11

421 38 4
                                    

.
.
Just You
By Me
.
Naruto Belong to Masashi Kishimoto
Neji x Tenten
.
.
.
.
.

"Terima Kasih" ucap Neji setelah melepas tangannya dari kepala Tenten
.
.

Tenten hanya terdiam, dengan wajah memerah menahan malu gadis itu langsung beranjak dari sofa menuju dapur, meninggalkan pemuda itu sendirian di ruang tamu, Neji yang melihatnya hanya tersenyum lebar

Tenten yang sudah berada di dapur langsung menutup wajahnya yang merah
'astagaaa... apa yang barusan?!" batinnya bertanya, gadis itu kemudian memutuskan untuk memasak dengan wajah yang merah

"Ne-neji-san, makanannya sudah jadi" panggil Tenten gugup pada Neji yang masih duduk di depan TV. Neji langsung berdiri dan berjalan ke arah dapur
"kenapa hanya satu? kau tidak makan?" tanya Neji saat melihat hanya satu porsi makanan yang dibuat Tenten
"A-aku tidak lapar, kau makan saja, aku ke kamar dulu" ucap Tenten langsung berlari menuju kamar

Neji yang melihatnya hanya tersenyum "dasar..." gumamnya sambil menyendokkan sesuap makanan itu

Tenten sudah berada di kamar, sejak tadi bayangan Neji menciumnya tidak bisa hilang dari pikirannya "Astagaaaa, pergilah dari pikiranku!!" gerutu Tenten yang mulai frustasi, gadis itu memilih untuk tidur lebih awal agar bayangan itu hilang
.
.

02.00 AM

Duk Duk

Tenten terbangun dari tidurnya karena mendengar suara aneh dari luar
'aneh, seharusnya jendelanya tertutup' batin gadis itu, Tenten bangkit mengambil ponselnya 'siapa yang bekerja pukul 2 pagi' Tenten berpikir, mungkin pekerja bangunan karena dari yang dia tahu, atap gedung di renovasi ulang, dan sekarang jendela yang berukuran 2 kali lebih besar dari tubuhnya terbuka lebar

Saat Tenten sudah berada di depan jendela gadis itu melihat rooftop gedung sebelah
'Semoga orang itu tidak datang lagi' batinnya sambil menarik gagang jendela untuk ditutup lagi

greek greek

'macet' jendela itu tidak bisa di tutup sepenuhnya, saat memeriksa engsel tidak ada yang salah
'seperti ada yang mengganjal' batinnya mencoba menarik,
Tenten mendongak melihat apa yang mengganjal di jendelanya

Mata Tenten terbelalak saat melihat tangan manusia berlumuran darah berada di jendelanya, jendela itu kembali terbuka karena angin besar

BRUK..!! seonggok mayat berlumuran darah tersangkut di jendelanya

"Aaaaaa..!!" Tenten jatuh terduduk dan sontak berteriak saat melihat mayat itu dan mulai merangkak menjauh

Neji yang mendengar teriakan Tenten langsung terbangun dari tidurnya, pemuda itu berlari menuju kamar "ada ap-" Neji terpaku seketika saat dia melihat mayat itu, mengalihkan pandangannya pada Tenten yang terduduk tak jauh dari sana

Neji langsung berjalan dan mendekati Tenten kemudian menarik gadis itu menjauh. Neji kemudian menelfon polisi untuk melaporkan kejadian ini, Tenten dibawa menuju ruang tamu agar dia tenang kembali
"Tenten" panggil Neji saat melihat Tenten yang masih bergetar

BRAK...!!

belum sempat Tenten menjawab, suara seperti gebrakan terdengar dari arah kamar, sontak Neji langsung berdiri untuk melihat, tapi belum sempat melangkah tangan Neji ditarik oleh Tenten

"ja-jangan ke sana, kumohon " ucap Tenten sambil bergetar, Neji yang melihatnya hanya kembali duduk dan memeluk tubuh kecil di depannya "tidak akan ada apa apa, Tenten" ucapnya mengelus kepala coklat itu

polisi sudah datang dan langsung menuju ke kamar dimana mayat itu berada, saat mayat itu dipindahkan Tenten hanya terus menunduk di belakang Neji sambil meremas kaus pemuda itu, bahkan saat dimintai keterangan, gadis itu terus bersembunyi di belakang Neji

"Hyuuga-san, Shikaku-san menyuruhku memberi tahu bahwa rumahmu sudah bisa ditempati mulai besok, jadi jika kau ingin kembali ke rumah tak masalah" ucap salah satu petugas pada Neji saat mereka telah selesai melakukan tugasnya
"aku mengerti, terima kasih" ucap Neji
"oh dan satu lagi, berikan ini pada gadis itu"
"apa ini?" tanya Neji sambil melihat pil berwarna putih itu
"itu obat penenang, aku pernah melihat beberapa orang yang punya hemophobia mengalami gejala seperti itu" ucap petugas itu
"apa ada efek samping dari obat ini?" tanya Neji
"tidak ada, hanya saja dia akan tertidur sekitar 6 - 8 jam setelah obat itu diberikan"
"baiklah, terima kasih" ucap Neji, petugas itu kemudian pergi dari apartemen Neji

Neji berjalan mendekati Tenten yang duduk di sofa ruang tamu, tubuh gadis itu masih bergetar
"kenapa kau tidak bilang padaku kalau kau takut pada darah?" tanya Neji saat sudah di samping Tenten
"ma-maaf, aku ha-hanya tidak ingin merepotkanmu, Neji-san" ucap Tenten
"sudah berapa kali ku bilang, aku tidak merasa direpotkan, Tenten" balas Neji

Pemuda itu bangkit menuju dapur mengambil segelas air untuk Tenten
"ini minumlah, setelah itu tidurlah" ucap Neji sambil menyodorkan segelas air dan obat penenang, Tenten yang tidak ingin merepotkan langsung meminum obat itu

Merasakan efek obatnya bekerja, Tenten mulai merasakan kantuk, Neji yang melihatnya menuntun gadis itu ke kamar yang sudah dibersihkan. sudah tidak ada lagi bercak darah yang menempel

Tenten yang sadar sudah berada di kamar kembali merasakan takut
"tenanglah, tidak akan ada apa apa lagi" ucap Neji merangkul dan menggenggam tangan gadis itu, Tenten hanya diam sambil berjalan menuju kasur
"Ne-neji-san.." Tenten tanpa sadar membalas genggaman Neji
"kenapa?"
"bi-bisa kau me-menemaniku, da-dan tidur disini?" ucap Tenten pelan tapi masih bisa di dengar oleh Neji

"Baiklah, tapi aku akan tidur di-"
"di ranjang ini saja, tidak apa apa" ucap Tenten memotong ucapan Neji
"kumohon"
"baiklah baiklah, sekarang tidurlah" ucap Neji
Tenten langsung merebahkan tubuhnya di kasur sisi yang jauh dari jendela, Neji juga ikut merebahkan tubuhnya di samping Tenten

"maaf Neji-san, lagi lagi aku merepotkanmu" ucap Tenten setelah beberapa saat mereka terdiam
Neji kembali menggenggam tangan Tenten
"tidak sama sekali, tidurlah" ucap Neji sambil menghadap Tenten agar menutupi jendela bagian bawah
Tenten hanya bisa terdiam mendengarnya, Neji dan Tenten mulai tertidur dengan tangan yang masih saling bertautan
.
.
.
"Bagaimana rencanaku?"

"kau membuat mereka semakin dekat, dasar bodoh!"

"dasar tidak tahu terima kasih!"

"sudah kubilang padamu, jauhkan mereka berdua, kenapa kau membuatnya semakin dekat, Kabuto?!"

"itu hanya permulaan, bukankah kau juga punya dendam pada Hyuuga itu, kita akan membuat mereka berdua menderita sekaligus"

"terserah apa katamu.."

tut tut tut
.
.
.
.
.
tbc..........

Note :

Jangan lupa Vote dan Comment
Tandai jika ada typo : )

Just You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang