33 \ Badmood

65 24 14
                                    

Diperjalanan Aldo beberapa kali mengumpat mengingat dirinya harus membeli pembalut untuk cewek rese, bukan apanya tapi ...

Harga diri, woy!

Sampai di Koperasi, Aldo langsung membeli pembalut apa saja yang penting bisa digunakan, karena di koperasi tersedia berbagai macam pembalut yang membuat Aldo tambah pusing

"Duaribu lima ratus, semuanya," kata penjual tersebut

Aldo merogoh sakunya tapi tidak menemukan apa-apa, Aldo menepuk jidatnya

Tai! Sial banget gue' batin Aldo

"Maaf saya lupa uangnya di kelas," alibi Aldo dan segera pergi meninggalkan koperasi tanpa mengambil pembalut itu karena tentunya belum terbayar

"Awas lo Lauren," gumam Aldo berjalan menuju perpustakaan. Setelah sampai Aldo langsung menyelonong masuk tanpa ketuk pintu terlebih dahulu membuat Lauren yang tengah sibuk membersihkan tempat duduk dengan tisu dan air gelas terkaget

"Anj ... astagfirullah," umpat Lauren tidak jadi

Lauren bingung mendapatkan Aldo tidak membawa apa-apa, "Itunya mana?" tanya Lauren

"Uangnya gak lo kasih, makanya gak jadi," jelas Aldo malas

Lauren melotot, "Pelit banget sih, pake uangmu dulu gitu, gak kasian apa liat aku kayak gini? Akhhh kamu gak penge-,"

"Bukan gitu njing, uang gue ketinggalan dirumah," potong Aldo emosi, sudah capek dari ujung sana sampai ujung sini, ujung-ujungnya di omelin

Lauren tidak terima, "Kenapa gak bilang sih? Ini uangku, cepet beliin."

Aldo melihat Lauren yang sudah mengeluarkan seragamnya sampai setengah pahanya, "Oke," pasrah Aldo

Aldo kembali ke Koperasi dengan titik kesabaran terendah, setelah sampai Aldo langsung mengambil pembalut itu. Diperjalanan Aldo bertemu sahabatnya dan juga Zeline dan Moza

"Apaan tuh warna pink?" tanya Vito

Aldo menahan malu, sengaja memasukkannya ke dalam saku celananya karena kantongan koperasi habis

"Dihh, celana dalam lo warna pink? Anjir," celutuk Dimas sambil menutup mulutnya

Moza menajamkan penglihatannya, "Ahhhh, itumah pembalut," kata Moza

Anggara menahan tawanya, barusan ini Aldo bukan?

"Untuk siapa? Lauren? Cieeeee udah kayak wattpad-wattpad nih," ujar Zeline menggoda Aldo

"Manis sekali," ujar Moza

"Ini Aldo apa gula? Kenapa lo? Kesambet apa lo? Lo gak sakit? Aman kan?" cerca Ken

Aldo memilih tidak menjawab, "Gak ada lagi?" tanya Aldo

"Lo paket jaket gak?" tanya Vito

Aldo menaikkan alisnya, Vito berdecak,"Kagak peka lo, Moza jelasin gue kagak enak jelasinnya," suruh Vito diangguki Moza

Moza menarik nafas panjang, "Jadi gini bebebnya Lauren, Lauren pasti bocor kan? Nah makanya lo harus nyiapin penutup untuk rok belakang Lauren. Karena apa? Karena Lauren pasti malu keluar kalau gitu, nutupin pake seragam gak akan cukup," jeda Moza sejenak, "Jadi ... lo harus punya jaket atau gak baju olahraga," lanjut Moza mantap

Aldo mengangguk, "Gue punya baju olahraga," kata Aldo kemudian berlari ke arah loker kelas

Moza tersenyum sambil mengangkat kedua tangannya dan menempelkannya di pipi kanannya, "Manis sekali,"

***

"Lama banget sih, aduhhh mana perut jadi sakit. Pantasan perut gue sakit tadi pagi," gumam Lauren

Love in Realita (REVISI SETELAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang