Bagian 15•[Promo martabak]

54 11 0
                                    

Vika menjatuhkan diri nya dengan lemas di lantai apa yang terjadi tadi. Bagaimana ini dia menghancurkan segalanya Vika sangat merasa bersalah tapi, bagaimana Angga tahu hanya dirinya sendiri yang tahu.

Apakah Bryan dia mencuci otak Angga sebelum kepergiannya. Iya itu paling mungkin dan ia yakin bahwasanya Bryan sudah tahu jika dirinya dalang di balik pertukaran pelajar dirinya.

Perlahan air mata nya jatuh ia menangisi segalanya ini benar-benar di luar perkiraan nya . Ia harus nya tahu ini adalah sebuah kesalahan ia tak seharusnya bermain perasaan.

Ia tak seharusnya bercanda tentang sebuah perasaan dan sekarang ia yang tersakiti. Ia yang menyakiti tapi kenapa ia yang merasa tersakiti Vika memejamkan matanya dan tertidur.

Vika hanya diam saja ia rasa nya tak mood untuk melakukan apa pun bahkan ia melewatkan makan siang dan mungkin makan malam nya. "Bodoh ini semua salah gue sekarang gue bisa apa" tanya Vika entah kepada siapa.

Ia mengambil hp nya dan berusaha menelpon Bryan tapi tak di angkat. Ah iya dia pindah negara pasti ia pakai nomor baru, "pasti juga sebentar lagi nelfon gue dan bilang selamat atas kehancuran gue" ucap Vika yakin pasti nanti juga Bryan akan menelfon nya.

Bel berbunyi dan Vika berfikir itu adalah Angga ia pun langsung membuka kan pintu. Vakri dengan senyum manis nya menyambut Vika yang membuka pintu dan Vika ia masih bingung dengan kehadiran Vakri.

Tanpa di suruh ia masuk dan menaruh 2 kotak pizza dan 2 kotak martabak di meja. Vika menutup pintu dan menghampiri Vakri yang sudah duduk dengan tenang ia duduk di depan Vakri yang masih tersenyum manis.

Vika melipat kedua tangannya dan memandang Vakri datar. "Loe jualan martabak?"tanya Vika saat melihat ada pizza dan martabak niat nya hanya bercanda.

"Iya papa baru aja buka bisnis martabak lagi promo beli satu gratis satu jadi gue bawain buat loe, promo nya sampe Minggu dateng ya kalau pengen martabak" ucap Vakri dan malah benar ia jualan martabak.

Vika hanya tersenyum tipis melihat Vakri yang malah promo. Sungguh Vakri sangat mood booster ia bahkan mengembalikan selera makan Vika yang langsung memakan martabak nya wajah nya datar langsung menghangat.

"Enak kayak ada ciri khas nya gitu pizza nya juga kayak ada rasa khas nya" ucap Vika memuji martabak yang di bawa Vakri tapi ini jujur martabak nya sangat enak dan beda.

Vakri jadi terlihat sangat senang saat Vika memujinya. "Iya lah gue yang buat" ucap Vakri yang membuat Vika cukup terkejut

"Seriusan loe yang buat?" tanya Vika dan Vakri mengangguk bahkan setelah pulang sekolah ia sibuk membuat pizza dan martabak spesial untuk Vika. Karena ia ingin menghibur Vika dan itu seperti nya berhasil.

"Iya lah gue kan serba bisa" ucap Vakri yang malah membanggakan diri nya dan Vika hanya mengangguk saja tak seperti biasanya yang suka menyela.

Vika bangkit dan Vakri mengikuti nya ia berbalik badan dan menatap Vakri. "Loe mau buat minum kan?" tanya Vakri dan memang Vika mau membuat kan minum ia memandang bingung Vakri.

"Iya kenapa?" tanya Balik Vika.

"Gue ikut deh trauma sama jus asin rasanya aja masih kebayang" ucap Vakri dan Vika tertawa setakut itu kah Vakri padahal, ia tak kan mengerjai Vakri lagi bahkan ia berniat membuat jus yang enak karena sudah membawakan nya makanan.

"Ya udah ayo" ajak Vika dan mereka pun menuju dapur.

"Mau minum apa?" tanya Vika dan Vakri terlihat berpikir.

"Apa ya emang ada nya apa?" tanya Vakri balik dan Vika terlihat membuka kulkas untuk mencari bahan yang bisa di buat minuman.

"Ada buah-buahan jus aja ya?" Tanya Vika saat melihat ada buah-buahan dan ia  mengambil dua buah alpukat.

𝐓𝐫𝐮𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang