"Jeogiyo!"
Lisa menghentikan langkahnya dan menoleh. Ekspresi wajahnya seketika menegang ketika mengetahui bahwa seseorang yang baru saja memanggilnya adalah Kim Yerim.
"Ah, ada yang bisa saya bantu?" tanya Lisa seramah mungkin. Meski sedikit kebingungan dengan Yeri yang tiba-tiba mendatanginya seperti ini, Lisa mengira bahwa Yeri membutuhkan sesuatu terkait dengan makanan yang baru saja diantarnya ke dalam ruang VIP itu.
"Kami butuh tambahan tissue," ujar Yeri sambil membalas senyum Lisa.
Lisa mengangguk kecil. "Mohon tunggu sebentar, akan saya bawakan—,"
"Tidak perlu!" potong Yeri cepat. "Aku akan membawanya sendiri, tolong ambilkan saja,"
"Nde, silahkan ikut saya.."
Lisa berjalan dengan gugup menuju ke counter penyimpanan alat makan, sementara Yeri mengikutinya dengan tenang. Sesampainya di counter, Lisa mengambil setumpuk tissue, dan memberikannya pada Yeri.
"Silahkan,"
"Terima kasih. Ah, Lisa, bisa kita bicara sebentar?" tanya Yeri tiba-tiba.
"Bicara? Maaf, mengapa anda ingin bicara dengan saya?" Lisa balik bertanya, kebingungan sekaligus gugup.
"Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu,"
"T-tapi.." Lisa menoleh ke sekelilingnya dengan gelisah. "Saya sedang bekerja sekarang, saya tidak tahu apakah—,"
"Ah, ahjussi!" tiba-tiba Yeri memanggil bos pemilik restoran yang sedang berdiri di meja kasir dan memperhatikan mereka.
"Oh, nona, ada apa? Apa ada masalah?" bos pemilik restoran berjalan dengan tergopoh-gopoh menghampiri Yeri dan Lisa. Lisa semakin gusar, ia menggenggam nampan di pelukannya erat-erat.
"Ahjussi, bolehkah saya mengobrol sebentar dengan Lisa-ssi?"
"Apakah ada masalah nona? Apa karyawan saya membuat kesalahan?" tanya bos pemilik restoran dengan panik.
"Tidak, ahjussi. Lisa-ssi adalah teman lama saya, saya sudah lama tidak bertemu dengannya, boleh saya menganggu waktu kerjanya sebentar dan mengobrol dengannya?"
Lisa menatap Yeri dengan sorot mata tidak percaya. Apa-apaan gadis ini? Sejak kapan mereka menjadi teman lama?
Baru saja Lisa hendak membuka mulutnya untuk menyanggah perkataan Yeri, bos pemilik restoran langsung menyahut dengan nada bersemangat.
"Aigoo..kenapa tidak bilang dari tadi? Tentu, tentu saja boleh!"
Sekarang Lisa menoleh pada bosnya, matanya melotot penuh dengan dahi yang mengernyit. Lisa berbisik dan memberikan gestur penolakan pada bosnya, namun pria paruh baya itu sama sekali tidak melihat ke arah Lisa. Ia malah mendorong pelan punggung Lisa seolah 'mengusirnya' untuk berbicara dengan Yeri.
"Bos, tapi.."
"Sana Lisa, mengobrol lah dengan nona Yeri! Kapan lagi kau bertemu teman lamamu, bukan begitu nona Yeri?"
"Nde, ahjussi,"
"Tapi—,"
"Hussh..husshh..sana. Ah, nona Yeri, silahkan mengobrol dengan Lisa selama yang kau mau," bos pemilik restoran mengibaskan tangannya beberapa kali, tanda ia benar-benar merestui Lisa untuk 'mengobrol' dengan Yeri meski ia masih dalam jam kerjanya.
"Terima kasih , ahjussi," Yeri tersenyum puas, sementara Lisa menatapnya dengan raut wajah yang sulit untuk dideskripsikan.
"Apa maksud anda, Yeri-ssi?" tanya Lisa to the point sesaat setelah bos pemilik restoran meninggalkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Long As You Love Me | NAMLICE ❣️NC21❣️
عاطفية🌚Kim Namjoon, pemuda tampan keturunan keluarga kaya raya yang tegas dan berkharisma. Menjadi Leader bagi BANGTAN BOYS, idol boy group yang paling terkenal dan dipuja saat ini. Menjalani kariernya dengan bahagia dan telah memiliki segalanya. 🌝Lalis...