Bagian 15 | 0.2 (Real Final)

2.2K 255 29
                                    

Haechan menatap gadis yang sedang duduk santai diatas pasir pasir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan menatap gadis yang sedang duduk santai diatas pasir pasir. "Lalisa."

Gadis itu mendongak, ia sedikit terkejut dengan kehadiran Haechan.

Haechan menatap sekelilingnya, lalu ia geleng geleng. "Sejauh ini kamu kabur?"

Lisa diam tak menjawab. "Tapi pantai pilihan bagus kok," ujar Haechan.

Haechan ikut duduk disamping Lisa. "Tebak, aku tau dari mana kamu disini?"

Lisa masih diam, dia hanya menatap Haecann sedari tadi.

"Ish kok diem aja? Lagi sariawan? Sini aku cium biar sembuh."

Tak seperti biasanya yang akan marah atau tertawa, kali ini Lisa hanya menunduk.

Haechan menarik dagu Lisa agar mendongak. "Jangan nunduk, Kakak itu ratu dihati aku. Aku gak mau mahkota kamu jatuh."

Air mata Lisa mulai mendesak ingin turun, tapi ia tahan. "Please, pergi dari pikiran aku Haechan. Aku tau aku salah, tapi jangan selalu jadi bayang bayang aku gini." Lisa mulai memukul kepala nya pelan.

"Udah udah berhenti mikirin Haechan ada disini!"

Haechan mengernyit bingung, lalu sadar bahwa Lisa mengira dirinya hanya berimajinasi. Haechan langsung mencekal tangan Lisa yang hendak memukul kepalanya sendiri lagi.

"Jangan dipukul gitu, nanti kalau amnesia aku dilupain dong. Tenang aja Kak, aku beneran Haechan. Bukan salah satu jurus seribu bayangnya, hehe."

Lisa menatap Haechan lamat lamat, tangannya mulai bergerak ke pipi Haechan. "Loh?! Haechan beneran?!"

Haechan tertawa lalu mengangguk. "Cape aku nyari Kakak kemana mana, untung ada Kak Jisoo. Kata dia, Kakak sempet cerita Kakak pengen banget ke pantai. Jadi deh, aku coba ke pantai ini dulu."

"Haechan maaf ya..."

Haechan menggeleng. "Udah Kak lupain aja, lagian Kakak gak salah kok. Ada buktinya kalo Kakak gak selingkuh, maaf waktu itu aku ninggalin Kakak. Bahkan...ngajak udahan."

Lisa mengelus punggung Haechan. "Gapapa, disitu emang kondisinya sama sama susah."

"Maaf aku gak percaya sama Kakak."

Lisa mengangguk. "Udah udah, aku udah gak mau inget inget lagi." Haechan tersenyum lalu tangannya menarik Lisa kepelukkannya.

"Cinta aku ke kamu gak pernah main main Kak, daripada kita gini terus besok aku kerumah Kakak sama Ayah sama Momi. Aku mau lamar Kakak."

Lisa membelalakkan mata nya. "Serius? Secepet ini? Ini belum 3 bulan Chan."

Haechan menyengir. "Gapapa, lebih cepat lebih baik. Kata orang tua sih gitu. Udahlah Kak, aku gak mau kita ada masalah begini lagi."

"Terus, Nancy sama Lami?"

Haechan ketawa geli. "Aku aduin ke orang tua mereka, Nancy dipindahin sama orang tua nya ke Amerika. Kalau Lami, dia langsung di home schooling-in dan gak boleh keluar kalo gak sama Ibu nya."

Fullsun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang