19 \ Pengeroyokan

182 72 9
                                    

Entah mengapa " menginginkanmu " masih terus kulakukan tanpa jeda
______________

"Laurenn, bentar doang ihh" Moza tengah kesal kepada Lauren yang tak mau meminjamkan buku catatan miliknya. Makanya rajin dong mencatat

"Gak bisa Moza, kalau guru itu tahu kalau catatan kita sama bagaimana? Bisa abis kita" Lauren tetap pada pendiriannya "Lagian kamu sih gak kerja dirumah" lanjut Lauren

"Pelit amat, awas kuburannya sempit" ancam Moza

"Apa hubungannya sama kuburan? Dasar sotoy" balas Lauren bingung

Moza mengerutkan dahi "Sotoy? Soto ayam" Lauren mengerutkan keningnya juga "noo, sotoy is sok tahu"

"sotoy is soto" balas Moza tak mau kalah , sementara Lauren makin bingung arah pembicaraannya dimana "Gak Moza, sotoy itu bahasa gaul artinya sok tahu" jelas Lauren

"Iya aku tahu, tapi sotoy itu kayak soto ayam"

Lauren memutar bola mata jengah melihat Moza "serah lah"

"Ini gimana dong? Catatan aku Ren" Moza kembali kepada topik pertama, sementara Lauren mulai menguap dan menidurkan kepalanya di atas meja. Suka suka lo lah Za..

"Punya teman pelitnya minta ampun, tadi malam ketiduran lagi, lupa ada catatan yang harus dikumpul" Moza bermonolog sendiri

Triinggg.....( bunyi lonceng )

Pasrah aja deh gue hikss...

***

"Pwittt cewek balik-balik dong siapa tahu bencong"  Segerombolan cewek yang tengah digoda oleh Dimas menatap tajam ke arah Dimas

Bukannya takut Dimas malah terkekeh pelan "Sans ae, jangan galak dong nanti cantiknya ilang" 

Teman - temannya yang melihat itu menggeleng miris "Tobat bro kita udah di akhir zaman, tobat"

"Bacot lo Vit" bertepatan dengan itu Moza dan Lauren datang dari arah pintu kantin, lima menit yang lalu memang sudah istirahat

"Jangan marah dong Za, itu juga salah kamu gak ngerjain tadi malam" yang dibujuk malah diam lebih tepatnya kesal

"Moza cantik nan imut jangan ngambek dong, mau aku traktir?" tanya Lauren membuat Moza tersenyum miring. Penawaran yang menarik

"Oke ya deal" kata moza sambil mengangkat tangan kanannya untuk berjabat tangan sebagai tanda persetujuan, Lauran membalas jabatan tangan Moza "Oke deal , ckckck giliran traktir langsung aja di embat"

Aldo dkk masih samar - samar mendengar pembicaraan Lauren dan Moza anggap aja dia nguping. Elleh elleh

"Dia ajak kita tawuran lagi" kata Anggara santai, pasalnya sudah berapa kali dia dikirim pesan dengan kata yang sama tapi Anggara tak mau teman- temannya terlibat permasalahan yang menyangkut polisi.Tapi kali ini beda

Suasana berubah darastis "Ngapain lagi tuh anak? Gue kira taruhan kita udah selesai" tanya Ken penuh emosi, Anggara hanya mengangkat bahunya acuh lalu melanjutkan game Free fire

Love in Realita (REVISI SETELAH TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang