Effort

3.8K 621 23
                                    

kalian tau, dalam berpacaran tidak hanya melulu selalu bersama, tidak harus selalu bersama, dan tidak selalu memikirkan perasaan, terkadang berpikir realis itu penting.

tak terasa waktu cepat berlalu, termasuk hubungan ini. tidak selamanya sebuah hubungan berjalan dengan baik, pasti semuanya ada jarak.

"(name)-chan, aku latihan hari ini, jadi kamu pulang dulu saja" ucap shinsuke saat jam berakhirnya pelajaran dibunyikan, shinsuke mengacak pelan surai hitamku.

"eum.. aku juga ada pertemuan untuk lomba" setidaknya usahaku untuk bisa belajar lebih baik dapat tercapai.

"ya sudah jangan terlalu lelah ya" ucap shinsuke penuh perhatian.

"hey, kamu juga, jangan memaksakan diri menghadapi si kembar ituu" ("pengen ngehujat tapi entar dimarahin lagi"). ucapku dengan ekspresi cemberut, shinsuke hanya terkekeh pelan. tangannya melambai padaku.

- kita sama-sama berusaha -

"wahhhhh, shin-kun!!" aku berteriak sambil masuk ke dalam kelas. aku melompat-lompat kegirangan di depan shinsuke, sambil mengepalkan tanganku.

"tenanglah, ada apa?" tanya shinsuke yang menepuk bahuku agar bisa tenang. aku tersenyum lebar, membuat mataku menyipit.

"aku bisa menaikan peringkatku di kelas ini yeeey!" ucapku dengan penuh semangat.

"selamat, sayang <3" ucap shinsuke sambil memainkan rambutku, shinsuke menunjukan senyum malaikatnya padaku.

"umm.. itu semua karena kamu tauu, terimakasih sudah mengajariku, hehe" aku menerjang tubuh shinsuke, dan menjatuhkan kepalaku pada bahunya. shinsuke membalas pelukanku erat, dan mencium keningku sejenak. membuat kedua pipiku merona merah.

*tontonan gratis.

---

pulang sekolah.

"shin-kunnn," teriakku, membuat atensinya berbalik padaku. aku berlari dan mengenggam erat tangannya.

"ada apa, heem?" aku melepaskan genggaman ku pada lengannya. sementara shinsuke beralih, merangkul bahuku.

"hari ini aku sangat beruntung hehe, ayo pulang bersama" ucapku dengan riang.

dalam perjalanan, kita bertemu dengan nenek dan michiko yang mengandeng tangan nenek yumie dan membawa belanjaan nenek yumie. dengan segera shinsuke melepaskan genggaman tanganku dan mengahampiri nenek yumie, aku pun mengikutinya dari belakang.

"nenek?" ucap shinsuke sambil menggandeng neneknya di sisi lain.

"eh, shinsuke, sudah mau pulang? ayo pulang bersama?" shinsuke pun mengangguk.

pada akhirnya shinsuke dan michiko, berjalan bersama nenek yumie di tengahnya. sementara aku hanya mengikutinya dari belakang, dengan senyuman tipis. aku rasa tidak baik jika tiba-tiba menghilang tanpa pamit, aku pun mengikuti mereka hingga rumah shinsuke.

"pada akhirnya akan seperti ini, tak perlu menyesal karena ini pilihanku. hey bukankah mereka sangat cocok?, lihat shinsuke tertawa jika bersama michiko, heemm tidak apa asalkan shinsuke bahagia bukan? jangan sedih, pasti ada saatnya aku seperti itu. tak perlu sedih bukan?"

"(name)-chan?" lamunanku terbuyarkan oleh suara shinsuke. aku mengangkat kepalaku, dan menatapnya kebingungan.

"i-iya kenapa?" ucapku sedikit gugup. tanpa sadar aku sudah sampai di pekarangan rumah shinsuke.

"ayo pulang" ucap shinsuke dihadapanku. aku melirik sedikit kearah nenek yumie, ah.. sepertinya itu isyarat supaya aku menolaknya.

"aku pulang sendiri saja shin-kun" ucapku dengan senyum yang kupaksakan.

"kenap-"

"eum.. besok aku akan melihatmu latihan di klub voli ya?" aku memotong ucapan shinsuke, dan melangkah mendekatinya dan membisikan sesuatu.

"jaaa...." ucapku sambil berbalik dan tersenyum. hari ini pasti shinsuke akan mengantar michiko pulang. aku tau itu menyakitkan, tapi aku juga tau bahwa aku harus ikhlas.

---

besoknya.

"kenapa kamu tidak mau ku antar pulang kemarin?" ucap shinsuke dengan tatapan datarnya. aku mengalihkan pandanganku darinya.

"hehe, aku hanya tidak ingin merepotkanmu saja, lagian kamu juga harus membantu nenek kan?" ucapku dengan senyuman tipis.

"huh?, itu bukan alasan yang logis" ucap shinsuke dengan nada rendah.

"et-tto, sudahlah ayo ke gym sebelum terlambat." ucapku sambil menarik tangan shinsuke. aku berjalan mendahului shinsuke dan menarik tangannya dari belakang.

aku hanya latihan dari atas, hari ini bertepatan dengan para senpai kelas 3 akan mengundurkan diri dari tim inti. untuk pertama kalinya aku menyadari, ini bukan hanya sekedar keberuntungan tapi hasil dari ketekunan. shinsuke menangis terharu, karena telah terpilih menjadi kapten tim. aku pun turun menghampirinya

"kamu memang pantas mendapatkannya" ucapku dengan senyum tulus. shinsuke tidak menjawab, tapi memeluk tubuhku erat. kepalanya dia sandarkan pada bahuku, aku hanya mendengarkan isakan kecil darinya.

- orang yang kaku dan terlihat datar sekalipun, juga memiliki perasaan untuk menangis. -

---

tbc.









Can I be Yours? (Kita Shinsuke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang