10. Mellifluous | 2

137 17 0
                                    

Let me know if you're like or enjoy the story by vote and comment, okay? ;)

Rumi membereskan tempat tidurnya setelah terlelap melebihi durasi waktu tidur biasanya. Seharusnya ia kebagian bekerja di tempat penitipan anak hari ini, namun rekan kerja paruh waktunya meminta untuk bertukar shift sehingga ia mendapatkan libur saat ujian semester mendatang. Ujian semester memang ujung tombak penentuan untuk menyelamatkan beasiswa. Ia tak sampai hati menolak permintaan rekannya tersebut. Teringat masa lalunya yang sempat kehilangan beasiswa dan berakhir menjalani pekerjaannya saat ini.

Masih ada empat jam lagi sebelum dirinya bekerja. Rumi memanut manut dirinya di depan cermin. Sepertinya ia tertarik untuk berjalan jalan di pusat kota menikmati arus globalisasi sembari mencari dress pelengkap dirinya sebagai seorang melf.

Ha Rumi sebenarnya gadis yang cantik. Namun ia selalu menyembunyikan dirinya dibalik topeng. Baju besar, cardigan longgar, tas selempang dan rambut yang digulung seperti permen kapas adalah fashion sehari-harinya. Tidak lupa dengan kacamata bulat yang kini tengah bersemarak dikalangan muda mudi. Umurnya masih 27 tahun. Walaupun begitu orangtuanya sudah menyinyirinya untuk segera mencari pasangan hidup.

Bukannya ia tidak mau.
Tapi ia tidak bisa.
Belenggu melf masih mengikat dirinya.

Kaki kecilnya masuk ke sebuah toko baju setelah melihat sebuah dress cantik di etalase. Sudah lama ia tak memiliki dress bewarna cerah dan menurutnya cocok menemaninya untuk menyambut musim semi tahun ini. Namun sayangnya dress tersebut baru saja terjual beberapa menit yang lalu.

Mengilangkan rasa kekecewaan, Ha Rumi mengalihkannya dengan membeli Turkish icecream dimana ia bisa bermain-main dengan paman pembuat icecream

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mengilangkan rasa kekecewaan, Ha Rumi mengalihkannya dengan membeli Turkish icecream dimana ia bisa bermain-main dengan paman pembuat icecream. Hal tersebut menjadi kebahagian tersendiri baginya meraih-raih iceream yang dimainkan si paman dengan tongkat besi dinginnya. Setelah menghabiskan gigitan terakhir, ia langsung mengecek jam tangan. Masih ada waktu sebelum jam enam sore. Ia pun memutuskan berjalan dari pusat kota menuju tempat bekerjanya. Jarak tiga kilometer tak menjadi masalah baginya.

"Rumi-ya."

Baru saja Rumi ingin membuka pakaiannya, terdengar managernya memanggil dari luar ruang ganti.

"Ini ada pesanan khusus dari salah satu pelanggan kita. Katanya kau harus memakainya malam ini" ujar managernya sembari menyerahkan sebuah kotak besar padanya.

"Oh, satu lagi. Dia pelanggan VIP terbaru. Padahal ia berkunjung satu kali kemari bulan lalu tapi sudah langsung mendaftarkan diri dan mem-booking-mu sebagai melf-nya. Apa kau melakukan sesuatu padanya?" tanya managernya penasaran sekaligus curiga.

"Bulan lalu? Aku tidak ingat Manager Na. Terlalu banyak tamu baru yang kulayani dan aku tak bisa mengingatnya satu persatu" jawab Rumi yang tak kalah penasarannya dengan pelanggan VIP nya.

"Benar juga. Yang penting kau sudah bekerja keras dan tak melanggar peraturan. Kau bakal dapat bonus bulan ini!" ucap manager Na sembari mengedipkan matanya meninggalkan Rumi.

WonwooPhileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang