Melukis Bayangmu.

3.9K 605 35
                                    

sejak pertemuan pertamaku dengan futakuchi, kita semakin dekat. karena aku merupakan anak yang cukup cepat dalam beradaptasi, aku bisa cepat klop dengan futakuchi. meskipun sifat provokasinya terkadang membuat ku merasa insecure, tapi futakuchi merupakan pendengar yang baik dalam setiap ceritaku dan keluh kesahku sebagai mahasiswa.

"hoi (name)baka, ayo bertemu kutraktir hari ini" ucap futakuchi dari sambungan telphone. aku berdecih pelan

"dasar, kamu selalu mengajakku disaat, aku sibuk" ucapku dengan nada kesal.

"jadi mau tidakk?" ucap futakuchi dengan nada yang menurutku menyebalkan.

"tentu saja, sharelock sekarang" ucapku masih dengan nada kesal dan ekspresi cemberut, meski futakuchi tidak dapat melihatnya.

aku berjalan ke kedai ramen yang cukup dekat dari apartemen ku. mungkin sudah sekitar 2 tahun kedekatanku dengan futakuchi kenji, dia berasal dari miyagi. sifat nya berbeda 180 derajat dengan shinsuke yang kalem. ah.. dia sangat mirip dengan diriku yang dulu.

sejak di bar hari itu, kita jadi sering berbagai cerita. aku menceritakan, kisahku dengan shinsuke sementara futakuchi menceritakan tentang pacarnya yang meminta break karena masalah pendidikan. aku hanya tertawa setiap kali mendengar ceritanya, yang diselingi candaan. sangat berbeda dengan shinsuke.

"aku sudah menunggumu lama tau" ucap futakuchi dengan nada kesal. aku duduk di kursi sebelah futakuchi.

"itu karena kamu mengajakku secara mendadak, huh" ucapku tak kalah kesal. futakuchi hanya terkekeh pelan, dan mengacak kasar rambutku hingga berantakan.

"kau menyebalkan ish" ucapku sambil mengembungkan pipi. tanganku merapikan kembali rambut yang diacak-acak futakuchi.

---

"jadi ada apa, kau tiba-tiba mentraktir dan mengajakku jalan?" ucapku to the point. karena jarang sekali kouhai ku, (meskipun umurnya sama) yang satu ini mentraktirku.

"karena aku orang yang baik, dan ingin membantu senpaiku yang sedang sibuk dengan tugas akhirnya" ucap futakuchi dengan sombong dan aroganya. aku hanya menatapnya dengan pandangan jijik.

"idih, kau tambah merepotkanku tau. haha" ucapku diselingin tawa kecil.

"ada yang ingin ku katakan padamu" ucap futakuchi dengan serius. senyumku pun luntur, dan berganti dengan wajah serius juga.

"kenapa?" tanyaku. futakuchi mengenggam erat pergelangan tanganku dan menarikku ke kursi taman. aku dan futakuchi terduduk disana.

"jadi... kenapa?" tanyaku lagi. saat hening mendominasi suasana kita.

"a-aku menyukaimu" ucap futakuchi pelan. aku terkekeh pelan, membuat futakuchi melirik sedikit kearahku.

"sedang marahan sama pacar?" tanyaku penuh selidik. entah sejak kapan, tapi radar kepekaan tiba-tiba tumbuh seolah aku tau apa yang dirasakan oleh orang lain. futakuchi sedikit terkejut, tapi tetap terdiam.

"kalau lagi marahan, semuanya harus diomongkan baik-baik. jangan cari pelarian" ucapku dengan bijak.

"aku benar-benar menyukaimu" ucap futakuchi dengan wajah serius. aku sedikit terkejut, lalu menepuk pelan kepala futakuchi.

"ada yang menjaga hatinya untuk mu, apa kamu ingin menyia-nyiakan nya?" ucapku dengan lembut.

"dia memulainya duluan, dia mendekati pria lain saat disana" futakuchi menunjukan ekspresi cemberut.

"lebih baik kau tidak berpikiran buruk, kenapa kamu tidak meminta penjelasan saja. dari pada akhirnya kamu hanya salah paham." ucapku menasehati futakuchi. futakuchi terdiam, kepalanya menunduk menatap tanah dan mengesekan sepatunya disana.

"hmn... benar juga, lalu bagaimana denganmu?" tanya futakuchi balik. aku menunjukan ekspresi kebingungan.

"ha? aku, kenapa?" tanyaku kebingungan.

"bagaimana kalau kamu hanya salah paham dengan...., shinsuke?" ucap futakuchi datar.

tubuhku membeku, aku memalingkan wajahku ke arah lain. aku sudah berusaha melupakan kejadian itu, aku sudah berusaha melupakan kenangan itu. padahal sudah 3 tahun berlalu, tapi semuanya masih ada di ingatanku. tiba-tiba futakuchi memeluk tubuhku erat,

"ayo pulang sudah malam, aku akan meminta penjelasan darinya malam ini" futakuchi menarik tanganku. aku hanya membalasnya dengan senyuman yang dipaksakan, dan berjalan di belakangnya.

---

perkataan futakuchi terus teringiang-ngiang di kepalaku. membuat ku tidak fokus dalam mengerjakan laporan yang harus dikumpulkan untuk magang ku besok.

"bagaimana kalau kamu hanya salah paham dengan shinsuke?"

karena sudah terlanjur tidak fokus, aku memutuskan untuk menidurkan diri di kasur. mataku menerawang langit-langit kamarku. aku mencoba menutup mataku, namun yang muncul adalah kenangan itu. ciumannya yang manis dan tulus, pelukan hangatnya yang selalu membuatku tenang, dia juga selalu memperhatikanku memberiku semangat untuk bisa seperti sekarang. tanpa sadar air mata mulai terjatuh ke pipiku, isakan kecil terdengar dari bibir mungilku.

Ada satu yang kurindu.
Kehangatan cinta dalam pelukanmu.

suara musik yang terdengar dari handphone di genggaman ku yang menemani ku malam ini. lagu yang sangat sesuai dengan perasaanku sekarang.

"kenapa aku masih mengharapkannya, padahal mungkin saja dia sudah menikah dengan michiko. kenapa aku masih mengingatnya padahal waktu sudah berjalan 3 tahun lamanya. Kenapa menghapuskan dirimu begitu susah."
Aku merutuki pikiranku sendiri.

Biarkan aku melukiskan bayangmu
Karena semua mungkin akan sirna
Bagai rembulan sebelum fajar tiba
Kau selalu ada
Walau tersimpan
Di relung hati terdalam

Aku memeluk erat guling di sampingku, membiarkan air mataku membasahi guling. Isakan ku semakin keras, saat aku berpikir bahwa shinsuke sudah meninggalkanku.

"Aku merindukanmu, bisakah kamu kembali. Hik..., Hiks..." gumamku pelan. Tanpa sadar aku tertidur, hingga aku melupakan laporan yang harusnya sudah selesai besok.

Paginya aku terbangun dengan mata yang bengkak, wajahku juga memanas. Tapi aku tetap berangkat ke kampus dan dengan cepat menyelesaikan laporan untuk dikumpulkan nanti siang.

"Aku harus melupakannya. Shinsuke saat ini pasti bahagia bukan?" Aku menatap langit cerah siang ini. Aku tersenyum lebar, "aku sudah berjanji untuk tidak menyesalinya, aku sudah berjanji untuk melupakannya" batinku.

- kau selalu ada, walau tersimpan di relung hati terdalam -

---

Tbc.

melukis bayangmu-Adera

Can I be Yours? (Kita Shinsuke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang