Kita Shinsuke, semua tau bahwa pria bersurai dwiwarna ini adalah sosok yang paling sempurna se-SMA Inaizaki, banyak penghargaan secara akademis maupun non-akademis yang ia raih. meskipun tidak memiliki fans sebanyak miya bersaudara, atau meskipun bukan bagian dari tim inti, Kita Shinsuke adalah sosok yang paling dikagumi semua orang. termasuk aku, seorang troublemaker yang sangat berbeda 180 drajat, dengan seorang kita shinsuke.
entah sudah berapa lama aku menyukainya, sejak pertama kali melihat mata rubahnya yang tajam membuatku menjadi sering memperhatikannya. hingga akhirnya aku dipertemukan dengan-nya dikelas yang sama, usahaku untuk meningkatkan nilai tidak sia-sia.
---
saat ini aku tengah gugup, aku mungkin sudah terbiasa untuk melakukan presentasi di kelas, namun setiap giliranku untuk berpresentasi hal itu membuat suaraku menjadi tercekat, dan otak ku mendadak membeku dalam berpikir. dan shinsuke mengetahui hal itu.
"(name)-san?" panggilan shinsuke membuatku membuka mata kembali, tanganku menjadi lebih dingin sekarang padahal aku tengah menggunakan jaket. jantungku berdetak lebih cepat saat ia melihatku dengan mata rubahnya, kita berpandangan beberapa saat.
"a-aku gapapa kok" ucapku dengan gugup. saat itu adalah pertama kalinya aku melihat senyumannya yang bagai malaikat itu, tanpa sadar wajahku sudah memerah. sejak saat itu, pandanganku tidak dapat beralih darinya, sosok yang paling ku kagumi. selain itu perkataanya yang selalu membuat semangat ku bangkit.
"tidak usah gugup, percayalah pada kemampuanmu sendiri" ucap shinsuke lembut.
---
saat ini aku tengah bermain hp diam-diam di sudut belakang kelas, pelajaran matematika sangatlah membosankan bagiku, aku menyumpalkan earphone ke telinga kananku, sementara telinga kiriku mendengarkan penjelasan guru. meskipun banyak anak yang sering melakukan hal itu, namun berbeda dengan anak-anak di kelas ini kebanyakan dari mereka adalah anak ambisius yang mudah mengerti berbeda denganku yang sulit mengingat pelajaran.
"(name)-san, coba jawab pertanyaan ini" suara tegas guru matematika membuyarkan lamunanku, jantungku berpacu lebih cepat. aku menatap papan tulis dengan wajah terkejutku, soal di papan tulis itu jauh lebih sulit dari pada yang guru itu jelaskan. aku menatap tajam mata guru itu, aku maju kedepan tanpa rasa takut, semua siswa menatapku tak suka.
aku tau itu, orang sepertiku tiba-tiba masuk ke kelas unggulan itu hanya seperti kebetulan saja. mereka hanya tidak tau bagaimana perjuanganku untuk bisa berdiri di kelas ini, bagaimana orang-orang membenciku karena terlalu dekat (baca: cari muka) dengan para guru. bagaimana aku menjadi bahan gibahan karena selalu bersikap sok pintar, dan banyak menanyakan pertanyaan sulit saat presentasi.
"jika kamu tidak bisa menjawabnya, aku akan menyita hpmu" ucap guru itu. aku berdecak kesal dan menghela nafas kasar. aku mengambil spidol dari meja guru dan menatap setiap soal yang sama sekali tak kumengerti cara menyelesaikannya. aku ingin menyerah
"p-" aku hendak bernegosiasi dengan guru matematika itu namun ada seseorang yang memotong perkataanku.
"permisi pak, namun rumus itu masih belum diajarkan. bagaiamana cara (name) untuk menyelesaikannya?" suara shinsuke menyita semua perhatian satu kelas, pertanyaan itu benar-benar menyelamatkanku. guru tersebut menatap shinsuke dengan pandangan tidak suka, guru itu menghela nafas kasar
"saya berikan kamu waktu untuk berpikir, dan lain kali jangan sibuk sendiri saat pelajaran saya!" ucap guru itu kepadaku, aku pun mengangguk-angguk dan kembali ke tempat dudukku.
namun mau bagaimana pun juga, soal itu tetap tidak dapat aku kerjakan, aku mengacak-acak surai hitam ku. mataku berkaca-kaca, aku sudah berusaha mencoba tetapi hasilnya belum bisa kudapatkan, jika murid ambisius lain dapat menerima semua materi hanya dengan sekali penjelasan, berbeda denganku yang harus banyak bertanya.
"(name)-san kesulitan?" suara datar itu selalu menolongku. aku menatap wajah shinsuke sejenak dan mengangguk dengan cepat, shinsuke tersenyum tipis dan mengajariku dengan perlahan, meskipun aku sering kali tidak mengerti dan menyerah. namun shinsuke mengajariku dengan sabar, hingga akhirnya aku mengerti semua rumus itu.
"terimakasih shin-kun telah membantuku belajar" ucapku dengan senyuman, shinsuke terdiam. aku pun baru menyadari setelah beberapa saat.
"eh.., ma-maafkan aku yang telah memanggil nama kecilmu" aku menundukan kepalaku di hadapannya, shinsuke tertawa kecil. tiba-tiba shinsuke mengacak pelan rambutku, tubuh terasa seperti tersengat listrik, dan rona merah mulai menjalar di pipiku.
"kalau begitu (name)-chan?"
---
tbc.
karakter ter-sempurna se-Haikyuu
jadi inget sama doi :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I be Yours? (Kita Shinsuke)
Fanfiction"Pantaskah aku mencintai orang yang terlalu sempurna seperti mu?". Kita Shinsuke x reader ⚠️Haikyuu characters by haruichi furudate⚠️ Can I be Yours. (finish)