I Still Love You

5.3K 870 129
                                    

entah mengapa sejak hari itu aku dan shinsuke menjadi lebih jauh, seperti ada jarak yang tidak terlihat diantara kita. seperti perkataan nenek yumie, aku mulai mendekatkan shinsuke dengan michiko namun aku masih tetap berpacaran dengan shinsuke. hari ini shinsuke dan michiko melakukan pengayaan bersama, dengan alasan ada urusan aku berbohong jika aku ingin pulang duluan pada shinsuke. 

"shin-kun, maaf aku tidak bisa menemani pengayaan mu hari ini, aku ada urusan sekarang" ucapku dengan nada lirih, semoga saja shinsuke tidak menyadarinya. shinsuke hanya meng-iya-kan perkataanku, aku pun pergi meninggalkan shinsuke.

kaki ku melangkah ke lantai tertinggi, yaitu atap sekolah. tepat yang sangat tenang ketika pulang sekolah, angin berhembus kencang menerbang helaian rambutku. kejadian kemarin teringat kembali dipikiranku, kenyataannya kita tak akan bisa bersama selamanya. shinsuke bukanlah aku, yang akan melawan hal yang tidak aku suka. shinsuke pasti mengikuti perkataan neneknya, aku menghela nafas kasar dan mengambil sebuah pensil dan kertas, aku pun mulai menulis disana.

*kriett*

"eh... (name)-chan?" suara shinsuke mengintupsi kegiatanku, segera aku meremas kertas yang aku tulisi tadi.

"eh... emm.." aku benar-benar gugup sekarang, aku ketahuan berbohong oleh shinsuke. shinsuke menatapku datar, aku memalingkan wajahku dari shinsuke. aku merutuki perbuatanku, yang tidak langsung pulang tadi. u memalingkan wajahku dari shinsuke, aku menundukkan kepalaku, membuat helaian rambut menutupi wajahku.

"hmm.. katanya pulang?" ucap shinsuke datar. shinsuke memainkan rambutku yang sedikit bergelombang diujungnya, jantungku berdetak dengan cepat. shinsuke melirik sedikit kertas yang kuremas tadi, dan mengambilnya dengan cepat, sebelum aku yang mengambilnya. 

"aku baca ya?" tanya shinsuke yang mulai ingin tau.

"j-jangan" ucapku lirih. namun terlambat shinsuke telah membaca tulisanku. mataku mulai berkaca-kaca, aku menuliskan segala kelemahanku disana dan kata-kata kasar disana. dan yang terakhir aku menuliskan bahwa aku tidak pantas jika bersama dengan shinsuke. setelah menyusuri tulisan itu shinsuke menatapku dengan tatapan tajam.

"a-aku memang tida-k.. pantas untukmu" ucapku lirih. aku tidak bisa menahan air mataku saat ini. tatapan shinsuke melembut, namun aku tetap tidak berani menatap matanya, aku merasakan kehangan tangan shinsuke mengenggam erat jari-jariku.

"aku menyukaimu" suara itu membuat isakanku terhenti, aku menatap mata shinsuke dalam-dalam, "shinsuke tidak berbohongkan?" batinku.

"boho-ng" ucapku terbata-bata. namun shinsuke menangkup kedua pipiku dan menatap mataku dalam-dalam, aku terbuai dalam keindahan matanya. 

"aku tidak peduli, (name)-chan seperti apa. aku tidak akan memaksakan (name)-chan berubah, karena aku tetap menyukai (name)-chan apa adanya". aku tertegun, shinsuke menghapus jejak air mataku. 

"beneran?" tanyaku dengan tidak yakin. shinsuke tidak menjawab, namun menarikku dalam pelukannya, membuatku terkejut dan terjatuh di dada bidangnya. rona merah mulai menjalar di wajahku, shinsuke memeluk ku erat.

"jangan pernah berpikir kamu buruk, karena kamu spesial dimataku" ucap shinsuke dengan lembut tepat ditelingaku. rasanya seperti diterbangkan ke langit ke 7, aku tidak bisa berkata apa-apa.

"maaf..." ucapku pelan, sangat pelan. bebanku terasa ringan saat aku bersamanya, kesedihanku terasa menghilang seketika saat bersamanya, dan segala kelemahanku tertutupi ketika aku bersamanya. "aku ingin lebih lama lagi seperti ini, biarkan ego menyelimutiku" batinku.

- berbagi kehangatan dikala senja, merupakan hal manis bukan? -

---

"jangan pernah pedulikan omongan orang lagi" ucap shinsuke tegas, dikala kita berdua berjalan pulang bersama. aku mengenggam erat jari-jari tanganya, aku terkekeh pelan. 

"iya-iya sayang" ucapku dengan senyuman merekah. sekilas aku melihat rona merah dipipi shinsuke, shinsuke mengalihkan pandangannya darimu. aku menyunggingkan senyum yang menyebalkan, dan berdiri di depan shinsuke.

"sayang.." ucapku dengan puppy eyes, dan pipi yang digembungkan. wajah shinsuke semakin memerah, membuatku terkekeh pelan. shinsuke menghela nafasnya kasar, lalu menatapku dengan tatapan datarnya, hingga kita berdua sampai di rumahku. 

sebelum aku berpamitan dengannya, shinsuke menarikku dan mencium sekilas pipiku, sekarang gantian dia yang menyeringai. seketika wajahku memerah hingga ketelinga, shinsuke menepuk pelan kepalaku, yang tertunduk menahan malu. 

"sampai jumpa sayang..." ucap shinsuke tepat ditelingaku. sebelum shinsuke meninggalkanku, aku menarik pelan tangannya. ku beranikan diri menatap matanya, dengan wajah cemberut aku menerjang shinsuke membuatnya mundur beberapa langkah ke belakang.

"curang." ucapku kesal. aku memeluk shinsuke erat, dan shinsuke membalas pelukanku.

- jika aku membuat dia melayang tinggi, maka dia akan membuatku melayang lebih tinggi lagi -

---

tbc.

aduh :)

i still love you-the overtunes




Can I be Yours? (Kita Shinsuke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang