Orang ke tiga.

4.4K 666 129
                                    

kesibukan selalu menghampiri kita berdua, meski begitu kita tetap selalu berusaha agar tetap ada komunikasi. aku selalu berangkat bersama shinsuke ke sekolah, meski kita harus pulang sendiri-sendiri. terkadang aku juga membantu shinsuke dengan menjadi dadakan. tapi semakin lama, aku semakin sibuk dalam perlombaan membuat sebuah jarak antara aku dan shinsuke.

"shin-kun.., eum maafkan aku tidak bisa menemani latihanmu besok." ucapku dengan ekspresi sedih. shinsuke mengacak pelan rambutku,

"tidak masalah, aku bisa mengaturnya sendiri nanti. kamu juga jangan terlalu memaksakan diri ya." ucap shinsuke dengan perhatian. aku hanya menangguk, pelan.

"hey, lihat mereka berdua. masa uwu-uwu an di depan yang jomblo siihh" ucap atsumu dengan suara yang dibuat-buat.

"mampus, makanya cepet dapet pacar. jangan nge fakboi mulu, awkwkwk" ucap osamu membalas perkataan kembarannya itu, sebelum perdebatan mereka semakin membesar, shinsuke menatap mereka berdua dengan tatapan datarnya. aku hanya terkekeh pelan melihat kelakuan duo kembar, yang menyebalkan.

hingga tanpa aku sadari, ada orang yang berusaha mencari celah dari jarak diantara aku dan shinsuke. itu pertama kalinya aku melihat ada adik kelas perempuan yang dekat dengan shinsuke. aku sedikit menguping pembicaraan mereka dari luar, karena pada waktu itu aku sedang mengambil minuman untuk para anggota klub.

setelah menguping pembicaraan mereka berdua, aku masuk dengan terburu-buru membuat kakiku tersandung. jika saja shinsuke tidak menyeimbangankan tubuhku, botol-botol yang ku genggam akan tumpah.

"aduh" ucapku lirih. aku memaksakan diriku untuk berjalan ke pojok, dan meletakan botol-botol itu dengan rapih. aku terduduk sambil meringis pelan.

"(name)-chan, kaki mu sakit?" ucap shinsuke dengan ekspresi datar, tapi suaranya penuh ke khawatiran. aku mengeleng pelan, sambil menunjukan senyumanku agar terlihat baik-baik saja.

shinsuke meninggalkanku dan berjalan mendekati suna. aku hanya melihat latihan dari tim voli sambil terduduk. setelah terlihat berbicara dengan suna, shinsuke menghampiriku.

"ayo pulang" ucap shinsuke yang berjongkok di depanku, aku hanya menetap bingung punggung shinsuke.

"eh?"

"ayo naik" ucap shinsuke datar.

"eum.. jangan, aku berat hehe. aku bisa jalan kok" ucapku sambil terkekeh pelan. shinsuke berdiri dan menatap datar diriku.

"gendong depan atau belakang?" tanyanya dengan suara datar. aku terkejut, dan memalingkan wajahku ke arah lain.

"b-belakang" ucapku gugup. shinsuke kembali berjongkok di depanku, aku pun melingkarkan tanganku pada lehernya.

"et ciee, kita-san mau bawa (name) kemana, hiya" ucap atsumu, asal ceplos. tentu saja dihadiahi lirikan tajam dari ekor mata shinsuke. dan tentu saja selanjutnya atsumu menjadi kicep seketika, tiba-tiba saja rona merah menjalar diwajahku.

shinsuke membawaku ke uks, aku didudukan di sisi kasur uks. setelah itu shinsuke berjalan ke kotak obat dan mengambil perban. shinsuke mulai membalut kakiku yang terkilir, sementara aku meringis pelan, sambil meremas sprei uks.

"sudah" ucap shinsuke, menyudahi aktivitasnya membalut kakiku.

"ayo pulang" ucap shinsuke. shinsuke mulai menundukan punggunya lagi.

"ehh.. ga lanjut latihan? aku pulang sendiri gapapa kok" ucapku dengan penuh keyakinan.

"ayo, naik" ucap shinsuke datar. aku merasa bahwa dia marah padaku....

"baiklah, maafkan kecerobohanku. jangan menjawab pertanyaanku dengan singkat dong" ucapku dengan ekspresi cemberut. shinsuke berbalik menatapku yang sedang mengembungkan pipi.

*cupp* shinsuke mencium sekilas pipiku.

"jangan ceroboh lagi" ucap shinsuke tepat di telingaku. pipiku merona padam.

"ayo" ucap shinsuke tegas. aku melingkarkan kembali tangan ku leher shinsuke.

---

sejak hari aku merepotkan shinsuke, adik kelas itu terlihat semakin dekat degan shinsuke. apalagi aku yang mulai sering bangun kesiangan membuat ku menolak ajakan shinsuke untuk datang ke sekolah bersama. bahkan suatu hari aku melihat shinsuke mengajari adik kelas itu diperpus, padahal hari sudah menjelang sore. aku berusaha untuk positif thingking, hingga akhirnya rasa kecurigaan ku semakin membesar.

"shin-kun tadi kamu berbicara apa dengan yukio?" tanyaku dengan senyuman di wajahku.

"tidak ada, ayo pulang" ucap shinsuke dengan wajah datarnya. tangan shinsuke mengenggam erat tanganku.

rasa curigaku benar, gadis itu terlihat mendekatkan wajahnya dengan shinsuke, mereka terlihat berciuman. saat itu. aku tidak melihatnya sampai akhir, aku berlari dan tanpa sengaja aku menabrak orang lain. aku dengan segera meminta maaf lalu meninggalkan mereka.

aku menangis sendirian di rooftop, aku bahkan bolos beberapa jam pelajaran hanya untuk meredakan dadaku yang terasa sesak. aku benar-benar berusaha menjauh shinsuke saat disekolah, meskipun ujung-ujungnya aku akan bertemu dengannya.

"aku tau kamu melihat hal, itu tadi" ucap shinsuke. tangannya mencegat pergelangan tanganku.

"a-akhirnya kit-a pu-ttuskan?" ucapku sambil menahan air mata yang siap terjatuh kapan saja. shinsuke mencengkram lembut bahuku.

"tidak!" ucap shinsuke dengan tegas.

"aku tidak bisa bersama mu lagi" tubuh shinsuke seketika membeku. tangannya melepas cengkraman pada bahuku. "sayonara".

---

aku tau gadis itu hanya terobsesi dengan shinsuke, aku juga tau kenyataannya shinsuke juga tidak akan pernah bersama dengan gadis itu. aku sengaja memutuskan shinsuke secara sepihak, aku sudah terjatuh terlalu dalam,dan sepertinya aku tidak akan dapat bangkit lagi. semalaman aku menangis dalam diam, aku tidak ingin kehilangan shinsuke.

tanpa aku sadari, aku mengahampiri gadis itu besoknya. gadis yang dekat dengan suna rintarou itu terlihat rapuh, aku yakin ia merasa bersalah atas kesalahanya. gadis itu menceritakan semua yang tidak kulihat kemarin, ternyata shinsuke menolak gadis itu. aku hanya mngacak pelan surai gadis itu, dengan senyum terpaksa.

"tidak perlu repot-repot" ucapku saat gadis itu menawariku untuk balikan dengan shinsuke. "bagaimana kalau kita belajar move on dari sekarang?".

tapi gadis itu menarikku untuk menemui shinsuke. otakku menolak, tapi hatiku berkata lain tiba-tiba saja aku sudah berada di depan punggung shinsuke. dengan cukup kasar gadis itu mendorongku hingga menabrak punggung shinsuke.

"g-gomen" ucapku pelan. aku menundukan kepalaku, tidak mau menatap mata rubah shinsuke. shinsuke berbalik dengan sedikit kaget, tiba-tiba shinsuke memeluk tubuhku erat.

"aku takkan membiarkanmu pergi, lagi" ucap shinsuke dengan suara rendah. aku hanya menjatuhkan kepalaku pada bahunya, dan bergumam pelan. shinsuke mencium keningku sejenak, membuat rona merah menjalar di kedua pipiku.

"hey, kita diliatin banyak orang tau" ucapku dengan ekspresi cemberut.

"tidak peduli" ucap shinsuke datar. shinsuke semakin mendekatkan wajahnya padaku

*cupp*

shinsuke mencium lembut bibirku, dan menutup dengan buku digenggamnya. suasana mendadak menjadi riuh, shinsuke melepaskan ciumanya. kita berdua sama-sama memalingkan wajah kearah lain, menutupi debaran dan wajah yang sudah semerah tomat.

---

tbc.

*pov suna di tiktok

kasian bgt berat badan gw di OOC-in :")

Can I be Yours? (Kita Shinsuke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang