DB 01

2.6K 146 25
                                    


"Baiklah, kapan aku bisa bekerja?"

Gadis bermata sipit itu berbinar setelah ia diterima bekerja di sebuah bar.

"Besok, jam 5 sore kau sudah harus sampai disini" jawab wanita pemilik bar tersebut.

"O, terimakasih. Aku permisi" gadis itu membungkuk pamit.

Kakinya berjalan menyusuri jalanan berkerikil menuju halte ke sebuah apartemen sederhana tempat tinggalnya. Di kota yang penuh hiruk- pikuk ini, ia tinggal sendirian untuk mengenyam pendidikan di universitas negeri di Ibukota. Berkat beasiswa atas kecerdasannnya, ia mendapat kesempatan emas untuk menyelesaikan perkuliahannya hingga lulus nanti.

Masalah kuliah tidak begitu memusingkan, namun untuk biaya makan dan sewa apartemen tidaklah mudah.

Selama ini, ia hanya mengandalkan kiriman orangtuanya dari Busan untuk membiayai segala kebutuhan. Semakin hari semakin banyak pengeluaran yang membuat dirinya harus putar otak.

Seperti tadi pagi, sang Ibu menelponnya. Katanya, kedai ramen semakin sepi dan harus meminjam uang untuk membayar uang sewa apartemennya.

Tiga bulan terakhir ini, ia memang sudah mencoba untuk mencari pekerjaan karena tak ingin merepotkan kedua orangtuanya yang hanya pemilik kedai ramen.

Beberapa kali ia mengirim lamaran ke berbagai minimarket, tapi semua itu menolaknya dikarenakan statusnya yang masih kuliah. Katanya, akan sulit mengatur jadwal kuliah jika nanti dirinya mendapat giliran shift pagi. Yang namanya pengusaha tidak mau ambil pusing denganmu, yang penting jika kau ingin bekerja kau dapat gaji dan mematuhi aturan.

Oke, masuk akal. Hampir semua yang ia datangi berkata demikian.

Itu lah sebabnya ia mendatangi sebuah bar yang berlokasi tidak begitu jauh dari apartemennya.

##

Park Nayeon (19)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Nayeon (19)

Tepat seperti yang dikatakan pemilik bar kemarin, jam 5 sore gadis 19 tahun itu sudah berdiri di depan pintu bar dengan kaos putihnya serta masker putih yang menutupi wajah cantiknya. Lalu seorang pria mendatanginya dan membawanya masuk.

Nayeon sedikit gugup melihat isi bar itu. Kursi dan meja bartender tertata rapi disertai botol - botol minuman keras berjejer di etalase.

Aku tidak salah pilih pekerjaan disini kan? Kata hatinya terus mengusik. Masalahnya kepribadian Nayeon sangatlah bertolak belakang dengan ruangan ini.

"Cepat ganti bajumu. Kau waitress baru itu kan?" Pria berlesung pipi itu mendekatinya seraya memberikan seragam baru. "Ini kunci lockermu, semua barang - barangmu harus kau masukkam ke dalam"

Nayeon cepat mengangguk.
"B-baiklah"

Ia mengambil seragam itu lalu pergi ke kamar ganti. Setelah mengganti seragam, ia kembali.

DANGER BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang