk di balkon lantai dua rumahnya dengan secangkir teh juga kacang telur buatan Ay, makanan khas rumah dari negaranya.
"Anthy-ya, kenapa kau tidak berpegangan?" tanyasl Seokjin saat berhenti di lampu merah.
"Yaak! Seokjin-ah, aku ini sudah besar!" jawab Anthy masih memperhatikan bunga-bunga yang baru akan mekar.
"Kau kira saat dewasa akan terhindar dari bahaya!?" ucap Seokjin langsung menarik tangan Anthy dan melingkarkannya ke pinggangnya sendiri.
Anthy terkejut, "Yaak ... Seokjin-ah, kau modus sekali!" jawabnya kesal sekaligus malu karna secara tak langsung memeluk tubuh kekar lelaki didepanya ini dan itu sukses membuatnya bersemu malu layaknya buah tomat matang tapi pelindung kepalanya menyelamatkan wajah merahnya tersebut.
"Hanya sedikit!" jawab Seokjin sedikit tersenyum di balik pelindung kepalanya saat mulai melaju kembali menuju Cafe.
Anthy diam berusaha menutupi kegugupannya dengan terus melihat-lihat sekitar jalanan kota yang ramai karena cuaca yang cerah tapi tidak panas, cocok untuk berpergian juga aroma musim semi yang menenangkan ditambah susasana sejuk benar-benar membuat hati tenang.
Anthy melepaskan rangkulannya lalu turun saat Seokjin memarkirkan motornya di Cafe yang dirinya bilang tadi.
"Ayo!" ajak Seokjin masuk ke dalam Cafe.
Anthy mengangguk lalu mengikuti Seokjin masuk ke dalam dan langsung di sambut oleh Ay di meja pemesanan.
"Satu ice cream vanilla dengan toping coklat!" pesan Seokjin pada penjaga meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
'DIA LANGIT' { Terbit Novel } √
FanfictionMungkin kehidupan sempurna tanpa lika liku itu hanya mitos dan hidup pun tak semulus seperti jalan tol, pasti akan ada kerikil atau bebatuan yang menghalangi. Karena dari situlah kita bisa belajar menjadi lebih dewasa dalam menghadapi kenyataan hidu...