Kaki jenjang itu dengan tidak sabaran berjalan bolak-balik tanpa tujuan. Setiap sampai di langkah keempat, ia akan berbalik, memutar badannya dan berjalan empat langkah lagi lalu kemudian berbalik lagi.
Benar-benar membingungkan.
Tapi, memang itu yang sedang ia rasakan.
Bingung.
"Kenapa aku jadi seperti ini?"
Ia merasa tubuhnya sangat berbeda sekarang. Setelah kejadian tragis–yang entah kapan terjadi karena ia bahkan tidak tahu sekarang tanggal berapa–dirinya terbangun di kamar bernuansa hitam keemasan ini.
"Argh!"
Kesal. Hanya itu perasaan yang ia rasakan sekarang. Ia berkali-kali mencari jalan untuk keluar dari ruangan aneh ini, tapi tidak juga menemukannya. Sampai matanya terfokus pada satu garis tipis yang berada di antara hitamnya dinding di hadapannya.
Lelaki itu berdecih. "Pantas saja ruangan ini di cat hitam. Ternyata, pintunya adalah dinding geser?"
Helaan nafas berat terdengar, "Haah, kalau begitu bagaimana caranya aku keluar dari sini? Apa aku perlu menggeser manual dinding ini?"
Tentu saja ucapan itu mustahil ia lakukan. Dirinya masih waras untuk tidak melukai bagian tubuhnya ketika tidak di perlukan dalam kondisi darurat. Matanya memandang langit-langit ruangan tersebut, mencari celah namun tetap tidak dapat ia temukan.
Lelaki itu akhirnya menyerah. Mengacak rambutnya asal, ia kembali menuju tempat tidur berukuran besar disana dan duduk dengan lesu.
"Krist.. ku harap kau tidak menangis sekarang. Aku mencoba mencari jalan keluar, namun tidak juga aku temukan."
Iya, lelaki itu adalah Singto.
Singto masih dalam posisi duduk ketika dinding yang ia sudah tebak tadi benar-benar bergeser. Menampilkan makhluk jahat berparas menawan disana dengan senyuman sok manis.
"Halo, K'Sing!"
"Jangan menyebut namaku!" Sentak Singto kasar. "Jangan sekali-kali lagi kau menyebut namaku dengan mulut racunmu itu!"
"Oih, teganya kau padaku, K'Sing." Gulf seperti tidak peduli dengan peringatan Singto dan kini malah melenggang masuk ke dalam ruangan tersebut.
Singto rasanya ingin membunuh lelaki manis itu sekarang. Tangannya gatal untuk membenturkan kepala cantik itu ke dinding di dekatnya sampai darahnya mengucur deras.
Tapi, Singto tetaplah Singto. Walaupun emosinya membuncah, ia lebih memilih menahan dan menunggu lawannya mengeluarkan alasan yang cukup kuat kenapa mereka harus Singto bunuh.
"Apa yang kau lakukan disini, iblis?"
Gulf menyeringai. Dirinya masih memunggungi Singto, sehingga sudah pasti Singto tidak bisa melihat seringai setan miliknya.
Dengan perlahan, lelaki itu berbalik.
"Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu." Kedua bola mata cokelat milik Gulf seketika berubah warna, membuat Singto hampir saja memundurkan langkahnya sejengkal.
"B-bagaimana bi–" komentar lelaki itu terpotong saat tangan Gulf dengan anggun menyentuh salah satu sisi dinding disana, dan tiba-tiba saja di dinding itu tergambar kondisi salah satu ruangan bernuansa merah-hitam. "Kamar siapa ini?"
"K'Kirst." Jawab Gulf tenang. Layaknya sebuah kamera CCTV, hal yang tertayang di dinding tersebut adalah hal nyata yang sedang berlangsung di kamar Krist.
"Aku hanya bisa memberikan gambar keadaan Krist sekarang, tapi tidak dengan suaranya. Jadi, aku sendiri pun tidak tahu apa saja yang Krist ucapkan setiap saat. Namun, aku akan menebak jika ia memanggil namamu berkali-kali. Dari gerak bibirnya, aku bisa membaca itu."
![](https://img.wattpad.com/cover/225253981-288-k193632.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Safety Partners [GMMTV Actors AU] • [COMPLETED]
Fanfic"Find it, before somebody got killed." Setiap awal bulan di tahun ajaran pertama, Universitas GMM selalu mengadakan kegiatan untuk mahasiswa baru dan mahasiswa tingkat akhir. Visi mereka adalah untuk mengakrabkan diri antara junior baru dengan seni...