Kenangan Terindah

4.2K 591 172
                                    

tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat, hari kelulusanku dan shinsuke tiba. setelah, upacara kelulusan terakhir, aku sempat bertemu dengan para kouhai terutama di klub yang sama denganku. aku juga sempat melihat atsumu menangis, karena kelulusan senpainya. aku juga sempat terharu, hingga michiko menyadarkanku.

"(Name)-senpai? eum... nenek yumie menitipkan pesan padaku. jadii... bisakah kamu memutuskan shinsuke-san?" ucap michiko di hadapanku. tubuhku terasa lemas, tapi aku tau inilah kenyataannya.

"iya, aku tau" ucapku dengan nada datar lalu meninggalkan michiko.

---

"(name)-senpai!" teriakan itu mengalihkan lamunanku.

"Yukie-chan?, sudah ku bilang jangan panggil aku senpai, umur kita kan sama" ucapku sambil terkekeh pelan.

"hehe, selamat atas kelulusanmuu dan kita-san jugaa. semoga kalian langgeng teruss, hiyaa" aku hanya membalas ucapan yukie dengan senyuman terpaksa.

"iya, terima kasih"

---

di pekarangan rumah shinsuke

"shinsuke-kun.... ada yang ingin ku katakan padamu," ucapku dengan suara pelan. aku menarik ujung seragam shinsuke.

"(name)-chan? kenapa, kamu sakit heem?" ucap shinsuke dengan nada khawatir. aku hanya menggeleng pelan, dan menghela nafas kasar.

"kita putus." ucapku dengan mantap. aku menatap mata rubah shinsuke, matanya menyiratkan kekecewaan.

"kenapa?" tanya shinsuke dengan mata yang berkaca-kaca.

"eum... karena aku tidak pantas untukmu, kamu tau... mic-" shinsuke mangatup mulutku. kini tatapan berubah menajam, shinsuke menarik tubuhku dengan kasar membuatku terjatuh ke pelukkannya.

"aku tidak mengijinkanmu pergi!" ucap shinsuke dengan tegas. aku mendorong kasar tubuh shinsuke agar melepaskan pelukannya. aku mengatur nafasku yang mulai menderu, aku berusaha menahan air mata di pelupuk mataku.

"a-aku, aku tidak pernah menyukaimu!, aku hanya mempermainkanmu shinsuke-kun. aku orang yang jahat, kenapa kamu harus percaya padaku?!, lupakan aku!" ucapku dengan suara bergetar. aku memundurkan kakiku, kepalaku menunduk menghadap, aspal.

"kalau begitu kenapa kamu tidak pergi?" ucap shinsuke dengan suara berat.

"y-ya, aku pergi, t-terima kasih, kenangan nya." ucap ku dengan suara pelan dan bergetar. sebelum beranjak, shinsuke menarik pergelangan tanganku dengan kasar. shinsuke mendekatkan wajahnya padaku, sebuah ciuman perpisahan ia berikan padaku

"semoga, kita tidak akan bertemu lagi. semoga kamu juga bahagiaa. sayonara shinsuke-kun" ucapku dengan air mata yang sudah membanjiri pipiku. aku mengakhirinya dengan senyuman tulus.

"We don't need (things like) memories."

---

hari ini adalah hari kepindahanku dari Hyogo, ke Tokyo. aku diterima dalam universitas Tokyo, jurusan ilmu komunikasi. aku aka meninggalkan kota ini, kota yang menyimpan banyak kenangan bersamanya. aku meninggalkan kota ini diam-diam, tidak ada satupun teman yang aku kabari akan kepindahanku. "aku tidak ingin dicari".

dia yang selalu berada bersamaku, saat aku dalam kesulitan.

dia yang selalu bersama ku, mendukung setiap mimpiku.

dia yang selalu menjadi pendengar terbaik.

dia yang sempurna, selalu menutupi kekurangan dalam diriku.

dia yang menutupi segala kerapuhanku.

dan dengan bodohnya, aku ingin meninggalkannya.

akhirnya diriku dimakan oleh realita.

"sayonara" gumamku pelan.

Bila yang tertulis untuk ku
Adalah yang terbaik untukmu
Kan ku jadikan kau kenangan Yang terindah dalam hidup ku.

Namun takkan mudah bagi ku
Meninggalkan jejak hidup mu
Yang t'lah terukir abadi
Sebagai kenangan yang terindah.

--- TOKYO ---

diusiaku yang masih 17 tahun, aku memilih untuk meninggalkan Hyogo dan pergi ke kota Tokyo. segala usaha ku telah terbayar, di sebuah universitas terkenal di tokyo. sebagai seorang mahasiswa jurusan komunikasi.

"terima kasih untukmu yang telah membuatku berubah, yang telah mengubah diriku menjadi lebih baik. terima kasih telah mengajarkan ku untuk lebih kuat dalam menghadapi semuanya dengan sisi kedewasaan. meskipun sebenarnya aku masih takut untuk menjadi dewasa."

"hoii, (name)-san dari tadi kamu terlihat murung, ada apa sih?" tanya teman baru ku, namanya kaori.

"eum.. gapapa kok, cuman sedang memikirkan sesuatu.." ucapku dengan suara pelan.

"aku tau tempat yang tepat untuk bersenang-senang." ucap kaori sambil menarik tanganku untuk beranjak dari danau dekat kampus. jantungku berdegup dengan kencang disaat, suara edm menggema di indra pendengaranku.

"ini menyenangkan bukan?, kamu bisa bertemu orang baru disini" ucap kaori dengan sedikit berteriak, aku masih bisa mendengarnya dengan keras. tiba-tiba ada orang yang menyenggol bahuku.

"maaf....., eh, hey cantik" aku menatap cowo itu dengan tatapan tajam. namun cowo itu menghampiri kaori, dan menggodanya denga kata-kata yang menjijikan menurutku. aku jengah dan memutuskan untuk duduk di sofa.

cukup lama aku melamun hingga seseorang menepuk bahuku.

"eh?" ucapku kaget.

"hey, perkenalkan aku futakuchi kenji " ucapnya dihadapanku. aku menatapnya dengan mata malas, dia mirip sekali dengan preman di luar sana, jika tidak menggunakan kemeja seperti saat ini.

"iya" jawabku pelan. aku melanjutkan lamunanku

"nama mu siapa?" tanya futakuchi lagi.

"(name)" ucapku singkat.

---

tbc.

samson-kenangan terindah

Can I be Yours? (Kita Shinsuke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang