caper.

7.2K 1K 242
                                    

sejak hari itu aku semakin dekat dengan shinsuke, namun hanya sebagai teman belajar. aku tau waktu itu dia bukanlah orang yang disegani seperti sekarang, dihanyalah salah satu pemain cadangan klub voli yang memiliki sifat dewasa. aku juga tau sifatku yang sangat terbalik dengannya, jika dia berlian maka aku hanyalah tanah yang kotor. namun yang kutau dia mampu mencuri hatiku hanya dengan tatapannya.

saat itu aku sedang sakit, namun aku tidak mempedulikan itu karena hari ini ujian. aku tidak ingin belajar untuk kedua kalinya hanya karena pusing sedikit, dan yang menyedihkan ulangan hari ini adalah matematika dan bahasa inggris dan sialnya itu adalah pelajaran yang paling ku benci. awalnya saat ujian bahasa inggris hal itu masih bisa berjalan dengan lancar, namun saat ujian matematika sakit kepalaku semakin menjadi-jadi. melihat deretan angka saja sudah membuatku mual, aku merasa sia-sia belajar matematika saat ini. namun orang yang berada di sebelahku itu mengetahui hal itu.

"kamu kenapa (name)-chan?" tanya shinsuke dengan lembut, membuat jantungku berdetak lebih cepat. shinsuke meletakan telapak tangannya pada dahiku, aku tidak mampu berkata apa-apa.

"kamu sakit?" ucap shinsuke khawatir, aku tidak bisa mengendalikan perasaanku sendiri perlahan rona merah menjalar ke seluruh wajahku, hingga akhirnya guru pun mengetahui keadaanku. membuat aku dan shinsuke menjadi pusat perhatian satu kelas, sebelumnya aku sangat mengetahui bahwa shinsuke merupakan siswa unggulan dikelas. selain parasnya yang rupawan, sifatnya yang baik dan nilai akademisnya yang selalu bagus membuat banyak perempuan menyukainya. aku sangat tau bahwa shinsuke tidak lah kalah, terkenal dengan kembar dari kelas 1.

aku diberikan ijin untuk istirahat oleh guru pembimbing di uks, dan shinsuke di tugaskan untuk menjagaku. selama di uks suasana canggung menyelimutiku dan shinsuke, shinsuke menyuruh untuk tidur. tapi.. bagaimana aku bisa tidur, disaat orang yang selalu membuat jantungku berdetak keras, berada bersama ku dan hanya berdua saja. jantungku tidak dapat diajak berkompromi sekarang.

"apa kamu mau makan?" tawar shinsuke dengan suara lembut, aku mengeleng pelan, angin berhembus dari jendela yang terbuka lebar. menerbangkan rambutku hingga menutupi wajah, dengan cekatan shinsuke merapihkan rambutku dan menyampirkannya di belakang telingaku, wajahnya hanya berjarak beberapa centi dari wajahku.

"jika kamu kesulitan kamu bisa bertanya pada sensei, atau- padaku" aku terkekeh pelan dengan pernyataan shinsuke.

"sekarang tidurlah, cepat sembuh ya" ucap shinsuke penuh perhatian, dan mengacak pelan surai hitam ku.

"terima kasih shin-kun" ucapku dengan suara lemas, aku memberikan senyum terbaikku pada shinsuke. tiba-tiba shinsuke meraih tanganku, dan mengenggamnya erat shinsuke menyerahkan sebuah potongan kertas kecil dengan id line di dalamnya, lalu shinsuke berjalan keluar uks. aku menahan teriakan dalam hatiku dengan menggigit bibir bawahku, "akhirnya di notice doii".

---

sejak saat itu aku mulai dekat dengan seorang kita shinsuke, aku juga sempat pergi ke rumah shinsuke dan bertemu dengan neneknya disana. aku pun menyadari, sifat shinsuke terbentuk dari didikan neneknya yang lembut, sangatlah berbeda denganku. aku menyadari bahwa aku mulai nyaman bersama shinsuke, hingga akhirnya hari ini akan terjadi. dimana aku akan mengorbankan status ku sebagai teman dekat shinsuke.

- di perpustakaan -

"s-shin-kun-" aku menggantungkan kalimatku, jantungku berdetak lebih cepat. aku menatap mata rubah shinsuke, aku merasakan rona merah menjalar di pipiku. "bagaiamana aku bisa mengatakannya!" batinku.

"wajahmu memerah, kamu sakit (name)-chan?" tanya shinsuke yang tengah mendekatkan wajahnya padaku. aku menggeleng dengan cepat,

"lalu? ada apa?" 

"a-a-aku menyukaimu shin-kun!" ucapku dengan cepat, aku meletakan dahiku pada atas meja, mataku menatap pada lantai. "ck, aku memang tidak sadar diri, bagaimana seorang se-sempurna shinsuke bisa menyukaiku. berteman dengannya saja sudah sangat beruntung" batinku, aku menyesal mengatakan itu padanya.

"e-etto shi--" tanpa aku sadari shinsuke sudah berada duduk disebelahku, dan untuk pertama kalinya aku melihat dia tertawa, dan kata-katanya itu telah menyadarkanku.

"aku juga menyukaimu (name)-chan" saat-saat itu tidak akan pernah terlupa dari ingatanku, tubuhnya yang tengah disoroti cahaya senja dan tangannya yang mengenggam tanganku erat. aku tidak pernah terbang setinggi ini.

---

tbc.


Can I be Yours? (Kita Shinsuke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang