(9) Flaring up

2.9K 255 32
                                    


MewGulf Fanfiction
My dream, you
And Our
Love
.
.
.
.
.
.
-------------------------------------------

Three days later

Suasana hati Gulf saat ini makin mendung, ia mengurung diri di asrama Mild tanpa berniat untuk melakukan kewajiban nya. Dia tidak tertarik pada apapun meski Mild sudah berusaha untuk membujuknya. Bahkan Gulf acap kali melupakan jadwal makannya. Gulf seakan melupakan dunia sekitarnya dan membuat Mild selaku orang terdekatnya diserang kekhawatiran.

"Kau harus makan, Gulf."

ini adalah kesekian kalinya Mild mencoba menyuruh Gulf untuk makan dan hanya ditanggapi kebungkaman oleh pria itu. Gulf tidak tertarik dengan tawaran Mild dan lebih memilih untuk memandangi keadaan di luar jendela.

Langit yang seakan mewakili perasaan nya dengan memperlihatkan kesedihan kepada manusia. Sang mega yang tadinya putih bak kapas yang lembut, kini berubah menjadi gelap kelabu dan membuat banyak orang khawatir.

Langit seolah mengganti kan posisi Gulf  dan lebih dulu memuntahkan air matanya. Langit menangis, sama seperti Gulf yang kini menggigit bibirnya guna menahan air mata yang sejak tadi memaksa untuk keluar.

Mild hampir merasa putus asa tak mampu berbuat apa-apa. Jika ia tahu keadaan akan jadi seperti itu, Mild tidak akan memberikan ide kepada Gulf. Saat itu Gulf kembali dengan wajah yang berantakan. Mild tadinya ingin menggoda pria itu, namun melihat mata Gulf yang sembab membuat nya mengurungkan niatnya. Setelah mendengar cerita Gulf, Mild menyalahkan dirinya. Jika waktu bisa kembali diulang, maka Mild akan memilih untuk menahan sang sahabat di asrama nya saja dan tidak perlu menemui Mew.

Sungguh ironis sekali sahabatnya ini. Mana Mild tahu jika ternyata Mew tidak pernah serius mendekati Gulf. Tatapan mata Mew yang selalu intens pada Gulf membuatnya seketika melupakan fakta bahwa tak semua orang bisa dipercaya di era globalisasi ini. Mild mendecak gusar, ia bahkan tidak bisa untuk sekedar menghibur Gulf saja. Sahabat macam apa dia sampai membiarkan semua ini terjadi. Dia tak memungkiri bahwa kenyataan pahit ini harus Gulf terima akibat saran darinya. Dan Mild terus saja mengandai-andai berharap semua yang terjadi hanyalah ilusi semata.

"Aku tahu rasanya tidak enak, tapi kau jangan menyiksa diri hanya karena dia."
Gulf melirik Mild dari ujung matanya, masih diam sambil menopang dagu diatas lututnya.

"Kau tidak mengerti."

"Ck, lalu kau mau seperti ini sampai kapan?"

"......"

"Ku katakan padamu ya! Meski kau mati sekalipun, semua yang terjadi akan tetap terjadi. Kenyataan nya tidak akan berubah meski kau membusuk sekalipun!" Ucap Mild dengan intonasi yang meninggi. Anggap saja itu adalah cara nya demi membuka mata Gulf.

Mild meletakan nampan yang ia bawa di atas meja dan duduk di sebelah teman karibnya itu. Ia gerakkan tangan nya untuk mengusap pundak Gulf.

"Gulf yang ku kenal itu bukan yang seperti ini. Aku tidak pernah tahu hanya karena pria semacam Phi Mew, kau malah menyiksa dirimu sendiri.. Ingat Gulf, masih ada banyak orang baik diluar sana yang mau mencintai mu.. jadi berhentilah galau tidak jelas.."

"Rasanya sakit, Mild.." ujar Gulf lirih.

"Sejauh yang aku tahu, kau adalah orang yang kuat Gulf.. aku yakin rasa sakit mu ini tidak akan membuat mu terpuruk.." balas Mild.

Tatapan penuh keyakinan diberikan Mild pada Gulf, membuat pria itu merasa lebih baik. Setelah berpikir selama beberapa menit, akhirnya tangan Gulf bergerak untuk mengambil sepiring makanan di atas meja dan memulai suapan pertama nya.

Ur Eyes Are My World [MewGulf Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang