DB 17

673 117 62
                                    

[Bagaimana jika kalian menyukai wanita yang sama?]


⬇️


《Aku akan memantau dan jika ada kesempatan aku akan berusaha memperjuangkan wanitaku - Vee》


👻Yang masih readers hantu, bener-bener deh👻


🍃


Nayeon duduk di samping bangku kemudi, ia menunduk memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan yang dilayangkan Jungkook padanya. Sangat menyakitkan. Namun dibanding pukulan itu, ucapan Jungkook yang menganggapnya hanya mainan dan jalang, jauh lebih menyakitkan.

Hei, ayolah. Kenapa harus menangis? Bukankah dari awal kehadirannya di mansion memang hanya untuk memuaskan keempat iblis itu? Ya benar, jangan pernah mengharapkan apapun dari mereka, termasuk cinta. Karena sejatinya, mereka tak berniat menjalin hubungan yang serius dengan wanita. Bagi mereka Nayeon hanyalah mainan. Tak lebih.

Nayeon masih terngungu meratapi kenyataan pahit. Semua perlakuan baik yang pernah diterimanya dari danger boy hanyalah semu, karena pada akhirnya tujuan mereka tidak berubah, tetap menginginkan tubuhnya dan menjadikannya boneka hidup.

Air matanya kembali menetes tanpa bisa dicegah manakala mengingat pertemuannya dengan Jinyoung yang begitu singkat . Hubungan yang telah lama terjalin harus berakhir sampai disini. Semua karena danger boy. Nayeon terpaksa melakukannya demi melindungi Jinyoung dari ancaman pria-pria berhati iblis itu.

'Maafkan aku Jinyoung-a' Nayeon membatin pilu, ia tau Jinyoung pasti sangat kecewa terhadap dirinya.

Sekali lagi Nayeon mengusap pipinya yang masih terlihat memerah, begitu kentara dengan warna kulit wajahnya di bagian yang lain.

"Kau pantas mendapatkannya" Jungkook tiba-tiba bersuara setelah beberapa menit hening. "Berteriak dan memaki, itu sama saja kau melawan kami" setelah berkata begitu Jungkook menyalakan mesin mobil kemudian melajukannya pelan meninggalkan area taman.

Nayeon memilih diam, menghapus sudut matanya yang berair. Perlahan ia mengangkat wajahnya, menghirup udara dan menghembuskannya kasar.

Dalam hati, Nayeon berjanji tidak akan membuang kesempatan lagi jika ada celah untuk kabur. Persetan dengan semua ancaman. Ia tak peduli lagi. Bahkan mati pun sudah tidak menjadi masalah, jika kematian itu sendiri adalah jalan terakhir untuk menghentikan penderitaannya.

"Aku ingin bertanya, bolehkah?" Jungkook tak menyahut. Gadis itu akhirnya menolehkan kepala memandang pria disebelahnya sejenak kemudian melanjutkan ucapannya dengan hati-hati. "Apa kau mengijinkanku bicara?"

"Cepat katakan!"

Nayeon kembali menatap lurus ke jalanan di depan.

"Sejujurnya aku sering berbohong, tidak hanya sekali, bahkan lebih. Apa aku akan dihukum lagi?"

Jungkook tidak terkejut. Ia sudah tau Nayeon berbohong sejak kehilangan kalungnya beberapa waktu lalu.

"Aku tidak suka dihukum, akan lebih baik jika kalian membunuhku" Nayeon bicara tanpa beban, sehingga Jungkook segera menatapnya dengan tajam.

"Apa maksudmu?"

"Tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin mati. Aku selalu berharap kalian membunuhku" Nayeon menggigit ujung jari telunjuknya "Ah hidup seperti ini melelahkan, tak ada kepastian" suara Nayeon menggerutu hampir tak terdengar namun berhasil membuat urat-urat di leher Jungkook mengeras.

DANGER BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang