Bagian 12•[Satu Kelompok]

48 13 9
                                    

Di pagi ini Vika sengaja bangun pagi untuk menghindari Angga. Bahkan kemarin ia tak peduli dengan Angga yang menunggu nya lama bukan jahat hanya saja ia sedang malas untuk pacaran atau lebih tepat nya pura-pura kan lumayan kalau lagi marahan.

Vika langsung meminum susu yang ada di meja dan membuat Eva yang sedang mengoleskan selai ke roti menjadi kaget. "Lho Vika ini masih pagi banget udah siap berangkat sekolah aja"ucap Eva dan menaruh roti yang sudah di olesi ke piring Vika.

"Jadi anak rajin ma"ucap Vika sambil menguyah roti nya.

Eva hanya mendengus malas. "Ngomong aja ngehindarin Angga kan"tanya Eva dan seratus persen benar dan Vika hanya cengengesan.

"Udah ma good bye"Vika mengambil roti nya dan menyalimi Eva lalu pergi.

Vika memasuki mobil nya dan duduk ia terdiam sebentar, memandang lurus ke depan. Ia tiba-tiba malah kepikiran Vakri entah ia merasa ada yang lain hingga Vika sadar dari pemikiran nya.

Ia menggeleng kan kepalanya,"Vika jangan sampe loe baper bisa aja Vakri cuman gabut dan jangan nambahin beban dengan suka sama Vakri"Vika meyakinkan diri nya bahwa ia tak kan jatuh ke pesona Vakri.

Dan ia berkomitmen setelah ia menuruti ke dua permintaan Vakri. Ia,akan menjauh dari Vakri dan menghindari rasa yang tak seharusnya ia rasakan. Vika menghela nafas panjang dan mulai melajukan mobilnya.

Vika berjalan sambil bersenandung ia menatap ke sekitar dan masih sepi atau mungkin ia yang pertama datang. Ia memasuki kelas nya dan menaruh tas nya dan duduk tanpa sadar di belakang ada orang yang mengenakan Hoodie.

Ia maju dan duduk di samping Vika yang membuat ia kaget. "Kenapa sih gak pernah lihat orang ganteng ya"tanya Vakri dengan PD nya saat melihat Vika kaget Vika hanya mendengus malas kenapa Vakri lagi Vakri lagi.

"Pagi ini udah indah tapi ngeliat loe jadi sepet"ucap Vika kesal dan membaca buku hingga menutupi wajah nya.

Vakri berdiri dan duduk di depan meja Vika dan menatap Vika yang tertutupi buku. Seperti nya Vika juga tidak sadar Vakri sedang ada di hadapan nya hingga Vakri menarik buku dan tatapan mereka bertemu.

Vika terkunci dengan tatapan teduh milik seorang Vakri, dan kenapa seakan-akan ada ribuan kupu-kupu di perut nya. Vakri tersenyum manis melihat Vika yang seperti nya baru sadar akan pesona nya,"terpesona heh"tanya Vakri dan Vika pun langsung menjauh dari Vika menyesal ia tadi sempat mengagumi Vakri.

"Apaan sih loe kenapa coba pagi-pagi gini udah di sekolah"tanya Vika kesal menghindari Angga tapi bertemu Vakri lebih baik ia tadi bolos saja.

"Lha suka-suka gue lha loe pagi-pagi kenapa udah di sekolah"tanya balik Vakri.

"Hmmm gue tahu loe pasti ngehindarin Angga ya kan"tebak Vakri dan benar Vika hanya cuek dan membuka hp nya .

Hingga ia teringat mengenai dua permintaan,"Vak"panggil Vika dan Vakri pun langsung menatap Vika.

"Kenapa kangen ya"dan Vika lagi hanya menatap kesal Vakri kenapa ia hari demi hari semakin menyebalkan.

"Nggak gue cuman mau nanya loe mau apa dari dua permintaan cepet bilang gue gak mau berurusan sama loe lagi"Vakri terdiam atas penuturan dari Vika ia menatap Vika dan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Belum kepikiran santuy aja oke"balas Vakri ia masih belum dapat ide atas syarat yang ia berikan.

"Loe tahu Vakri gue itu gak mau berurusan lagi sama loe gue mau loe sadar gue siapa dan loe siapa"ucap Vika dan keluar dari kelas meninggalkan Vakri dengan keterdiaman nya.

"Kata loe gue harus berjuang"ucap Vakri dan tersenyum kecut lalu duduk kembali di kursi nya.

"Kata loe gue harus berjuang"ucap Vakri dan tersenyum kecut lalu duduk kembali di kursi nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐓𝐫𝐮𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang