9. Altero

158 17 6
                                    

"Turun!" Wulan yang merasa perintah tersebut untuk dirinya pun langsung turun dari motor besar Devan.

"Siapa yang ngide bawa pentulan korek kaya mereka si?" Dumel Devan kepada semua kumpulan perempuan yang ada disana.

Setelah sambungan Telpon Yessi terputus saat itu juga Aska pulang kerumahnya untuk mengganti motor, dan menelpon Calvin agar mengambil motornya dirumah Aska, dan meminta Calvin untuk menjaga anak-anak Bargal selagi ia pergi.

Aska tidak Habis Pikir, bukannya Calvin yang datang tapi kumpulan ibu-ibu arisan pun ikut kerumah Aska siapa lagi kalo bukan Fiona dan Kawan-kawan, Aska juga lupa, bahwa mereka sedang berkumpul untuk ngopi seperti yang dijanjikan Bian kemarin malam, Aska melarang dan Menolak? Oh tentu saja, Namun itu nihil mereka terus duduk didepan gerbang rumah Aska dan akan pergi jika Merka juga ikut diajak pergi, Alasannya adalah, betapa teganya Aska berlibur tidak mengajak Bargal, dan jangan lupakan ibu-ibu arisan itu nampak merengek ingin ikut dengan alasan Yessi juga teman mereka.

Dan disitu Aska hanya bisa menghembuskan nafasnya panjang.

"Ini bener rumahnya Yessi?" Tanya Fiona yang masih duduk di kursi pengemudi mobil miliknya.

"Yessi si kasih alamatnya bener yang ini," Ujar Gilda yang duduk di jok belakang motor Calvin.

"Ribet banget sih! coba cek aja dulu siapa tau bener kan," Jey memutar bola matanya malas."

"Jeysi cantik gue suka saat otak lo jalan," Sahut Calvin lalu turun dari motornya dan berjalan memasuki halaman rumah.

"Otak gue jalan terus kagak pernah macet," Cibir Jey.

Calvin mengetuk pintu rumah yang lumayan berukuran cukup besar tak lama kemudian munculah wanita yang sedikit paruh baya dengan pakaian rumah tapi tetap cantik dan mempesona-- Ana Zanelin bunda Yessi.

"Yaampun liat siapa yang dateng?!!! kalian kenapa ga bilang kalo mau bertamu? aaduuh bunda jadi syok liat kalian rame-rame kesini," Heboh Ana sambil membuka pintu rumahnya lebar-lebar.

Bargal dan yang lainnya langsung masuk tidak lupa menyalimi punggung tangan bunda Ana yang sudah dianggap bunda sendiri oleh geng Bargal.

"Sok atuh calik jangan berdiri mulu atu ah nanti kakinya pegel yah cangkeul," Ucapnya dengan legot Sunda, Setelah mengucapkan hal tersebut Ana Izin kebelakang dan yang lainnya tertawa melihat Ana yang masih sama seperti dulu jangan heran sifat Yessi tidak jauh beda dengan sang bunda.

"BUNDAAA KENAPA BUNDA MASIH CANTIK MULU SIH?" Teriak Calvin yang tidak tahu situasi dan kondisi.

"IYALAH HARUS ITUMAH GA BOLEH TIDAK," Balas Ana tak kalah berteriak.

Untuk beberapa saat Fiona dan teman perempuan lainnya yang notabenenya baru pertama kali berkunjung ke kediaman Yessi di Bandung masih sibuk melirik setiap dekor rumah yang tidak terlalu mewah tapi terlihat sangat nyaman, Bisa mereka simpulkan Yessi anak semata wayang, terlihat dari foto-foto keluarga yang terpajang di dinding maupun lemari kaca, foto tersebut memperlihatkan keluarga bahagia.

"Wiiihhh Yessi anak bapak tentara?" Pandangan Hera berhenti di salah satu foto laki-laki yang berseragam lengkap tentara.

"Jangan deso gue aja anak pengusaha kagak sombong, " Calvin menatap sinis Hera. sepertinya Calvin engga mau banget liat Hera bahagia.

"Gue Aja anak direktur Sekolah NH kagak pamer," Ini lagi Fiona ikut-ikutan Kayak si Korun.

"Gue Aja anak Sultan kagak bilang-bilang," Hera terkekeh.

"Hidup modal uang orang tua? Apa yang dibikin bangga? " deg.

"Ingin kuu berkata kasar!!!!" Geram Calvin. sedangkan yang lainnya hanya menertawakan

ASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang