❄❄❄ HAPPY READING ❄❄❄
.
.
.
.
.
Satu sampai dua bulan kemudian. Anthy berjalan pelan bersisihan dengan Seokjin menuju kantor, Anthy sendiri terkejut saat pagi-pagi menemukan Seokjin sudah berdiri didepan supermarket untuk menunggunya.
"Kau tidak naik bus?" tanya Seokjin menoleh ke arah Anthy sebab gadis disebelahnya ini terlihat santai saat bus sudah melintas di dekat mereka.
"Kami di ijinkan masuk sedikit agak siang ...," jawab Anthy menoleh menatap Seokjin, "Ada rapat privasi antar dewan jadi aku lebih sedikit santai." lanjutnya menjelaskan.
Seokjin mengangguk masih berjalan di sisi Anthy, "Aku akan ke Amerika!" ucap Seokjin tiba-tiba.
.
.
_________
.
.
"Hah?" respon Anthy tidak mengerti sebab dirinya dari tadi sibuk memperhatikan orang-orang yang terus menatap kearahnya, ah ... ralat kearah Seokjin lebih tepatnya.
"Aku akan ke Amerika!" ulang Seokjin sambil terkekeh melihat wajah Anthy.
"Amerika???" tanya Anthy mengulang dan Seokjin mengangguk.
"Untuk apa?" tanyanya penasaran.
"Sebuah pekerjaan!" jawabnya.
'Atau tur konser tepatnya, 'gumamnya dalam hati tak mungkin jujur pada Anthy.
"Apakah lama?" tanya Anthy.
"Entahlah!" jawab Seokjin tersenyum menggeleng.
Seokjin masih memperhatikan Anthy yang masih mengangguk-anggukan kepala sambil memperhatikan sekitar dengan bibir sedikit maju.
Hampir dua bulan mengenal gadis di depannya ini sedikit banyak dia mengerti bahwa tidak semua orang mengenal dirinya sebagai idol dan Seokjin lebih nyaman dengan keadaan ini, dan siapa yang tahu jika hatinya akan jatuh pada gadis biasa disebelahnya ini. Gadis yang terkadang manis juga bisa galak secara bersamaan, gadis yang mengerti bagaimana kondisi orang lain juga perduli terhadap orang lain.
"Anthy-ya! Ayo kita berkencan sebelum aku pergi!" ucap Seokjin spontan.
"Kencan?" tanya Anthy mencerna kata kencan.
Seokjin mengangguk dengan senyum, "pergi berpiknik mungkin ...," usulnya lagi.
"Kapan kau berangkat?" tanya Anthy.
"Mungkin dua atau tiga hari lagi!" jawab Seokjin setelah mengingat jadwal terbang yang diberikan Namjoon tadi pagi.
"Baiklah!" Anthy mengangguk, "Aku akan ambil cuti besok!" lanjutnya setelah mengingat bahwa jadwal cutinya bulan ini belum di ambil sama sekali.
"Apa harus mengambil cuti?" tanya Seokjin merasa tak enak jika Anthy harus mengambil cuti hanya karena dirinya.
"Ah, tidak apa ...," ucap Anthy menggoyangkan tangan, "Kebetulan bulan ini, aku belum ambil cuti," jelasnya. "Jadi tidak masalah." lanjut Anthy sambil tersenyum manis.
"Baiklah!"
Pada akhirnya Seokjin yang akan kalah dengan senyum manis itu, "Kau akan pergi?" tanyanya saat bus sudah datang.
Anthy mengangguk, "Aku akan menghubungimu nanti, jika aku sudah mendapatkan izin!" ucap Anthy lalu melambai, "Aku pergi dulu!" pamitnya setelah itu masuk ke dalam bus saat Seokjin balas melambai dan bus melaju.
Seokjin memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket, masih memperhatikan bus yang membawa Anthy pergi hingga hilang di perempatan depan.
"Sepertinya, aku harus segera jujur!" beonya saat memikirkan tentang masalah pekerjaan yang sampai hari ini belum di memberitahukan pada Anthy.
Drrtt ....
Drrtt ....
Seokjin menarik ponselnya dari saku lalu menggeser tombol hijau di layar dan menempelkannya di telinga.
"Hallo ... Jimin-ah, ada apa?" tanyanya sambil menoleh ke kanan lalu menyetop taksi yang lewat.
"Kau dimana Hyung?" tanya Jimin.
"Aku dijalan!" jawab Seokjin saat sudah mulai melaju dengan taksi, "Kenapa?" tanya Seokjin.
"Dimana kau letakkan paspormu Hyung? Yunha akan membereskan barang kita." tanya Jimin.
"Aku letakkan di dalam lemari bagian atas ...," jawab Seokjin memperhatikan jalanan ramai lalu lalang kendaraan.
"Baiklah, cepat pulang Hyung!" tuuttt ... tuuttt ....
Seokjin kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku.
Seokjin tak pernah tahu bahwa dirinya akan ada di posisi ini, posisi dimana hatinya bimbang antara harus jujur masalah profesi atau tetap tidak bilang dan menbiarkan gadis itu tidak tahu, tapi dirinya juga sadar akan konsekwensi jika tidak memberitahu hal ini dari awal.
Seokjin mengusap pelan wajahnya tak menyangka bahwa semuanya akan rumit seperti ini juga tak pernah menyangka bahwa dirinya akan jatuh hati pada gadis yang sama sekali tak mengenalnya.
"Biarkan semua mengalir seperti air ...!" putusnya.
.
.
☁☁☁☁☁☁☁
.
OPEN P.O, kepo dengan kelanjutannya silakan order ke IG Pame
KAMU SEDANG MEMBACA
'DIA LANGIT' { Terbit Novel } √
FanficMungkin kehidupan sempurna tanpa lika liku itu hanya mitos dan hidup pun tak semulus seperti jalan tol, pasti akan ada kerikil atau bebatuan yang menghalangi. Karena dari situlah kita bisa belajar menjadi lebih dewasa dalam menghadapi kenyataan hidu...