(11) Get up and step back

3K 242 14
                                    


~Mencintai lah dengan baik, maka yang kau dapatkan pun akan baik~
.
.
.
.
.
.
---------------------------------

Chapter 11

Hari demi hari berlalu dan Mew benar-benar kehilangan gairah hidupnya. Tidak ada kegiatan atau apapun yang menarik minatnya, termasuk juga mengisi perutnya sendiri.

Mew acuh dengan keadaannya dan memilih menyibukkan diri di apartemen. Rela bolos kuliah dan juga mengajukan cuti dalam pekerjaannya. Mew merasa jengkel dengan dirinya karena masih belum bisa menemukan Gulf. Sebenarnya Gulf yang terlalu handal dalam hal bersembunyi atau dia yang tidak pandai dalam mencari? Ah entahlah Mew tak mau berpikir banyak, belakangan ini dia benar-benar kekurangan tidur dan makan.

Sepasang kaki itu membawanya memasuki kamar Gulf, hal yang selalu dia lakukan sejak pria itu pergi. Rasanya menghabiskan waktu di kamar pria itu bisa sedikit mengobati perasaannya. Apakah semua ini hukuman buat nya? Sebuah ganjaran karena selama ini bermain-main dalam sebuah hubungan? Atau meremehkan kepercayaan orang lain? Yaampun Mew benar-benar merasa Tuhan telah memberinya sebuah karma. Ia berakhir jatuh cinta pada Gulf yang notabenenya adalah adik tirinya sendiri.
Apa dunia sedang mempermainkannya?

Mew mendudukkan diri di atas ranjang Gulf, menarik selimut berwarna biru kesayangan Gulf dan menyesapnya. Yahh.. meski hanya menghirup aroma Gulf saja dia sudah sedikit tenang. Terkadang dia merasa malu pada dirinya sendiri, kenapa ia jadi bertindak bodoh hanya karena Gulf. Ah, sudahlah biarlah waktu yang menjawab semua itu.

.

.

.

Kaownah memijat keningnya yang terasa nyeri--pusing memikirkan Art yang sejak tadi mengulah. Pria itu tak henti-hentinya mengajak Kaow untuk pindah ke apartemen Mew. Tentu saja Kaow menolak, bukan karena dia tidak mau, tapi karena sang pemilik tidak mengizinkan siapapun datang ke kediamannya.

"Kau bisa ubah rencanamu itu, Art? Mew tidak akan setuju."

"Tapi aku ini kekasihnya, Kaow. Mau sampai kapan dia menolakku?!" Lagi-lagi Kaow terpaksa menghembuskan napas kasar.

"Kau lupa kalau Mew hanya--"

"Tutup mulutmu! Mew mencintaiku dan sekarang aku adalah kekasihnya. Tidak ada yang boleh menyangkalnya."

Kaownah memalingkan wajahnya, bingung dengan cara seperti apa lagi menghadapi Art. Disatu sisi ia tak mau menyusahkan Mew yang sudah sekarat akal karena masalah Gulf, dan sekarang Art juga bertingkah.

Kaow tersentak kala merasa ranjang yang di dudukinya bergerak--menandakan ada yang duduk di dekatnya. Saat menoleh, ia mendapati posisi Art yang tengah menatapnya. Kaownah tak lagi bisa berkutik jika Art sudah membujuknya dengan lembut, seperti sekarang ini.

"Kaow.. kau mengerti perasaanku, kan? Kau temanku,kan? Kalau memang demikian, maka bantu aku naa.." tuturnya dengan nada lembut yang menggoda.

Kaow masih diam, bergelut dengan pikirannya sendiri--ragu untuk menurut atau tidak. Kenyataan memang tak sesuai dengan ucapan yang terlontar. Mereka mengatakan hubungan mereka adalah teman, tapi bisakah di artikan dalam makna "Friends with benefit?".

Ur Eyes Are My World [MewGulf Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang