PART 2

1.5K 115 1
                                    


ACHA

"Zi, please. Gue bayar 3 kali lipat deh ya."

Gue membaca sekilas kertas yang baru saja Jullian berikan, "Gak bisa."jawab gue sambil menyerahkan kembali kertas tersebut.

Jullian meraih tangan gue, "4 kali lipat deh."tawarnya kembali

"Eh—eh—tangannya."seru Oliv sambil menepis tangan Jullian

"Lo jangan ikut campur deh, ini masalah hidup dan mati gue."omel Jullian

"Lah, lo tuh ya udah males, bego, pake nambah pelupa lagi. Gak usah diborong kali."ledek Levi yang membuat Oliv langsung tertawa

Jullian memalingkan wajahnya dan kembali menatap gue penuh harap.

Gue terdiam lama, "10 kali lipat."ucap gue akhirnya

Jullian terdiam mendengar ucapan gue.

Gue tersenyum kecil.

"Oke."jawabnya kemudian yang sontak membuat mata Oliv dan Levi terbelak tak percaya

Jullian mengeluarkan ponselnya dan berkutat sejenak sebelum akhirnya mengangkat wajahnya menatap gue, "Udah gue transfer DPnya."ucapnya

Gue mengeluarkan ponsel gue dan membuka aplikasi m-banking, mengecek mutasI rekening dan mengangguk pelan setelah memastikan ucapan Jullian barusan, "Oke. Tugasnya dikumpulin jam ke-3 kan? Jam 10 gue tunggu sini."

Jullian mengangguk cepat dan tersenyum lebar, "Thanks, Zi."

"Oke."jawab gue

Oliv dan Levi masih menatap Jullian yang berjalan menjauh, "Gila. Gila."ujar mereka hampir bersamaan

Levi menoleh ke arah gue yang sedang membakar rokok kedua, "Gila, jackpot nih."ledeknya

Gue hanya tersenyum singkat.

"Lo tau dia bakalan setuju saat lo minta 10 kali lipat?"tanya Oliv penasaran

Gue terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk.

"Kok bisa? Padahal gak masuk akal loh."

Gue berdehem pelan, "Lo tau kenapa drugs itu bahaya?"tanya gue sedikit berbisik

"Ngerusak kesehatan?"

Gue menggeleng, "karena dia bikin lo ketagihan sampai-sampai lo bisa ngelakuin hal yang gak masuk akal sebelumnya."bisik gue tajam

Oliv dan Levi saling berpandangan.

"Zi, omongan lo kok bikin gue merinding sih."ucap Oliv

Gue tertawa melihat tampang keduanya yang seperti orang bodoh, "Udah yuk balik ke sekolah."ujar gue sambil menginjak puntung rokok

"Loh kirain kita mau cabut?"tanya Oliv bingung

"Bowling aja yuk."timpal Levi

Gue menggeleng, "Yaudah sana lo berdua aja. Gue balik ke sekolah."ujar gue sambil berjalan meninggalkan warung kecil yang berada tak jauh dari gedung sekolah

"Ih najis. Udah kek homo dong gue nanti."ujar Levi sambil bergidik geli dan berlari menyusul gue.

"Kalau gue homo, gue juga milih-milih kali."timpal Oliv.

Gue hanya tertawa mendengar ucapan keduanya.

ʘʘʘ

"Kak Zia."panggil seseorang saat gue baru saja kembali dari toilet menuju kelas

UNFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang