No Voice-17

4.2K 450 77
                                    

Bantu cek typo atau kesalahan lain ya^^
.
.
.
.
.

"Tidak, tidak. Kau terlihat kurang cocok dengan gaun itu." David memutari Alanis yang saat ini sedang mencoba gaun berwarna biru pastel pemberian ibunya siang tadi.

"Bagian pinggang juga terlalu sempit, aku khawatir akan membuat perutmu tidak nyaman. Pesta perusahaan akan berlangsung cukup lama, dan aku rasa gaun ini tidak baik untuk wanita hamil sepertimu."

Apa maksudnya laki-laki itu mengkhawatirkan kandungannya?

Alanis mengulum senyum tipis mendapat perhatian kecil tanpa menyadari maksud lain yang tesirat.

"Aku akan meminta James untuk membawa gaun dari butik langganan istrinya yang saat ini juga sedang hamil. Tidak masalah, kan?" David meminta persetujuan pada Alanis yang buru-buru mengambil buku kecil dan menuliskan sesuatu di sana.

"Apa Mom tidak akan marah jika aku tidak menggunakan gaun yang ia pilihkan untukku?"

Melangkah mendekat David berucap, "Mom tidak akan marah, ia pasti mengerti akan keadaanmu."

Mau tak mau Alanis tersenyum. David benar, Kathrine pasti tidak akan marah, wanita itu layaknya ibu kandung untuknya. Penyayang dan baik.

"Aku akan menelefon James sebentar." Beritahu David lalu melangkah ke luar dari kamar mereka.

Padahal, gaun yang Kathrine pilihkan sangat cantik. Alanis tak menampik bahwa sekali lihat gaun ini seakan memperlihatkan kemewahan dan keanggunan disaat bersamaan. Namun sayang, sepertinya ukuran pinggangnya terlalu pas untuk dirinya yang sedang hamil .. bulan.
Memikirkan apa yang David ucapkan, ia merelakan gaun ini untuk disimpan dan mengikuti saran David menggunakan gaun lain.

.*.*.*.*

"Pilihkan apapun yang menurutmu bagus. Kau pernah bertemu Alanis beberapa kali jadi kau pasti bisa memperkirakan ukuran gaunnya."

David mendengarkan jawaban dari James di ponselnya sembari memperhatikan pintu kamar yang tertutup. Ia tidak ingin Alans tahu apa yang ia bicarakan dengan sekretarisnya.

"Tidak-tidak. Semua masih sama hanya perutnya saja yang sedikit membesar."

David mengangguk secara tak sadar saat menyetujui ucapan James di telefon. "Apapun. Selain warna gaun yang telah aku kirimkan fotonya padamu. Cari warna yang jauh berbeda."

Sambungan telefon terputus. David tak ingin kembali ke kamar dan memilih untuk duduk di ruang tengah. Ia harus bisa menyamarkan kehadiran Alanis dalam pesta perusahaan tanpa diketahui siapapun bahkan wanita hamil itu sendiri.

*.*.*.*.

Alanis menggantung kembali gaun cantik pemberian sang ibu mertua.
Selama ini gaya berpakaiannya selalu sederhana dan terkesan biasa. Ia memang memiliki beberapa gaun namun tidak sebagus dan semewah ini.

Sayang sekali, gaun secantik itu belum bisa ia pakai atau mungkin tak akan pernah bisa ia kenakan karena setelah melahirkan nanti ia dan David telah sepakat untuk berpisah.

Setidaknya, biarkan wanita dengan banyak kekurangan ini mengagumi gaun sempurna tanpa cacat di hadapannya. Sedikit berandai bagaimana sempurnanya wanita yang nanti akan menjadi istri David saat mengenakan gaun mahal ini.

Saat hari itu tiba, mungkin dirinya sedang berkutat dengan pekerjaan layaknya yang ia lakukan sebelum bertemu dengan keluarga Matthew.

*.*.*.*.

James datang saat jam makan malam. Sesuai pesanan David, laki-laki itu membawa beberapa gaun untuk dicoba oleh Alanis.

Saat dengan ramah Alanis menawarkan untuk makan malam bersama lewat tulisan tangannya, James dengan tidak enak hati menolak tawaran tersebut karena telah berjanji pada Kardha, istrinya untuk makan malam di rumah.

No Voice [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang