Part 26

41 2 2
                                    

"Ikut ke kelasku aja deh, Sya, daripada kamu kayak orang nggak punya semangat hidup gini!" Ajak Zidan yang entah bagaimana selalu menyadari mood-ku yang sedang kacau.

"Tapi proposalnya belum selesai."

"Emang masih kurang banyak, Ra?" Tanya Irfan yang mendengar pernyataanku.

"Tinggal dikit sih, tadi malam aku lembur."

"Ya udah, ikut Zidan dulu nggak apa-apa kalau kamu bosen di sini sendiri."

"Ayok! Aku jamin di kelasku nanti kamu bisa ketawa deh." Ajak Zidan sambil menarik tanganku.

Temanku yang satu ini memang selalu punya cara agar aku melupakan masalahku. Aku jadi bingung, yang sahabatku itu Zidan atau Rayhan sih?

Aku mengikuti langkah Zidan hingga sampai di sebuah kelas yang lumayan terkendali. Tidak berisik tapi tidak cuek seperti kelas yang dua hari lalu aku pegang.

"Assalamualaikum." Ucap ku bersamaan dengan Zidan yang langsung mendapat jawaban dari anak-anak yang duduk paling depan. Yang belakang hanya diam.

"Aku bawain cewek nih! Udah kenal atau belum?" Tanya Zidan yang dijawab dengan kata 'belum' oleh anak-anak di kelas ini.

"Ya udah, kenalan dulu kalau gitu. Kenalan dulu, Kak, biar tambah akrab. Kali aja malah bisa sayang!" Ucap Zidan.

"Oh iya, nitip kelas, aku mau keluar bentar." Tambahnya.

Apa-apaan ini? Katanya mau menghibur ku yang sedang bad mood tapi kenapa malah aku ditinggal?

Meski aku kesal dengan temanku yang satu itu, aku tetap menuruti ucapannya. Aku mengenalkan diri. Setelah selesai, aku hanya diam. Aku benar-benar malas untuk sekedar basa-basi.

"Kak!" Panggil cowok yang duduk di bangku paling belakang membuat ku menatapnya penuh tanya.

"Senyum dong, Kak, biar nggak horor!"

Emang mukaku serem banget ya? Aku kan emang jarang senyum, kecuali kalau udah ketemu temen.

Suara seseorang dari arah pintu kembali mengambil alih perhatianku. Zidan. Laki-laki itu tidak sendiri. Rendra berjalan di sampingnya.

"Udah kenalan atau belum?" Tanya Zidan.

"Ud-" suara penghuni kelas ini menghentikan ucapanku.

"Belum, Kak."

Apa-apaan coba? Jelas-jelas tadi udah. Gimana ceritanya satu kelas kompak mojokin aku gini?

"Kenalan dulu sana!" Seru Zidan sambil menarik ku agar berdiri.

"Udah kenalan tadi, Kak Zidan." Jawabku dengan menekankan ketika menyebut nama Zidan.

"Mereka kan bilang belum."

"Masyaallah.... mereka bohong!"

"Bodo. Pokoknya aku anggap belum kenalan. Kenalin diri kamu dulu, aku lihat dari belakang." Ucap Zidan yang kemudian berjalan ke bangku kosong yang berada di belakang diikuti Rendra.

"Kenapa jadi aku yang dikerjain sih!" Seruku kesal yang justru membuat seisi kelas tertawa.

"Dan, aku nggak pernah bohong loh sama kamu, masa kamu malah percaya sama mereka sih." Ucapku dengan sedikit memelas menghampiri Zidan. Berharap mendapat pembelaan.

Bukannya kasihan, Zidan malah tertawa keras. Kalau seperti ini menghibur dari mananya? Lagian kenapa malah aku yang dikerjain adik kelas sih?

"Udah, nggak usah nangis!" Seru Zidan yang kini menarik tanganku agar mengikuti nya ke depan.

Perjalanan Cewek STMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang