Lisa tersenyum lebar menatap kotak makan yang dia pegang. Dia lagi mampir kesekolah Neo Coffee, mau ngasih bekal ke Haechan. Hari ini dia masak buat makan siang Haechan, itung itung permintaan maaf karena gak dengerin penjelasan Haechan masalah yang berantem itu.
Dia jalan menyusuri koridor menuju kelas Haechan. Sampai disana, kelas terlihat mulai sepi. Karena bel istirahat, sudah berbunyi dari 5 menit yang lalu.
Mata nya bergerak menyusuri penjuru kelas, berharap menemukan cowok dengan julukan 'fullsun' itu.
"Haechan mana sih..."
Tiba tiba seorang gadis bule menepuk bahu nya pelan. Lisa menoleh menatapnya bingung.
"Eh? Nancy ya? Kenapa?" Tanya Lisa.
Nancy tersenyum geli. "Aduh Kak, cantik juga ternyata gak heran Haechan klepek klepek."
"Sayangnya, Haechan klepek klepek nya gak cuma sama satu orang," lanjutnya sambil membuat ekspresi sedih. Lisa mengernyit tak mengerti.
Nancy kembali tersenyum. "Maklumin aja Kak, ya namanya anak bandel pasti bakal bandel terus. Eh? Maksudnya genit, gak cukup satu cewek dihidupnya."
Emosi Lisa mulai tersulut, maksud Nancy itu apa sebenernya?
"Maksud kamu apa? Gak usah berbelit belit dek."
Nancy mengedikkan bahu nya. "Coba Kakak liat drama romance live di kantin. Tapi, abis liat itu jangan lari sambil nangis ya?" Setelah itu dia melambaikan tangannya ke Lisa dan pergi meninggalkannya.
Lisa termenung. Perasaannya jadi gak enak. Dia berlari menuju kantin. Dia mulai panik pas mata nya susah untuk nemuin dimana Haechan duduk.
Sampai gak lama mata nya gak sengaja liat Haechan, tapi dia langsung noleh kesamping pas Nay manggil dia.
"Kak Lisa!"
Lisa menghela nafas. "Nay, kenapa?"
"Kakak ngapain disini? Jangan tebar pesona mulu! Aku gumoh cowok cowok pada jadi minta nomer Kakak!" Oceh Nay. Lisa berdecak dia jadi kehilangan Haechan lagi.
"Kakak lagi ngapain sih? Nyari siapa? Itu buat siapa? Buat aku? Kakak gak ngampus?" Tanya Nay bertubi tubi.
Lisa menatap Nay datar. "Adek! Berisik! Sana urusin aja si Jeno! Kakak mau cari Haechan." Lalu Lisa berjalan ke tengah kerumunan meninggalkan Nay yang masih bingung.
Lisa kembali celingak celinguk mencari Haechan. Tak sedikit pasang mata yang menatap nya. Tapi dia gak peduli, dia tetap cari anak berkulit tan itu yang sudah mulai mengisi hati nya.
Sampai dimana mata nya berhenti pada satu objek didepan mata nya. Bahkan hanya berjarak satu meter dengan objek itu.
Dia berhasil menemukan Haechan. Mata nya berbinar, tapi tak lama. Kala melihat seorang gadis disamping Haechan sedang membuka dua kotak makan didepan Haechan. Bahkan gadis itu berancang-ancang akan menyuapinya. Mereka duduk sangat dekat, padahal kursi itu terlihat masih menyisakkan banyak tempat. Bahkan Haechan merangkul gadis itu.
Dada Lisa terasa sesak. Nafas nya sulit ia atur. Mata nya seperti diterpa oleh ribuan debu, yang membuatnya ingin mengucek mata nya karena berair.
Apa mata nya tidak salah lihat?
Haechan terlihat senang senang saja dengan perlakuan gadis itu kepadanya.
Namun semua suasana itu menjadi berubah, saat Chenle menyadari kalau ada Lisa disana sedang menatap Haechan dan gadis itu.
"Kak Lisa..." Panggil Chenle pelan. Yang lain langsung panik menatap Lisa yang terdiam didepan mereka. Matanya bergantian menatap Lisa dan Haechan.
Haechan menoleh, mendapatkan Lisa yang tengah menatapnya sendu. Ini tatapan sendu Lisa yang kedua kali nya.
Lisa menatap kotak makan didepan Haechan, sepertinya gadis itu membuatkan Haechan bekal.
Lisa tersenyum miris sambil menatap kotak makan yang sedari tadi ia pegang.
"Kak...ini..." Haechan bahkan gak bisa melanjutkan kalimatnya sendiri.
Lisa mengusap air mata nya dengan cepat. Ia menghela nafas lalu tersenyum. Mata nya beralih me Hyunjin, anak yang waktu itu menggoda nya di kantin. Lisa menghampiri Hyunjin, lalu menyodorkan kotak makan yang dia bawa. "Buat lo dek! Habisin ya? Gue susah bikin nya sampe bulak balik buka google sama buku resep."
Hyunjin mematung begitupun yang lain, tak terkecuali Lee Haechan.
Lisa kembali menatap Haechan. "Dek! Cukup ya? Gue pergi!"
Haechan meneguk saliva nya. "Kak! Enggak! Enggak begini!"
Lisa menggeleng. "Kita gak cocok Haechan, tolong pahamin! Gue nyesel jatuh cinta sama bocah kayak lo!" Setelah itu dia lari sambil terisak.
Benar dugaan Nancy, dia keluar kantin sambil lari dan menangis.
Haechan langsung bangkit hendak mengejar, tapi ditahan karena bogeman dari seseorang. Sudut bibirnya bahkan sampe berdarah.
Yang berada disana langsung teriak. Jeno langsung berdiri dan narik tangan si penonjok. Baru Jeno mau ngomong, udah keduluan sama dia,
"Jauhin Kakak gue kalo lo masih bajingan kayak gini!" Jeno langsung menarik Nay menjauh dari kerumunan. Tetapi gadis itu terus meronta.
"Kak Echan! Inget ya! Gue yakin dia bakal benci lo! Lo gak pantes buat Kakak gue! Dan lo Kak Lami, lo tuh bangs——
Mulutnya dibekep sama Jeno dan langsung ditarik paksa keluar dari kantin.
Haechan menatap kepergian Jeno dan Nay dengan ekspresi yang sulit diartikan.
Dia yakin sekarang, yang dia lakukan benar benar membuat semuanya berantakkan. Dan dia yakin, kali ini dia benar benar kehilangan Lisa.
Tbc...
Nahloh nahloh, ekting ku bagus banget coba kasih penghargaan dulu😊
Kayaknya 2 part lagi ending
Jangan lupa vote komen sayank
KAMU SEDANG MEMBACA
Fullsun ✔️
FanfictionCuma kisah tentang rumitnya percintaan Haechan dengan Kak Lisa. *** Under 97L series, can ended on part 10/15 Rank #19 in haechanlee [080820] Rank #17 in haechanlee [120820] Rank #6 in lisamanoban [130820] Rank #12 i...