Selama perjalanan pulang Vika dan Vakri hanya diam saja bahkan, Vika enggan berpegangan dengan Vakri. Di pikiran Vika adalah tentang pertanyaan Vakri ia mencintai Vakri?
Tapi apa bisa ia mencintai Vakri secepat ini, bahkan 3 bulan saja ia tak bisa mencintai Angga. Dan secepat nya ini ia mencintai Vakri ia jadi pusing sendiri dengan semuanya.
Akhir nya motor Vakri berhenti di depan gerbang rumah Vika tapi Vika malah masih melamun aja. "Vika gak mau turun"ucap Vakri yang membuat Vika sadar ia melepaskan helm nya dan memberikan nya ke Vakri.
Ia langsung berjalan untuk masuk tapi tangan nya di cekal Vakri. Vika menatap Vakri seolah bertanya kenapa "pertanyaan tadi ucapan tadi lupain aja ya"ucap Vakri dan wajah Vika pun bertambah masam.
"Tadi loe cuman bercanda atau gimana"tanya Vika dan Vakri hanya terdiam.
"Loe mau nya gimana tadi cuman bercanda ok tadi serius juga ok"tanya balik dan malah Vika yang terdiam sekarang mereka masih diam selama beberapa saat.
"Perasaan itu bukan buat bercanda"ucap Vika memecah keheningan ia melepaskan tangannya yang di genggam Vakri.
"Gue emang suka bercanda tapi gue gak pernah bercanda ke perasaan orang lain gak kayak loe iya kan,jangan ngomong perasaan candaan kalau loe yang bercanda sama perasaan orang"ucap Vakri panjang lebar lalu pergi.
Vika hanya diam menatap motor milik Vakri yang menjauh dan hilang dari pandangan. "Maksud loe apa sih kenapa bisa bikin gue egois dan bersalah dalam satu waktu"Vika pun memasuki rumahnya.
Meminum susu coklat hangat di balkon dan menatap senja itu lah yang di lakukan Vika sekarang. Kenapa semua semakin rumit apalagi hadir nya Vakri.
"Fiks gue harus jauhi Vakri dia juga gak jelas orang nya gue gak boleh jatuh ke rasa yang salah"
"Gue gak pernah bercanda dengan perasaan atau malah perasaan yang bercanda ke gue dan dia sekarang lagi ketawa melihat gue resah"
"Hanya dua hal yaitu menjauh dari Angga atau menjauh dari Vakri dan gue harus ngambil pilihan ngejauh dari Vakri sebelum semua semakin dalam"
"Ok Vika itu mudah"
Pagi ini Vika sudah di sekolah karena ia sedang marahan dengan Angga. Lebih mengesalkan Angga tak menelfon mau pun apa pun terserah juga Vika tak terlalu peduli.
Ia masuk ke kelas dan melihat ada Vakri yang sedang membaca buku. Vika hanya cuek saja dan duduk di bangku nya keadaan kelas sangat hening hanya ada suara membalik halaman buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐫𝐮𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞
Fiksi Remaja"𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝙴𝚐𝚘𝚒𝚜 𝙳𝚊𝚕𝚊𝚖 𝙼𝚎𝚗𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊𝚒" Awal nya Vika hanya seperti gadis biasa tapi semua berubah saat papa nya mengabarkan perusahaan nya akan bangkrut. Dan cara menyelamatkan perusahaan itu adalah Vika harus mau di jodoh kan. Ang...